Part 7

26.2K 660 5
                                    

Part 7

Kalian tau bagaimana jadi aku sekarang, aku tidak pernah berpikir akan dilamar dalam usiaku yang aku bilang masih muda, aku aja belum genap duapuluh tahun, baru nanti akhir tahun umur ku menginjak kepala dua, sekaarang aku dilamar haduhhh aku jawab apa ini.

dia menatap ku tajam, seolah mengatakan kebenaran akan pernyataan nya, aaaa aku ga suka dengan situasi disini. Oke aku menarik nafas meyakinkan diri kalau om tua ini sedang melakukan sandirawa, yayaya dia bersandiwara, oke khansa tarik nafas buang pelan-pelan huhf.

Masih dengan suara riyuh yang meneriaki untuk aku menerima lamaran nya, oke aku akan mencoba menjawabnya “mm, oke aku akan menjawabnya” seketika suasana menjadi sunyi karena ucapan ku, semua menanti jawabanku. Aduh kenapa jadi hening gini, aku kan jadi bingung jawabnya “ba----aikklah yes, I will” ucapku pelan, namun aku yakin semua orang mendengarnya karena suasana dalam keadaan sunyi.

“Yeayyyyyyyyyyyyyy, selamat yaa kalian pasangan serasi”

“semoga pernikahannya ntar berjalan lancar”

Aku mendengar teriakkan orang disekitar yang memberi ucapan selamat dan lain-lain, om tua itu pun langsung menyematkan cincin tersebut dijariku dan langsung memeluk ku, aku menengang seketika saat dia tiba-tiba memeluk ku erat dan membisikan sesuatu. “sudah ku bilang bukan, kamu akan jadi miliku dan membantuku” aku mengeryitkan dahi ‘membantu, ehmm oke kayaknya aku bisa membuat perhitungan dengan nya setelah acara ini.

Keluarga ku satu persatu memeluk ku memberi ucapan selamat, begitu pula dengan keluarganya yang memberiku ucapan selamat. Entah angin apa bunda dan mamanya si om berpelukkan, mungkin karena senang. Bund kesenangan bunda itu semu, maaf tidak akan bertahan lama, aku akan buat perhitungan dengan om itu untuk membatalkan rencana nya.

“kalau yang ini papa setuju, cantik” ujar papanya memeluk ditto yang ada disampingku, lalu memelukku “kamu cantik, saya tau kamu pilihan yang tepat untuk anak saya” aku memaksakan senyumku.

“Aku seneng, kak khansa yang bakal jadi kakak ipar ku, kakak tau ga aku sebenarnya fans rahasia kakak loh” ujarnya, oh jadi junior ku ini adiknya om tua, dunia itu sempit sekali yaa, aku hanya bisa tersenyum mendengarkan nya. Dia terlalu memelukku erat, sehingga sedikit sesak.

“Tik, jangan peluk erat-erat kasian calon istri gw” ujar om tua itu sambil melepaskan pelukan adiknya itu.

Semua balik ketempat duduk semula begitupula denganku, aku mencari hp ku didalam tas setelah menemukannya aku menggirim sebuah pesan. Sejujurnya ini weekend terburukku. Rasanya aku pengen banget narik tuh om buat ngejelasin semua apa maksudnya ini.

To : Om Gila

Ada yang perlu kita bicarakan, pulang dari sini, bisa kita bertemu ditempat lain?

From: Om Gila

Rupanya calon istriku ini sudah tidak sabar berbicara denganku ini, tapi maaf karena hari ini gw ga bisa, gw harus balik ke rumah sakit.

Aku membaca pesan balasan nya, setelah aku membaca karena dia tidak bertemu setelah ini, aku tidak membalas pesannya, aku masukkan kembali hpku, aku melihat ke arahnya, dan dia mengeryitkan dahi, mungkin bingung karena aku tidak membalas pesannya, kenapa memang kalau aku tidak membalas, toh pesannya bukan sebuah pertanyaan tapi pernyataan jadi tak perlu bukan aku membalasnya.

“jadi kapan kalian akan melangsungkan pernikahan nya?” Ujar  mama ditto

“tidak dalam waktu dekat ini sepertinya tante” seruku aku tidak ingin om tua itu yang menjawab bisa bahaya

marriage?!?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang