s a t u

4.8K 402 36
                                    

She's dreaming

She's dreaming

***

Taehyung menderap, laki-laki itu membawa kakinya melangkah, menyusuri jalanan -entah kemana. Netra gelapnya memendar dan menemukan tempat asing yang tidak pernah dia kunjungi. Hanya bangunan-bangunan seperti flat dan toko emperan yang tampak tidak terurus. Cat-cat putih yang memudar dan mengelupas serta retakan pada jendela di atas. Taehyung mengembuskan napas beratnya, membuat uap napasnya mengepul di depan matanya. Laki-laki itu merekatkan mantel cokelat bercorak kotak-kotak yang berada di tubuh jangkungnya.

Kepalanya menoleh saat gonggongan anjing bersahutan di sebelah baratnya dan dia menemukan anjing jenis poodle berwarna putih -seputih salju saat musim dingin- sedang menatap marah ke arahnya. Anjing itu menggeram, merendahkan tubuhnya saat Taehyung memutar tubuhnya, menghadap lurus ke arah anjing tersebut. Saat Taehyung melangkah mendekat ke arah anjing tersebut, anjing manis itu merunduk. Suara anjing itu mengecil, penuh keraguan saat Taehyung terus bergerak menujunya.

Taehyung menarik senyum miringnya, melihat anjing itu seperti menangis, meminta ampun padanya. Laki-laki itu berjongkok di depan anjing yang kini kehilangan suaranya. Tangannya terangkat, mengusap puncak kepala anjing poodle jenis standard tersebut, membuat anjing tersebut menggerakkan kepalanya menjauh-merasa tidak aman berada lebih jauh di sekitar Taehyung. Taehyung mendengus, tertawa kecil saat mendapati hal tersebut. Gerakan tangannya tak terhenti meski anjing itu berusaha menghindarinya.

"Aku heran bukankah anjing sepertimu seharusnya sopan pada manusia sepertiku?" ujar Taehyung, mengangkat kepala anjing itu dan membiarkan anjing itu melihat netra kelam Taehyung yang bersinar marah. Meski laki-laki itu menggunakan nada bicara yang seperti biasanya, tapi anjing itu dapat mendeteksi suatu hal tidak baik yang tersembunyi dalam diri Taehyung.

Anjing itu menggerakan tubuhnya, memberontak dalam genggaman Taehyung. Beberapa kali merengek, meminta dilepaskan oleh laki-laki itu, tapi Taehyung sama sekali tak mengindahkan gonggongan anjing itu. Dia membawa anjing itu mendekat ke arahnya, tangannya bergerak ke leher anjing itu yang dilingkari sebuah kalung berwarna biru tua dengan lingkaran merah di depannya. Taehyung membalikkan lingkaran merah yang bagian depannya terdapat gambar jejak kaki anjing dan menemukan kumpulan huruf di sana. Kumpulan huruf yang membuat Taehyung semakin menarik bibirnya -tersenyum lebar.

Kepalanya sedikit miring, menatap anjing itu dengan konyol. "Jung Yerin, hm? Sepertinya aku harus memberikan Ibumu ceramah setelah ini karena anaknya yang membangkang." Perkataan Taehyung membuat anjing poodle itu menunduk. Taehyung tertawa kecil ketika melihatnya, tangannya kembali mengusap puncak kepala anjing itu.

"Kenapa? Kau takut Ibumu kenapa-kenapa, Anjing Manis?"

Anjing itu terdiam, tidak menjawab pertanyaan Taehyung. Taehyung menengadah, menatap pekatnya malam. Laki-laki itu tertawa. Tawanya terbata-bata kemudian menjatuhkan pandangannya pada anjing yang berada di genggamannya. "Ha-ha-ha. Sebenarnya aku tidak ingin begini, tapi kau yang membuatku harus melakukannya, anjing kecil."

Kedua tangan Taehyung berpindah ke leher anjing tersebut, mencengkram erat, membuat anjing tersebut menendang-nendang kedua kaki bawahnya. Anjing itu menggonggong sembari mengaung. Kuku kaki atasnya menancap di pergelangan tangan Taehyung, membuat laki-laki itu meringis kecil.

Taehyung mendecak ketika melihat darah mencuat keluar dari cakaran anjing putih tersebut, "Ck, berdarah!" seru laki-laki itu sembari mengeratkan cengkramannya. Kedua ibu jarinya menekan sisi-sisi leher anjing tersebut membuat suara anjing itu tersendat-sendat. Perlahan, Taehyung dapat merasakan tenaga anjing itu melemah. Kaki bawahnya yang tadi menendang berhenti, diikuti dengan kaki bagian atasnya yang mencakar tangan Taehyung, mereka jatuh ke bawah. Taehyung dpaat merasakan tubuh anjing itu sudah tidak bergerak seluruhnya-tubuh anjing itu bertambah bebannya, menjadi kaku di genggamannya.

Taehyung membuang asal anjing tersebut. Laki-laki itu menepuk kedua tangannya, berusaha menyingkirkan rambut-rambut anjing yang berada di telapak tangannya. Taehyung mengumpat saat dilihatnya celana hitamnya ikut terkena rambut anjing tersebut, membuatnya harus bekerja keras membersihkannya. Laki-laki itu menegakkan tubuhnya, menyerong. Jari telunjuknya bergerak ke arah jendela bangunan tua itu. Hatinya menghitung jumlah jendela. Satu, dua, ti-

Taehyung menipiskan bibirnya. Itu dia. Sorak dalam kepalanya. Taehyung sudah menemukannya. Menemukan di mana Jung Yerin tinggal. Laki-laki itu melangkah, bergerak menjauh, meninggalkan bangunan tersebut. Setidaknya gadis bernama Jung Yerin itu harus melihat fajar menyingsing esok hari sebelum ikut menyusul anjing kesayangannya, iya kan?

Bukankah Taehyung itu sangat baik? Laki-laki itu membiarkan Yerin menghirup udara segar pagi hari dan menghantarkan gadis itu ke surga -sebenarnya Taehyung tidak tahu apakah gadis itu akan pergi ke surga atau neraka, tapi tidak apa-apa.

Taehyung bersenandung, pikirannya berkelana, memikirkan Jung Yerin. Jung Yerin, Jung Yerin, Jung Yerin. Tunggu! Sepertinya nama itu tidak asing? Sangat familier di telinganya. Siapa Jung Yerin?

***

Kepala Yerin terkatung-katung. Gadis itu menaruh pulpen hitamnya di atas meja kemudian mengucek matanya yang kini mulai berair. Sebelah tangannya yang bebas dia gunakan untuk menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Yerin menyandarkan tubuhnya dan mengambil ponsel di sebelah kirinya, memencet tombol di sebelah kanan ponselnya dan menemukan sudah pukul dua belas malam. Pantas saja dia sudah mengantuk. Yerin mungkin sudah tertidur jika saja tugas Profesor Kang tidak mengganggunya. Nasibnya memang sial. Dia menyesal telah mengambil kelas itu karena materi dan tugasnya yang bejibun serta menyita waktunya.

Yerin menarik tubuhnya -meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. Gadis itu tersenyum jenaka saat bunyi tulang menyapa telinganya, mendesah puas saat merasakan tubuhnya mulai sedikit lebih baik. Yerin beranjak dari duduknya dengan matanya yang setengah tertutup. Gadis itu membawa langkahnya dengan sempoyongan, menyusuri kamar kecil berukuran enam meternya. Yerin bersenandung, menjatuhkan tubuhnya pada kasur kecilnya. Dia bergumam tidak jelas, berbicara pada dirinya sendiri jika dia akan bangun pukul lima subuh dan menghabiskan sepertiga tugas Profesor Kang.

Yerin hampir mencapai bunga tidurnya ketika tangan gadis itu mengusap kasurnya dan mendapati suatu hal yang kurang-ah iya, anjingnya. Yerin tersenyum kecil, mengangkat kepalanya, menoleh ke kanan dan kirinya, namun dia tidak menemukan anjingnya di manapun. Yerin menjatuhkan kembali kepalanya, "Bobo. Bobo. Bobo. Kau di mana, Sa-yang?" racau Yerin sebelum akhirnya jatuh terlelap. Gadis itu berpikir bahwa anjing jantannya itu mungkin pergi keluar sebentar dan besok anjing itu akan kembali lagi. Seperti biasanya.

***
author notes☘️☘️

halo ini adalah kolaborasi kedua dari anggota clop-taerin, yang pertama mungkin bisa kalian cek di xaeritix
jika kalian bisa nebak, yah ini adalah kolaborasi antara oorigel (taerinxxx) dan chaun (ishaa_98)
sistemnya hampir sama kayak xaeritix, yang beda adalah ini akan dipost setiap tanggal berakhiran 7.
mungkin kalian lelah liat nama saya, oorigel, terpampang di dua ff kolaborasi clop-taerin, tapi percayalah saya juga lelah.

wkwkw
pokoknya tetep dukung ff kolaborasi clop-taerin, siapapun penulisnya, apapun judulnya karena setiap penulis butuh itu semua.
selamat membaca dan semoga kalian senang sama karya kita semua.

(☘ by oorigel dan chaun)

MANIACTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang