June adalah seorang gadis naif yang putus asa, memiliki masa lalu kelam, mencoba untuk lari dari kenyataan serta ingin mengakhiri hidupnya bersama kenangan buruk yang ia punya. Namun sayang, bukan akhir hidup yang ia dapatkan, melainkan ia terjebak...
Aku pun melangkah perlahan, dan meringkuk kecil di bawah meja dapur.
Melalui jemariku, aku melihatnya memasuki ruangan ini. Ia jalan dengan tergopoh-gopoh tak tentu arah. Kemudian ia meraih gagang pintu kulkas, mengambil botol minuman dan menegaknya dengan cepat.
Seketika aku merasakan tubuhku kembali bergetar.
Aku memeluk diriku dengan kuat.
Ia menghempaskan badannya dengan keras di atas sofa. Ia menutupi matanya dengan sebelah tangannya. Mantel jeleknya masih tergantung di tubuhnya.
Tiba-tiba aku mendengar sebuah dengkuran.
Apakah ia tertidur?
“Aku tahu kau di sana.”
Dia tidak tidur!
“Rose!”
Bagaimana ini, dia memanggilku.
Aku memeluk diriku kembali, menundukkan dalam-dalam wajahku di sela badan dan kakiku.
Aku menutup mata dengan kuat-kuat. Suaranya berhenti.
Tak beberapa lama kemudian, aku mendengar suara decitan sofa. Aku membuka sedikit mataku. Aku melihat sepatu botnya saat ia menuju dapur.
Tidak, tidak, tidak.
Ia tidak tahu aku di mana.
Suara sepatunya seakan memenuhi ruangan ini.
Aku mulai menutup telingaku.
Tiba-tiba suara langkah kakinya tidak terdengar lagi. Ketika aku membuka mataku, kini ia tepat berada di depanku. Ia diam beberapa saat, sampai kemudian ia membungkukkan badan dan menyeringai.
Wajah jeleknya tersenyum licik ke arahku.
Baunya sungguh memuakkan.
“Di situ kau ternyata, perempuan jalang sialan.”
***
Aku bangun dan tersentak.
Sesuatu membangunganku. Sesuatu yang sangat janggal.
Napasku mulai terengah-engah. Jantungku berdebar. Aku segera menghirup dalam-dalam udara sebanyak yang kubisa. Mengisi kekosongan dalam dadaku.
Apa aku barusan memimpikan hal itu lagi? Bagaimana bisa begini? Tanpa sadar aku memegangi kepalaku. Kepalaku kembali sakit.
