Part 18 - Hancur Berkeping

51.1K 2K 12
                                    

Renata Pov

"sms ini benar, davin ada di jakarta... dia menipuku... dia selingkuh...." aku menangis histeris.

hati dan perasaanku sangat terluka mengetahui davin telah menipu dan mengkhianati pernikahan ini.

aku gak menyangka semua perkataan dan janji2nya itu hanya kepalsuan dan tipu daya.

"kenapa dav? kenapa kamu kembali menyakiti hati aku? salah aku apa? apa karena aku gak bisa jaga anak kamu sehingga kamu membalas aku seperti ini?"

"sakit.... mengetahui kamu menipu aku, pantasan gak pernah ada komunikasi diantara kita, ternyata kamu sudah dijakarta, apa kamu tinggal bersama wanita itu?"

"tega kamu dav, baru kemarin kamu bilang mencintai aku, tapi sekarang kamu berpaling dengan wanita lain, apa memang kamu gak pernah mencintai aku?" kataku berurai air mata.

pertahanan diriku langsung goyah setelah mengetahui davin tega mengkhianati pernikahan kami.

aku lemas dan syok berat. aku hanya bisa menatap kosong foto pernikahan kami, dan dengan gontai aku melangkah menuju foto itu. aku mencopotnya dari dinding dan aku menghempaskannya ke lantai.

brakkkkk

"hancur sudah berkeping2 dav pernikahan ini, seperti hati aku yang hancur" kataku dalam hati dengan pilu.

aku menatap nanar kepingan figura yang aku hempaskan tadi. aku mendengar pintu kamar digedor2 mommy, tapi aku gak peduli dan hanya bisa menangis pilu.

"bunda pengen nyusul kamu saja nak, bunda lelah sama perlakuan ayah kamu" kataku masih dengan berlinang air mata.

kapan aku bisa bahagia? kenapa banyak sekali cobaan di hidup ini. anak aku meninggal, suamiku selingkuh. aku sangat lelah dan ini sangat memuakkan. aku gak sanggup menahan ini semua.

aku mengambil pecahan kaca figura dan menuju kamar mandi, aku hidupkan air di bathup dan dengan perasaan kalut aku mulai mengiris pergelangan tanganku. kesedihan dan kekecewaan membuatku lupa segalanya dan melakukan dosa besar yang tidak akan pernah dimaafkan oleh allah.

aku hanya berharap semua ini bisa berakhir, tak lama setelah aku mengiris tanganku, penglihatanku mulai kelam dan aku mulai gak sadarkan diri.

davin pov

kepergianku ke bali untuk menyelesaikan rencana pembangunan hotel baru tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya 5 hari dari jadwal semula. aku sengaja tidak memberi kabar ataupun menghubungi renata, aku mau secepatnya menyelesaikan rapat itu sehingga aku bisa kembali pulang ke jakarta.

aku tau dia mungkin marah karena aku jarang atau bisa dibilang gak pernah menghubunginya. aku sengaja melakukan itu karena aku ingin memberikan dia kejutan.

ya, aku berencana memberinya kejutan sebuah resepsi pernikahan mewah yang tidak pernah dia dapatkan semenjak menikahiku pas dihari ulang tahunnya 1 minggu lagi.

setelah menyelesaikan semua rapat dan semua pekerjaan, dihari ke enam aku sengaja pulang ke jakarta tanpa memberitahunya dan aku selama dijakarta tinggal di apartemen. aku pulang cepat untuk mempersiapkan resepsi tersebut. dari mulai memesan gaun pengantin, catering, gedung dll.

setelah dirasa semua persiapan selesai dan cukup. aku berencana pulang hari ini. aku akan menberi kejutan kepulanganku hari ini.

setelah tiba di rumah, aku mendengar suara mommy mengedor2 kamar kami. dengan cepat aku berlari ke atas.

"renata... renata kamu kenapa nak, kenapa menangis? ayo buka pintunya ngobrol dengan mommy dulu" bujuk mommy supaya renata membuka pintu.

"ada apa mom, renata kenapa?" tanyaku panik.

"mommy gak tau, tadi pas di bawah mommy mendengar bunyi barang jatuh dan mommy mendengar tangisan renata"

aku panik, kenapa renata bisa histeris? apa karena aku gak menghubunginya. dengan cepat aku mendobrak pintu itu dan setelah berusaha keras akhirnya aku dan mommy bisa masuk dan dengan cepat aku mencari renata.

aku melihat pecahan foto pernikahan kami, tapi renata gak ada, lalu aku menuju kamar mandi dan aku langsung panik dan kaget melihat pemandangan. renata bermandikan genangn darah di bathup. dengan sigap aku mengangkatnya dan membawanya ke rumah sakit.

"ya allah renata, kenapa kamu melakukan ini lagi?" teriak mommy setelah melihat keadaan renata.

aku kemudikan mobil dengan kecepatan tinggi.

"kamu kenapa sayang? kenapa menyakiti diri lagi? kenapa berbuat bodoh lagi" kataku dengan cemas.

aku menggendongnya dan berlari memasuki rumah sakit. aku melihat dengan panik ke ruangan UGD.

"tolong istri saya dok" kataku memohon.

aku melihat dokter itu mengangguk dan berkata sesuatu. aku yang panik tidak terlalu  mendengarkannya. tak lama dokter itu masuk.

"maafkan aku sayang, maaf aku gak pernah menghubungi kamu" kataku dalam hati dengan menyesal.

aku berjalan mondar mandir, aku teringat saat navita dilahirkan, aku takut renata menyusul anak kami.

"gak boleh!!! renata harus selamat!!!"

setelah menunggu 1 jam dokter akhirnya keluar dan aku dengan panik dan cemas berlari menghampirinya.

"bagaimana istri saya dok, apa bisa diselamatkan" tanyaku

"alhamdullilah bisa pak, untung ibu cepat ditemukan dan dibawa ke rumah sakit secepatnya"

"ibu kehilangan darah banyak, tapi sudah kami kasih tranfusi darah"

"tolong bapak jaga dan jangan biarkan ibu kembali stress dan melakukan perbuatan bodoh lagi, karena akan sangat membahayakan bagi bayi nya"

"bayi??? istri saya hamil dok?" tanyaku kaget

"iya sudah 2 minggu, untung tadi bayinya kuat dan masih bisa kami selamatkan"

"terima kasih banyak dok, saya akan menjaga istri dan anak saya dengan baik" kataku dengan senang dan dokter itupun berlalu meninggalkan aku.

"renata hamil lagi?  kenapa renata sampai ngelakuin perbuatan bodoh ini, apa dia gak tau kalo sedang hamil?" kataku dengan heran.

aku menghampirinya yang terbaring dengan lemah. aku melihat pergelangam tangannya yang diperban.

"sakit ya sayang? kamu kenapa bodoh? kenapa melakukan itu lagi. kamu hampir membuat kamu kehilangan nyawa dan anak kita lagi" kataku dengan sedih.

tak lama renata mulai sadar dan merintih menahan kesakitan.

"jangan bergerak dulu, nanti jahitannya lepas" kataku menahan dia untuk bangun.

wajahnya langsung berubah dingin dan menatap kosong kearahku.

"kamu kenapa melakukan hal bodoh  lagi sayang?"

"aku tadi panik menemukan kamu pingsan dikamar mandi."

dia hanya diam dan menatap kosong.

"kamu hampir membuat anak kita keguguran" kataku dengan pelan.

aku kembali melihatnya dan wajahnya terlihat kaget dan dengan reflek dia memegang perutnya.

"iya kamu lagi hamil 2 minggu, kamu senangkan bisa hamil lagi" kataku menenangkannya.

"sekarang ceritakan sama aku kenapa kamu melakan hal bodoh lagi" tanyaku

"kamu pergi dari hadapan aku!!! jangan pernah nampakin wajah sok lugu dan sok perhatian!!! kami gak butuh kamu!!!" katanya dengan lantang tanpa ekspresi dan dia berbalik memunggungiku.

aku kaget  dan berusaha menenangkannya, aku teringat pesan dokter agar aku gak membuatnya stress.

"oke aku pergi, nanti aku kembali, kamu istirahat dulu" lalu aku mencium keningnya dan berlalu meninggalkannya dengan pengawasan mommy.

aku harus mencari tau kenapa renata seperti ini dan hampir membuat aku kehilangan dirinya dan anak kami kembali.

tbc

maaf kalo typo dan aku masih nunggu votmentnya yah

3. Davin Story'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang