04 | SUAMIKU DOKTER GANTENG

50.3K 3K 139
                                    

Hoho, aku datang.
Maaf karena terlalu lama gantungin kalian semua ya. Cerita ini akan sampai tamat kok, tenang aja. Bakal jadi novel kalau di wp sudah tamat. Jadi masih ada banyak waktu untuk memeluk bang Renal.

Xoxo, Happy Reading 😘😘😘

++++++++++++++++++++++++

Renal masih anteng duduk di atas sofa ruang tamu sambil memegang koran yang baru datang tadi pagi. Karena hari ini adalah hari libur, Renal memilih bersantai daripada harus jalan-jalan keluar. Apalagi jika harus datang ke rumah Arham dan Fasha. Bisa-bisa dia dengan sengaja dijadikan baby sitter untuk Kenan karena tahu sendiri, bayi satu itu memang selalu menempel padanya.

Iya sih, dia memang ganteng dan menawan. Tapi tidak harus di manfaatkan juga kali. Kadang Arham itu juga suka tega sekali padanya. Demi bisa bermesraan dengan Fasha, Renal haruslah dikorbankan menjadi pengasuh si kecil yang memang nempel sekali dengan Renal. Yang perlu dipertanyakan adalah, Kenan itu sebenarnya anak siapa? Kok nempel sekali dengannya. Kalau sudah dengan Renal, pasti tidak mau dengan yang lain.

Beberapa kali Renal menguap karena menahan kantuk. Untuk beberapa hari ini dirinya dalam mode lembur. Untung rumah sudah rapi dan bersih karena ada Elka yang sekarang sibuk membersihkan rumahnya. Ya, setidaknya Renal tidak perlu repot-repot membersihkan rumah jika hari libur. Walaupun gajinya harus terpotong karena membayar ART di rumahnya.

Sebuah cangkir teh sudah tersedia di atas meja, dengan uap yang masih mengepul. Membuat Renal melepas kacamata minus yang ia pakai dan beralih pada Elka yang berdiri dengan sedikit senyuman manis. Walau rasanya setiap hari Elka selalu tersenyum walau hanya sebentar, Renal membalas dengan kedipan mata saja. Mungkin senyum haram bagi seorang Renal. Jika bukan pada orang-orang yang dia mau dan dia kehendaki.

"Makasih," ucap Renal singkat yang langsung sibuk dengan acara membaca korannya. Duh, gimana mau dapat jodoh kalau bentuknya begini? Setiap ada perempuan mesti dianggurin. Setiap ada yang dekat, cuma dianggap angin lalu. Katanya sudah lelah sendiri, tapi masih mementingkan dirinya sendiri.

"Pak Bos coba deh senyum dikit aja. Gimana mau dapat jodoh cepet kalau bawaannya cemberut terus." Ucap Elka yang kini duduk disamping Renal. Ada ya pembantu yang seperti ini. Sok dekat-dekat dengan majikan. Sok akrab dan sok memberi nasehat. Untung Renal bukan Arham yang anti banget dengan perempuan yang nempel-nempel begini.

Renal menaruh koran yang ada di tangannya dan beralih pada Elka yang sibuk duduk sambil memegang nampan yang tadi sengaja ia bawa untuk mengantar minum. Sekarang pandangan mereka kembali menyatu, membuat detak jantung Elka semakin berdisko ria. Bisa-bisa dia terkena serangan jantung dini jika begini terus ceritanya. Elka memegang dadanya lalu mengalihkan pandangan matanya dari Renal yang masih santai saja dengan posisinya.

"Duh, Pak Bos bikin jantung saya nggak sehat. Harusnya Pak Bos bilang-bilang kalau mau tatap-tatapan begitu," ucap Elka sedikit menarik napas lalu buang napas dengan pelan.

Renal sedikit menyunggingkan senyumannya. Perempuan satu ini memang lucu menurutnya. Renal rasa perempuan macam ini langka, seperti Fasha-nya Arham yang memang lemot akut. Tapi Elka itu bukan tipe orang yang punya kelemotan dan kedodolan yang mirip Fasha. Dia tidak separah itu ya. Hanya saja Elka itu orangnya memang sedikit ceplas-ceplos. Memang mirip sifat Renal banget.

Renal mengarahkan punggung tangannya untuk mengelus kepala Elka pelan. Membuat Elka mau tidak mau membalikkan badannya ke arah Renal pelan. Dan senyuman itu mulai nampak walau hanya tipis, tapi Elka merasa tenang karena senyum itu terbit begitu saja karenanya mungkin. Tapi dia tetap tidak mau merasa baper kendati memang dirinya sudah masuk ke dalam pesona Renal yang benar-benar membutakan mata dan pikiran. Apa deh!

SUAMIKU DOKTER GANTENG (DOCTOR'S MATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang