Prolog

158 21 23
                                    

Kata Mama, angka-angka dalam buku rapor adalah penentu masa depan. Sebegitu pentingnya kah, sampai mama harus memarahiku sepanjang hari jika nilai-nilai di buku rapor itu hancur? Masalahnya, nilai-nilaiku itu selalu hancur tiap semesternya, lalu aku harus bagaimana?

Perihal ini pernah juga aku tanyakan pada kedua kakak jeniusku, Kak Alfin dan Kak Alfan, tapi mereka hanya menjawab, "Belajar saja yang tekun, nanti juga nilaimu bagus." Cih! Mudah sekali mereka bicara. Memangnya apa yang selama ini aku lakukan? Aku ini sudah belajar dengan sangat tekun, tahu! Apalagi jika menjelang ujian. Hanya saja Mama tidak peduli seberapa besar usahaku. Mama hanya mau tahu berapa hasil yang kudapat.

Setiap selesai bertemu guruku dalam rangka pembagian rapor, mama selalu berkata, "Kebakaran lagi, kebakaran lagi," yang aku bingung, kalau buku raporku selalu kebakaran tiap semesternya, mengapa buku berisi angka-angka menyebalkan itu, tidak hangus saja sekalian?





Rapor MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang