Heart 2 Heart

509 63 7
                                    

Seongwoo itu paham, paham banget malah. Paham, mengerti, understand  kalo dia itu ganteng. Ganteng pake banget malah. Hehe. No biggie but fans dia dari jaman sekolah itu banyak padahal dia bukan artis. Setiap valentine juga dapet banyak cokelat. Setiap ulang tahun juga selalu dapet hadiah yang jumlahnya banyak dan macem-macem. Mulai dari yang murah semacam kue dan boneka sampai yang mahal macem maserati ghibli. Singkatnya, everyone loves him.

Tapi semenjak ketemu Daniel, dunianya berubah. Seongwoo yang tingkat kepedeannya nembus surga itu bisa tiba-tiba merasa insecure kalau berhadapan sama Daniel. Di mata Seongwoo, dia tu ga ada apa-apanya kalo dibandingin Daniel. Cowok itu manis iya, ganteng iya, tinggi iya, bahunya lebar, penampilannya ok, wanginya sedap, pinter, baik hati, ramah, ga sombong, kaya lagi. Sebenernya Seongwoo itu juga 11-12 sama Daniel, tapi dia selalu aja ngerasa kurang kalau bandingin diri sama Daniel.

Seongwoo ga tau lagi sebenernya Daniel pake jimat apa sampe bisa bikin dirinya klepek-klepek gini, padahal biasanya orang lain yang klepek-klepek sama Seongwoo. Rasanya Daniel kalo minta dibikinin piramid setinggi gunung tanpa semen juga Seongwoo sanggupin deh. Maka dari itu, Seongwoo sedikit -banyak- posesif. Dia takut Daniel nemu yang lebih cakep, lebih tajir, lebih ok pokoknya dari dia. Pokoknya ga boleh terjadi yang begitu. Makanya Seongwoo nge-hack semua medsos Daniel, hack kamera laptop Daniel, hack handphone Daniel, pasang cctv rahasia, udah kek stalker mesum kelas paus, setakut itu.

"Stop! Mau apa kau kesini?!" Seongwoo yang baru aja sampai rumah mereka sudah dihadang duo tomcat yang tidak lain adalah Jihoon dan Woojin. Penampilan keduanya sudah mirip rambo  lengkap dengan pistol paintball milik Seongwoo dan Daniel yang Ia yakin sudah singkirkan ke rumah mamanya.

"Haduh! Ayo singkirkan dulu pistolnya! Kalian dapat darimana sih? Bahaya! Ayo cepat sini kasih Bunda!" Biar dikata pistol mainan, kena peluru paintball itu lumayan sakit, kalau terkena kepala bisa benjol.

"Dapet dari oma! Katanya kalo bunda pulang suruh langsung tembak aja", jawab Jihoon dengan polosnya. Mamanya itu memang lebih sayang menantu dibanding anaknya sendiri.

"Letnan Jiun, ayo langsung aja tembak musuh yang udah buat mama nangis"

Daniel keluar dari kamar saat mendengar ribut-ribut dari arah ruang tamu, terkejut melihat badan suaminya sudah belepotan dengan berbagai warna karena ditembaki paintball. Seongwoo udah mengaduh-aduh karena sakitnya ditembak berlipat ganda karena ditembak dari jarak dekat.

"Jihoon! Woojiiiiiiiiiin!!" Kedua anak itu saling berpandangan setelah melihat sang mama berkacak pinggang sambil mengeluarkan aura hitam. Tanpa aba-aba mereka langsung lari meninggalkan tkp.

"Jihoon! Woojin! Kembali kesini! Mama belum selesai!"

***

Seongwoo sudah segar dan bersih setelah mandi. Badannya yang pegal dan lelah setelah perjalanan jauh dan lama semakin tak karuan karena kelakuan kutu-kutu kecil yang sayangnya anak mereka. Saat ini Seongwoo sedang tiduran di kamar mereka. Kepalanya berada di pangkuan Daniel. Mulutnya sibuk mengunyah apel yang tadi dikupaskan Daniel. Matanya memperhatikan wajah tampan suaminya dari bawah. Daniel sendiri sibuk mengoleskan salep di tubuh Seongwoo yang memar karena tembakan.

"Nyel"

"Hmm"

"Liat ke sini" 

Namun, Daniel masih enggan melakukan apa yang diminta Seongwoo.

"Masih marah?"

Daniel masih diam. Tangan kanan Seongwoo yang semula memegang garpu beralih memegang pipi gembil kesayangannya. 

Arcoiris [OngNiel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang