Part 1

6 1 0
                                    

Di dalam ruangan ini aku habiskan waktu kecilku hingga remaja. Dengan rak buku besar yang berdebu nan usang dan laptop yang berisi materi pembelajaran dan tempat tidur dengan berbagai boneka. Hanya itu untuk keluar dari ruangan ini aku tak bisa. Aku bisa memandang dunia luar dari balik gorden dan kaca besar di depan tidurku. Orang tua ku  tak tau bagaimana perasaanku terkurung dalam kamar bertahun-tahun. Aku bosan harus melakukan aktifitas yang sama setiap harinya dan harus terawasi 24 jam oleh cctv. Aku tak boleh keluar dari kamar ini  dan hanya orang-orang kepercayaan yang dapat masuk ke ruangan ini. Seperti ibu dina pembantu rumahku ia yang biasanya membersihkan kamarku saat aku sedang mandi di kamar mandi dan membawakan makanan untuk 1 hari dengan berbagai macam makanan bergizi. Ia juga yang selalu merawatku saat aku sakit.  Ibu diska ia adalah dokter yang selalu mengecek kesehatanku selama 1 bulan sekali. Selain itu ada lagi yaitu ia bu kinka ia adalah guru home schooling ku mulai ku kecil hingga umurku 9 tahun. Ia yang selalu memberiku motivasi untuk hidup dan ia juga yang memberiku sebuah pengertian kenapa orangtuaku melakukan ini kepada ku. Menurutnya, orang tuaku sayang kepadaku dan mereka tak ingin aku berada diluar sana yang keras. Saat bersamanya aku merasakan kehadiran almarhum ibuku. Ia yang mengenalkanku mengenai dunia luar dan memberikanku sebuah kado saat ulang tahun yang lucu, namun karena kedekatanya denganku terlalu dekat ia dipecat dan digantikan oleh sebuah laptop yang membuatku bosan. Terkadang aku bertanya ke bu dina,

" bu, apakah ayah sudah pulang ? Dimanakah ayah sekarang? Bagaimana dengan wanita jahat  yang menggantikan ibuku? Apakah ayah bahagia dengannya, sehingga melupakan aku". Namun bu Dina hanya diam tak menjawab.

Terkadang aku pun bertanya pada bu diska,

"apakah aku mempunyai gangguan jiwa? Apakah psikis/ mental ku ada yang salah hingga ku dikurung dikamar ini?".

Lagi-lagi tak ada jawaban dari mereka. Saat hujan turun aku kesal dengan kehidupanku dan akhirnya ku menangis sekencang- kencangnya. Setelah aku lelah menangis aku akan tertidur dan terbangun pagi hari dengan wajah suram, mata sembab dan mengenaskan.


















IRASAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang