secangkir kopi dan sepucuk surat

15 4 0
                                    

ditengah riungnya suara kendaraan lalu lalang, banyak cahaya terlihat seperti bintang, alunan suara syadu untuk sebuah penghantar kopi, hitam tidak terlihat dan rasa manis untuk sebuah perjalanan.

sebuah coretan yang membuat hati gundah, entah apakah itu pujangga cinta atau pembunuh risau hati, ingin mengintip sedikit demi sedikit tapi tertutup oleh keraguan.

perlahan suara sobekan kertas dengan perlahan, saat inilah bahwa kopiku dan surat tidak akan bersatu.

sifatku berubah menjadi kejam dan marah, aku tidak suka melihat mereka yg minum kopi dengan tertawa tanpa melihat rasa dalam jiwa, kopi yang enak di minum dengan seruputan detak suara mengecap, rasa manis yang digabung dalam balutan hitam menjadi hambar.

ketika kesukaan ku menjadi kebencianku, ketika canda tawa menjadi iri dan benci, ketika suka dan duka ku menjadi musuh dalam jiwa.

lautan cahaya dalam gelap yang indah menjadi lautan api di mata hati, geram mendengar senandung kendaraan, gelisah menutup malam

ku buka kembali sepucuk surat itu
lirih suara hati mengatakan tidak untuk membuka kembali

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

hitung karakter dalam dirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang