Part 15 - Ujian Hati

58.4K 2.3K 11
                                    

Renata Pov

Setelah dirawat 1 minggu dokter memperbolehkan aku untuk pulang. aku berencana untuk tinggal di apartemen saja. masalah dengan davin belum juga mendapat jawaban, tiap hari aku masih memohon untuk bercerai dan selalu ditolaknya.

"aku udah bayar tagihan, sekarang kamu siap2 kita akan pulang"

"siapa juga yang mau ikut pulang sama kamu, aku udah bilang mommy akan tinggal diapartemen saja, aku ingin sendirian kamu kalo mau pulang, pulang aja sendiri"

"renata jangan cari masalah, aku lagi gak mood berantem sama kamu, jadi sekarang kita pulang kerumah kita!!"

"gak mau!!!"

"kalo gitu aku juga tinggal di apartemen"

"gak boleh, aku gak mau 1 rumah dengan kamu"

"renata!!! sudah jangan buat kesabaran aku hilang"

"itu yang aku mau, jadi kamu bisa menceraikan aku"

"udah deh ya, beribu kali kamu minta cerai gak akan aku kabulin, jadi jangan ungkit2 masalah itu lago, gak capek apa itu2 mulu yang dibahas"

"gak... aku malah capek melihat kamu, aku pokoknya gak mau 1 rumah dengan kamu... TITIK" kataku dengan lantang.

"tidak bisa, kita akan tinggal diapartemen berdua, sudah ya ngambeknya.."

"siapa juga yang ngambek, penting gitu!!! punya suami gak pengertian dan egois, hanya kata2 kamu yang mesti diikuti tapi pemikiran, mau aku, dan keinginan aku tidak pernah bisa diterima" aku mendengus kesal.

"jadi pemikiran, mau dan keinginan kamu apa?"

"CERAI!!!" jawabku lantang

"TIDAK AKAN" balasnya dengan lantang juga.

ya ampun punya laki kok ya egois banget sih. sabar renata...

akupun mengambil tas dan bersiap untuk pulang. tapi sebelum itu aku ingin mengunjungi kuburan navita...

"aku mau ke kuburan navita, kamu gak usah ikut, nanti aku pulang sendiri"

"aku antar kamu masih lemah" jawabnya

"susah emang punya suami gak peka!!!" akupun berlalu meninggalkannya.

sesampainya di kuburan, dengan tatapan sedih dan penyesalan aku melihat davin berdiri di samping kuburan kecil itu.

aku duduk dan mengelus nisan nya..

"sayang... maaf bunda baru datang, maaf bunda gak bisa antar kamu ke peristirahatan terakhir kamu.... maaf bunda gak bisa nyusuin kamu... maaf.... maaf...." kataku sedih dan aku memegang payudaraku yang sakit karena asi yang keluar.

"kamu yang tenang disana ya, ayah akan jaga bunda buat kamu.... bilang sama bunda tolong maafin ayah ya, jangan ngambek lagi" aku mendengarnya berbicara dengan anakku.

"gak usah janji2 menjaga kalo nanti di ingkari" kataku kesal.

"kata siapa aku akan ingkari? makanya jadi orang jangan suka menyimpulkan sendiri"

"sudah sore ayo kita balik ke apartemen, semua barang sudah aku pindahin ke sana"

"siapa yang izinin kamu tinggal disana"

"aku suami kamu, kamu istri aku, dimana2 suami istri itu tinggal 1 rumah, 1 kamar dan 1 ranjang" balasnya lagi.

"percuma ngomong sama kamu, gak akan bisa menang" kataku kesal dan aku pun berjalan menjauh darinya

kami pun menuju apartemen dan benar saja, semua barang sudah pindah ke apartemen itu termasuk barang2 bayi.

"kenapa dibawa kesini, navita sudah gak ada, jadi buat apa dibawa" kataku heran

3. Davin Story'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang