e m p a t

2.8K 345 44
                                    

Yerin melangkah kaki jenjangnya memasuki gedung tempat ia menimba ilmu untuk meraih gelar sarjananya. Acap kali gadis bermata bulat itu membalas sapaan orang-orang yang mengenalnya. Mungkin hanya sekedar mengenal nama karena gadis itu cukup dikenal dilingkungan kampusnya.

Tiba-tiba seseorang merangkul Yerin. Gadis itu sedikit terkejut, namun setelah melihat siapa pelakunya Yerin hanya tersenyum manis. Lelaki yang kini mengusak rambutnya itu adalah teman yang cukup dengan dirinya yang sedikit pendiam itu.

Yerin juga sudah bisa merelakan kepergian Bobo yang membuatnya tak percaya, tapi tetap saja semua itu telah terjadi. Menangis pun tak akan membuat Bobo kembali.

"Yerin." Panggil lelaki pemilik senyuman manis itu. "Bagaimana siang ini kita makan bersama?" Yerin menatap lelaki itu sebentar lantas mengangguk.

Lelaki itu kembali mengusak rambut Yerin dan tubuh mereka tenggelam saat langkah mereka membelok kearah koridor lain.

Tak seorang pun menyadari bahwa mereka tengah ditatap tajam oleh seseorang yang senantiasa mengikuti mereka dari belakang dengan jarak yang cukup jauh namun masih terjangkau oleh jarak pandang seseorang itu. Tangan lelaki itu mengepal keras membuat buku-buku jarinya memutih seperti tak teraliri darah.

"Selamat pagi, Pak Taehyung." Sapaan seorang gadis membuat lelaki itu merubah mimik wajahnya.

Ia menoleh mendapati gadis yang ia ketahui sebagai salah satu muridnya itu tengah mengumbar senyuman yang manis. Tapi, bagi Taehyung hanya senyuman seorang Jung Yerin yang melekat begitu manis dalam ingatannya.

Taehyung hanya mengangguk lalu melangkah begitu cepat menuju ruang kerjanya.

***

Yerin menepati ucapannya dengan lelaki yang mengajaknya makan siang bersama. Kini mereka berdua berada dikantin kampus ditemani dengan makanan dan minuman yang sudah mereka beli.

Lagi, Yerin tertawa saat lelaki dihadapannya melontarkan banyolan yang cukup menggelikan ditelinga Yerin tapi tetap saja mampu membuat Yerin terbahak.

Lelaki di hadapannya ini sangat cocok menjadi pelawak bagi Yerin. Akan tetapi wajah tampannya lebih mendukung lelaki itu menjadi seorang idol. Yerin pernah menyarani lelaki itu, tetapi lelaki itu menjawab lebih baik menjadi suami Yerin.

"Yerin." Gadis itu mengangkat wajahnya saat suara lelaki itu kembali menyebut namanya.

Lelaki itu tertawa lalu mengusap sudut bibir Yerin yang terkena kuah ramyun yang tengah dinikmati gadis itu. Yerin mengerjapkan matanya dua kali lantas tertawa kaku mendapat perlakuan seperti itu.

"Setahuku di kampus ini dilarang berpacaran di tempat umum, apa aku salah?" Suara berat yang tiba-tiba menyapa indra pendengaran mereka membuat lelaki itu menarik tangannya dari wajah Yerin.

Yerin dan temannya segera bangkit lalu membungkuk hormat pada seseorang yang kini menatap wajah Yerin.

"Pak Taehyung, kami tidak memiliki hubungan yang--"

"Aku baru tahu di sini dilarang pacaran." Ucapan teman Yerin itu mendapat lirikan tajam dari Taehyung. Yerin mengerutkan dahinya lantas memukul lengan temannya itu. Mengingatkan untuk bersikap pada Taehyung karena bagaimanapun juga Taehyung adalah seorang dosen.

"Ong ...." Ujar Yerin tertahan. Ong-lelaki itu-hanya mengacungkan V sign pada Yerin dan segera meminta maaf pada Taehyung.

Yerin melihat Taehyung membawa nampan berisi makan siang lelaki itu. Maka, Yerin menawarkan agar Taehyung makan bersama di meja mereka. Taehyung tak menjawab, ia hanya berlalu dan duduk di samping Yerin tepat di hadapan Ong. Mereka mulai melanjutkan makan dengan suasana yang agak canggung. Tidak seperti biasanya.

MANIACTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang