Menunggu Kepastian Cinta

9 2 0
                                    

Mencintai dalam diam itu butuh pengorbanan. Kita harus mampu bersikap biasa ketika orang yang kita cintai berada di samping kita. Seperti halnya yang tengah dirasakan oleh Salma, ia harus mampu menahan rasa bahagianya ketika bersama dengan Aldo, orang yang ia cintai sekaligus sahabatnya. Namun, Salma juga merasakan sakit ketika Aldo mencintai Luna, kakak kandungnya.

Salma dan Luna itu selisih satu tahun. Sedangkan Aldo itu seumuran dengan Luna. Bagi Salma, ia tidak rela jika Aldo dan Luna selalu bersama, namun ia ingin melihat kakaknya bahagia. Sungguh ini menyakitkan. Ingin rasanya Salma menghapus rasa cintanya kepada Aldo, tapi itu sulit. Bagaimana tidak? Ketika Salma berusaha menjauhi Aldo, pada saat itulah Aldo semakin mendekatinya. Huh, sungguh membingungkan.

"Salma!" Seru Aldo sambil menghampiri Salma yang tengah berdiri di depan koridor kelas XI IPA 2. "Oh ya, Luna nggak masuk ya?" tanya Aldo ketika sudah berada di depan Salma.

Salma hanya menganggukkan kepalanya kemudian berjalan masuk ke kelasnya, XI IPA 2.

***

Sungguh menyebalkan. Bagaimana tidak? Salma saat ini tengah berada di kamar Luna, melihat Aldo yang tengah menyuapi Luna. Ini perintah dari bundanya,dengan alasan Aldo dan Luna tidak boleh berduaan di kamar, maka Salma-lah yang harus menemani mereka berdua.

"Oh ya, lebih baik kalian di ruang tengah aja biar gue nggak jadi nyamuk buat ngeliat kalian berduaan," ketus Salma sambil berdiri dari duduknya.

"Lun, aku pulang dulu ya," ucap Aldo sambil mengelus puncak kepala Luna.

Cih. Apa Luna dan Aldo tak mengerti perasaan Salma saat ini? Sakit, cemburu dan Salma hanya bisa diam.

Salma dan Aldo berjalan menuju pintu depan rumah Salma. Salma mendahului Aldo, karena ia masih merasa kesal dengan Aldo.

"Lo kenapa sih? Kok cemberut gitu," ucap Aldo saat sudah berada di teras rumah Salma.

Salma hanya diam tak berkutik.

Melihat Salma hanya diam, Aldo langsung menggenggam tangan Salma. Bagaikan ada sengatan listrik di diri Salma, ia langsung tersenyum ketika Aldo menggenggam tangannya.

"Oh ya, lo jaga baik-baik bidadari gue ya, jangan biarin Luna sakit lagi," ucap Aldo sambil tersenyum.

Dyaarr.... Salma baru saja terbang ke langit tujuh dan langsung dijatuhkan oleh Aldo begitu saja. Dia langsung melepaskan tangannya yang tadi digenggam oleh Aldo. Salma merasa air matanya akan segera keluar.

"Iya, cepet lo pulang, gue sibuk," ucap Salma sambil memalingkan wajahnya.

Aldo langsung pulang dengan menaoki motor ninjanya yang tadi terparkir di halaman rumah Salma. Setelah melihat Aldo telah pergi dari rumahnya, air matanya langsung membasahi pipinya.

"Sakit," desis Salma sambil mengeluarkan isak tangisnya.

***

Semenjak kejadian itu,Salma benar-benar menjauhi Aldo meskipun itu sulit baginya. Dia berusaha melupakan Aldo dengan berbagai cara. Hubungan Salma dan Luna pun merenggang hanya karena cinta. Tidak ada yang perlu disalahkan. Mungkin ini jalan takdir mereka bertiga. Salma yang mencintai Aldo. Aldo mencintai Luna. Dan Luna juga mencintai Aldo. Sungguh cinta segitiga yang membingungkan.

Ingin rasanya Salma pergi jauh dari kehidupan mereka berdua agar bisa melupakan Aldo secara penuh. Memendam perasaan kepada seseorang selama 3 tahun itu memang sulit apalagi orang tersebut adalah orang terdekat di hidup kita. Sulit sekali.

"Sal, gue mau ngomong sama lo," ucap Aldo kepada Salma. Mereka sedang berada di perpustakaan. Salma hanya menganggukkan kepalanya tanpa menoleh ke arah Aldo.

Aldo langsung menarik lengan Salma dan membawanya keluar perpustakaan menuju taman belakang sekolah yang berada tak jauh dari perpustakaan.

"Lo kenapa ngehindar dari gue dan juga Luna. Dia bilang ke gue kalo akhir-akhir ini lo selalu marah, ngehindar dari dia. Lo harusnya nggak kayak gitu ke Luna. Kasihan dia, dia selalu mikirin lo yang akhir-akhir ini berubah, dia orang yang gue cintai harusnya lo jagain dia bukan nyakitin dia, dia kakak lo," ucap Aldo sambil menatap lekat manik Salma.

Air mata Salma keluar tanpa bisa ia kontrol. Memalukan. Namun, hanya air matanya yang mampu mengungkapkan perasaannya saat ini.

"Lo kenapa nangis?" tanya Aldo keheranan.

Salma mengusap air matanya, "Lo enggak tau apa yang gue rasain selama tiga tahun ini, gue cinta sama lo, Ald. Tapi lo malah cinta sama kakak gue. Sakit hati gue saat ngeliat lo selalu berduaan sama Luna. Gue nyesel udah ngenalin lo sama kakak gue, andai gue nggak ngenalin kalian berdua mungkin gue nggak akan ngerasain yang namanya sakit hati. Bodoh banget ya gue," ucap Salma diakhiri kekehan kecil.

Aldo terdiam. Jadi,selama ini Salma cinta sama dirinya. Betapa bodoh dirinya. Aldo langsung berjalan meninggalkan Salma yang tengah menangis. Pengecut. Satu kata itu memang pantas ditujukan untuk Aldo.

***

Hari kelulusan kelas XII telah tiba,semua murid kelas X dan XI termasuk Salma mengikuti acara perpisahan yang diadakan oleh pihak sekolah.

Sudah tiga bulan Salma tidak berkomunikasi dengan Aldo dan Luna. Dalam hati kecil Salma, ia tidak benar-benar melupakan Aldo, perasaannya rindu dengan Aldo dan mungkin setelah ini ia tidak akan bertemu dengan Aldo lagi. Salma berjanji,ketika acara perpisahan ini selesai, ia akan meminta maaf kepada Aldo dan Luna.

Acara perpisahan telah usai 10 menit yang lalu, Salma sudah berada di taman kota menunggu Aldo. Salma segera berdiri dari duduknya ketika melihat Aldo dan Luna berjalan ke arahnya.

"Oh ya,selamat ya atas prestasi lo," ucap Salma sambil mengulurkan tangannya ketika Aldo sudah berada di depannya. Aldo menerima uluran tangan dari Salma.

"Gue minta maaf kalau selama ini gue punya salah sama kalian berdua dan gue nggak akan ngeganggu hubungan lo sama kak Luna. Oh ya, Ald. Jagain kakak gue ya," ucap Salma sambil berjalan menjauh dari Aldo dan Luna.

"Aku nggak punya hubungan sama Luna. Aku cuma punya perasaan ke kamu,Sal. Jujur selama ini aku cinta sama kamu selama tiga tahun ini. Dan aku nggak akan biarin kamu jauh dariku untuk kedua kalinya." Ucapan Aldo menghentikan langkah Salma.

Salma langsung membalikkan badannya dan melihat Aldo berjalan ke arahnya.

"Aku sayang sama kamu lebih dari sahabat. Aku sama Luna itu cuma temen biasa, nggak lebih. Kamu mau nggak jadi pacarku?" Aldo menggenggam tangan Salma.

Ini bukan mimpi kan? Aldo menembaknya. Kalau ini mimpi, Salma memohon agar ia tidak bangun disaat yang bahagia ini dan jika ini nyata maka Salma akan menjadi orang yang paling bahagia saat ini.

Salma menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan dari Aldo. Aldo yang mendapat jawaban cinta dari Salma, lantas memeluknya untuk menyalurkan rasa bahagianya setelah sekian lama ia memendam perasaannya kepada Salma.

Akhirnya,Salma mendapatkan cintanya setelah sekian lama ia mencintai Aldo dalam diam. Menunggu itu menyakitkan dan membosankan,namun jika kita bersabar menunggu maka kita akan mendapatkan hasil dari menunggu.

The End
Jangan lupa vote and comment

Rasa Yang Tersampaikan [Kumpulan Cerpen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang