TWO

57 19 6
                                    

  Yui menoleh kearah Kanemoto dengan tatapan meremehkan, Yui pun mendecakkan lidahnya.
                                 
  "Rahasia keluarga? Cih, memangnya kau siapa huh..??"

  Kanemoto mendekatkan mukanya kearah telinga Yui, ia pun membisikan sesuatu. Alhasil, Yui terkejut mendengar perkataan Kanemoto.
                                  
  Yui pun mengeluarkan pisau lipat yang ada dikantungnya lalu menebas muka Kanemoto, namun, bukannya kesatikan tetapi Kanemoto malah menyeringai sambil mengelap darahnya.

"Well, ternyata, informasi yang aku dapatkan dari orang yang kupercaya tidak salah ya"

  Kanemoto menarik tangan Yui, ia membuang pisau yang berada ditangan Yui. Kanemoto pun memeluk Yui sambil mengusap-usap kepalanya dengan lembut, hal itu membuat Yui terkejut.

  "Gomen ne¹, itu membuatmu mengingat memori yang buruk kan?"

***

  Yui berlari dengan kencang menuju aula utama, dimana acara pembukaan diadakan. Nafas Yui terengah-engah, ia tidak pernah sepanik ini.

  Sesampainya di aula, Yui duduk dikerumunan anak-anak penjahat yang sudah siap mendengar arahan dari kepala sekolah.

Yui mengatur nafasnya, ia pun kembali ke sikap biasanya. Yui pun mengingat kejadian sebelumnya, mengapa ia bisa berakhir seperti ini?

  Yui terdiam dalam pelukan Kanemoto. Hangat, itu lah yang Yui rasakan, seumur hidupnya ia tidak pernah merasakan kehangatan seperti ini.

  Tak lama kemudian, Yui pun menyadari apa yang sedang terjadi. Ia berada didalam pelukan Kanemoto, muka Yui pun sempat memerah sebentar.

  Yui mendorong Kanemoto, lalu menendang kepala Kanemoto. Yui pun pergi meninggalkan Kanemoto yang terkulai lemas dilantai.

"Cih, salah sendiri peluk-peluk orang, dasar stalker"

  Yui berjalan dengan santai awalnya, setelah ia menyadari bahwa dirinya sudah jauh dari Kanemoto, Yui pun berlari dengan panik.

"ARGHHH SIALAN!"

  Yui menutupi mukanya, rasanya sangat memalukan jika mengingat kejadian yang ia alami tadi, begitu pikir Yui.

  "Sumpah, masa bodo"

  Kepala sekolah pun berjalan memasuki aula utama, dapat terdengar sorak sorai dari murid-murid yang lain. Akan tetapi, Yui melihat kearah kepala sekolah lalu memutar kedua bola matanya malas.

  "Akaike Yui?"

  Yui merasa seseorang memanggil namanya, namun Yui masa bodo dan tetap memperhatikan kedepan.

   Lelaki bersurai pirang yang memanggil Yui, pun menyentuh pundak Yui. Yui pun menoleh kearah laki-laki bersurai pirang itu.

  "Tadi aku memanggilmu, kau Akaike Yui, kan?"

ANTAGONIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang