Semestaku Mati

31 5 2
                                    

kini telah kelam
tak ada lagi sapa dari dahan yang melambai
bukan lagi sunyi membawa damai
namun kini hanya rasa kalut yang beruntai

para pencakar langit terlahir
para bilik jantung dunia meluruh
bukan lagi hujan rindu yang terjatuh
melainkan asam dari asap-asap kejam

tak ada biru lagi pada lautan
seperti impian para jiwa yang kini ketakutan
semestaku menangis
melihat dirinya yang kini semakin terkikis

ego-ego menumbangkan ranting mimpi
tak ada lagi jingga pada langit sore
hijau dan biru kini menjadi kiasan pada bumi yang perlahan mati

ribuan tangis jatuh beriringan
melihat dunia dengan buta
semua mati, dalam sepi
dentingan kaca jendela dan mesin-mesin menjadi melodi sepanjang hari
tak ada lagi hulu dan hilir
bentangan aspal-aspal kian mengalir

semestaku mati
terkubur oleh hasrat jiwa-jiwa tak tahu diri

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senandung SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang