EVE

PROLOG

Author : nobinaka

Genre : Drama/Romance

Pairing : Nakajima Yuto x OC

Rating : G

Words : 411 words

_______________________________________

Pagi itu masih berkabut. Aku masih terdiam di meja yang sama, memandang gunung yang mengintip di balik bangunan. Gunung yang terlihat kecil, seakan menunggu munculnya sinar matahari yang terlihat naif pagi itu dibalik kabut. Tidak, hari itu tidak sedingin itu. Walaupun aku bisa melihat gunung, bukan berarti aku tinggal di pegunungan. Gunung itu cukup jauh dari rumahku dan aku hanya melihatnya di balik jendela. Ah tidak bukan jendela, mungkin lebih tepatnya di balik pintu kamarku. Pagi itu lebih dingin dari biasanya, bukan tentang dinginnya suhu seperti yang ku katakan sebelumnya, tetapi yang kurasakan pagi itu adalah pagi terdingin di hidupku.

Mataku masih bengkak. Aku melamun terdiam dengan masih memegang ponselku. Ini dingin, sangat dingin. Aku masih berdelusi, meyakinkan diri sendiri bahwa ini hanya mimpi. Padahal sudah jelas, dinginnya pagi telah menusuk hingga ketulangku. Mata yang lebam, dan sakit kepala yang hebat. Hari itu benar benar yang paling buruk. Beberapa kali ku usap layar ponselku. Ya aku masih menunggu, tapi tidak ada pemberitahuan apapun. Berkali kali ku lihat riwayat panggilan, ku lihat pesan masuk, tapi semuanya benar benar beda. Tidak ada lagi sapaan hangat yang membangunkanku, meskipun sebenarnya aku sudah bangun, dan tidak ada lagi pesan singkat darinya. Hal yang kecil tapi membuatku cukup bersemangat. Padahal langit masih sama, hari yang sama, dan cuaca pun sangat biasa. Namun pagi itu benar-benar pagi yang paling dingin untukku. Pagi itu sunyi seperti biasanya, hingga kesunyian itu pecah oleh ketukan pintu.

Ketukan itu bagaikan harapan dari sebuah malam panjang yang kelam. Wajah kerutku tiba tiba mulai tersenyum, yang kukira sudah mati. Ternyata harapan itu masih membara. Aku segera bergegas turun dari kamarku. Ku buka pintu itu, tapi sayang. Bukan dia yang ada di depan pintu rumahku, melainkan seorang loper koran. Aku tahu ini hal biasa, tetapi kebodohanku di pagi itu membuatku benar benar marah kepada sang loper koran. Aku tahu ini salah. Dia hanya melakukan pekerjaannya seperti biasa, tapi bagiku hari itu bukanlah hari yang seperti biasa. Orang yang aku harap berada di depan rumahku, menarik kata-kata yang telah terucap semalam ternyata benar-benar sudah hilang.

Dia Yuto Nakajima, laki-laki yang aku temui 3 tahun lalu, seorang laki-laki yang bahkan aku tidak sangka akan membekukan suatu pagi yang segar. Aku bertemu dengannya di pesta pacar teman baikku. Aku benar benar tidak mengenalnya, aku hanya datang karena di undang. Bagiku dulu, pesta itu merupakan pesta dari awal semua kebahagiaan. Tak pernah terlintas sedikit pun di benakku, pesta itu bisa menjadi sebuah awal dari kehancuran hidupku..