part 3

315 18 2
                                    

         Setelah perjalanan yang hampir seharian penuh akhirnya aku sampai di tempat pembebasan tawanan kapal yang di sandra teroris.
   
     " serda suci dan letda dito kalian saya panggil keruangan saya. " ucap komandan yang langsung menuju keruangannya.

    "siap ndan" ucapku dan dito yang secara bersamaan.

     Setelah beberapa saat diruangan kapten menugaskanku untuk berjaga jaga agar bisa menyelamatkan tawanan bila ada teroris  yang kabur membawa WNI  kabur.

     " mohon maaf pak bukanya itu ada kapal teroris yang keluar dari barisan tempur, apakah kita akan mengikuti kapal itu?" ucapku kepada dito yang sedang fokus di bagian depan.
   " iya kita akan mengikuti tapi, harus lapor terus kita ngak pakek kapal tapi berenang diam diam dibelakang mereka jadi kamu harus persiapkan peluru yang lumayan banyak karna kita ngak tau jumlah berapa mereka. " ucap dito tampa melihatku sedikit pun, aku hanya bisa menuruti perintah atasanku itu.

  "siap pak" ucapku lalu menyiapkan perlengkapan perang untuk ku gunakan dengan dito.

    "sudah siapkan, kalau sudah ki berangkat tapi kita berenang inggatkan. " ucap dito dengan cuek dan dingin.
   "siap" ucapku dengan dingin pula.
 
    Setelah beberapa menit berenang di laut dan mengikuti kapal musuh kami sampai di daerah perbatasan aku dan dito langsung mencari tempat untuk melakukan penyerangan.

    "siapkan peluru kita akan tembak baku disini, kamu harus hati hati karna kita hanya berdua dan mereka berjumlah lebih dari 10, kamu bila ada kesempatan selamatkan WNI, sekali lagi kamu harus hati hati. " ucap Dito pelan tapi tetap tegas. 

     "siap" ucapku agak berbisik

    "Mulai" ucap dito yang mengawali penembakan baku di tempat itu.

     Setelah beberapa jam terjadi penembakan baku 2 melawan 25 orang akhirnya aku bisa membunuh 11 orang sedangkan dito masih melakukan penembakan baku yang tersisa tinggal 4 orang, tanpa pikir panjang aku langsung membebaskan WNI dan memanggil helicopter untuk menjemput para WNI yang tertawan. Setelah semua beres aku kembali untuk membantu atasanku tanpa sengaja aku mengetahui ada teroris yang blm terbunuh dan mencoba menembak  dito.

     "Dito awas" teriakku langsung mendekati dito dan meluncurkan 5 senapan timah panas panas ke arah teroris itu,dan saat bersamaan di bagian atas dadaku terkena 2 timah panas, aku masih kuat dengan keadaanku yang penuh dengan darah segar,  aku melirik ke arah dito dan kembali ada serangan mendadak, dengan sekuat tenaga aku berusaha bangun dan melepaskan 4 timah panas belum sampai peluruku menembus tubuh teroris 1 timah panas mendarat di bagian lenganku, sedangkan dito terjatuh dibekangku, aku berusaha untuk tidak terjatuh karna masih ada teroris yang masih hidup aku berusaha agar bisa membunuh dan menyelesaikan tugasku, aku melepaskan 3 timah panas dan entah apa yang terjadi tepat di bagian dadaku seperti ada peluru yang mendarat.

   "suci" teriakan dito yang masih membuatku terbangun dari pingsanku. Aku sadar bahwa masih ada teroris di bagian lain yang sengaja melepaska 1 timah panas yang sekarang mendarat di bagian dadaku.

    Dito yang menyadariku terkena timah panas didadaku dia langsung membunuh semua teroris dengan 10 timah panas pada semua teroris yang tersisa.

   "suc lo apa apaan, lo lakuin ini semua,  emang lo ngak mikir dikit pun kalok ini itu bahaya,  lo lihat badan lo sekarang semua penuh darah tau, gue ngak bisa lihat lo kayak gini suc" ucap dito dengan wajah yang menyesal aku hanya bisa memandan wajahnya dengan sisa tenagaku saat ini.

     "gue lakuin ini buat bukti'in kalok gue itu ngak hianatin lo dit,  gue cuma bisa ngakuin ini dit" ucapku langsung kembali terlelap.

      DITO POV
  

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kisah cinta sang kowal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang