Chapter Two

13.6K 482 3
                                    

~• Happy Reading•~

Kring !!! akhirnya bel istirahat berbunyi juga. Semua siswa langsung serentak berhamburan dari kelas mereka. Mengapa? Jelas karena mereka dapat terbebas dari pelajaran yang super membosankan bagaikan neraka terkutuk itu untuk sementara waktu.

Victoria, Evelyn dan Rachel tak luput dari hal itu. Mereka akhirnya bisa terbebas dari Ms. Becca sang guru sejarah yang galaknya bukan main bahkan kadang melebihi guru BK. Sadis, memang.

Saat mereka melewati lorong sekolah semua mata langsung tertuju kepada mereka. Mereka memang menjadi incaran kaum adam di SMA Horace. Ada yang menatap sinis tapi ada juga yang menatap kagum. Bahkan karena iri ada yang sengaja membuat grup haters khusus mereka. Tetapi Victoria, Evelyn dan Rachel hanya menanggapi biasa hal tersebut. Mereka tidak mau ambil pusing. Setiap sesuatu yang dianggap menarik belum tentu menarik di mata semua orang, bukan?

Beda halnya dengan Bryson, ia lebih memilih berdiam diri di kelas dengan earphone yang melekat di telinganya dan tak lupa buku klasik favoritnya. Sebenarnya sejak tadi ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. Sesuatu yang bisa dikatakan dapat membuat semua orang tertawa apabila mendengarkannya terlebih di jaman sekarang ini.

Ia masih terngiang - ngiang akan perkataan kedua orang tuanya semalam yang menurutnya sangatlah tidak masuk akal. Dan ia tidak pernah berpikir bahwa itu akan terjadi pada dirinya.

Flashback

Malam itu ia dan kedua orang tuanya makan malam bersama. Seperti biasa ayahnya menanyakan tentang kabar sekolahnya yang dijawabnya baik - baik saja.

"Bryson, ada hal penting yang Dad dan Mom ingin sampaikan kepadamu." ujar ayahnya dengan wajah serius.

Bryson menghentikan sejenak aktivitas makannya dan menatap ayahnya "Hal penting apa?" Tanyanya.

"Tetapi kami harap kamu dapat mengerti atas keputusan ini karena ini juga demi kebaikanmu kedepannya." ujar ayahnya dengan tegas.

Bryson semakin penasaran dibuatnya lalu ia menatap sekilas ibunya yang juga menatapnya dengan wajah cemas, "Hal penting apa itu? Bicarakan saja padaku."

"Jadi kami berencana untuk menjodohkan kamu dengan -- " ucapan ayahnya terpotong karena Bryson sudah duluan menyelanya "Apa maksud Daddy?!"

Mommynya mencoba menenangkannya "Sabar son, dengarkan dulu Daddy selesai bicara." ujar mommynya dengan sangat lembut.

Kemudian ayahnya kembali menjelaskan dengan lebih tegas "Jadi, kami berencana untuk menjodohkan kamu dengan putri dari sahabat daddy." ujarnya seraya menatap Bryson.

Ekspresi wajah Bryson berubah menjadi sangat datar rasanya sulit untuk dijelaskan. Dirinya benar-benar belum bisa mencerna dengan baik apa yang dikatakan ayahnya barusan.

"Bryson?" Panggil mommynya.

"Apa maksud dari semua itu Dad, Mom? Darimana kalian dapat mengambil keputusan konyol seperti itu? Untuk apa kalian menjodohkan ku seperti itu? Aku bisa mencari pasanganku sendiri. Dan satu lagi, sampai kapanpun aku tidak akan pernah setuju dengan perjodohan bodoh itu!" Ucap Bryson dengan penuh emosi lantaran keegoisan orang tuanya yang memutuskan itu secara sepihak.

Lalu ia segera beranjak dari meja makan dan meninggalkan kedua orang tuanya yang masih terkejut akan jawabannya itu. Ia tahu bahwa ia sudah keterlaluan tetapi ia juga tidak bisa menerima keputusan orang tuanya tersebut.

Di kamar Bryson merebahkan dirinya di atas tempat tidurnya. Pikirannya benar benar kosong. Ini bagaikan malapetaka bagi dirinya. Ia tak menyangka dan habis pikir terhadap Daddy dan Mommynya yang berniat menjodohkannya dengan perempuan yang bahkan ia sendiri tak mengenalnya sama sekali apalagi mencintainya.

Tiba tiba pintu kamarnya diketuk dan terlihat Mommynya masuk. Lalu duduk di pinggir ranjang tepat disebelahnya.

"Aku tetap menolaknya Mom." ujar Bryson seperti tahu tujuan kedatangan mommynya.

Mommynya hanya tersenyum lalu membelai lembut rambut cokelat keemasan milik Bryson "Iya, Mommy tahu kamu sudah pasti menolaknya. Tetapi mau bagaimanapun juga itu sudah merupakan amanat dari mendiang kakekmu yang tidak bisa dibatalkan begitu saja. Mommy tahu mungkin ini terdengar sangat egois bagimu. Mommy tahu ini sangat menyiksa dirimu. Tapi ketahuilah bahwa kakek, Dad dan Mommy tidak mungkin memilihkan jodoh yang sembarang untukmu. Dia memang perempuan yang baik hati dan sangat cantik. Mommy yakin lambat laun kamu pasti akan jatuh cinta dengannya." ujar mommynya dengan penuh keibuan terhadap putra semata wayangnya itu.

Setelah mengatakan itu mommynya pergi dan selanjutnya Bryson hanya mampu memandang kosong langit langit kamarnya.

Jujur sampai saat ini ia masih mengingat perkataan panjang mommynya semalam.

Bagaimana bisa aku mencintai perempuan yang bahkan aku tidak mengenalnya sama sekali? Dan mengapa mommy yakin bahwa aku akan jatuh cinta dengannya? batin Bryson.

Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya. Apakah ia harus menerima perjodohan sialan itu? Atau tetap menolaknya yang pasti akan mengecewakan kedua orang tuanya? Entahlah, ia benar benar pusing memikirkan hal itu. 


Thank you! 😘😘
Please vote and commentnya yaa! 🤗🤗

Married with Mr. ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang