TMR 3

272 17 0
                                    

Tak pernah disangka bahawa mereka berdua telah sah menjadi pasangan yang halal sejak dua minggu yang lepas . Sejak dua minggu itu juga Masnica tidak membuka bicara bersama dengan suaminya , Haikal . Namun , segala makan minum , pakaian Haikal tetap terjaga walaupun dia belum hendak membuka bicara bersama lelaki itu .

Haikal . Seperti biasa dirinya akan sentiasa cuba menggoda dan mengurat isteri kesayangannya itu walaupun dia kerap gagal untuk menggodai dan mengurat isterinya , namun dia tidak pernah putus ada untuk menawan hati gadis itu . Inikah yang dinamakan cinta ?

" Haikal , petang ni aku tak balik . " ujarnya.

" Kenapa ? Kau nak balik mana ? "

" None of your bussines . "

" Tapi ada kaitan juga kan dengan aku ?"

" Haikal . Kai memang tak faham bahasa eh ? Aku cakap aku tak balik petang ni tak lah . "

" Kau tu bini aku . Aku ada hak untuk mengambil tahu pasal kau . "

" Tak kisahla , Haikal . Yang penting aku dah bagitau yang aku tak balik petang ni . Aku ada hal . " ujarnya lalu meninggalkan Haikal keseorangan di kantin UK .

Lysia dan Ariza menanti kedatangan Masnica di sebuah pondok yang usang tidak jauh dari bangunan UK . Pandangan Lysia masih lagi terpaut pada wajah tiga lelaki yang telah menjadi naungan mereka berdua . Apa lagi , kalau buka musuh ketat mereka .

Ariza memandang wajah Masnica yang baru saja sampai di pondok usang itu . Ariza berbisik kepada Masnica . Masnica mengangguk faham .

Pistol SS67 yang 'setia' berada di poket dalam blazernya berwarna ungu gelap itu dikeluarkan . Pistol yang dibawanya itu bukan calang calang.  Pistol itulah yang telah membantu dirinya menewaskan musuh mereka sewaktu mereka balik ke Jepun dahulu .

" Mas , kita nak buat apa dengan dorang ? " soal Lysia .

" Biarkan . Aku dah panggil Tommy untuk uruskan dorang . Kejap lagi dorang sampai . "

" Wehh , kau demam ke apa ni Mas ? Selalunya kau yang akan bereskan semuanya ? Tapi kali ni kau suruh budak budak kau uruskan ? " soal Ariza .

" Tak .. Kau berdua pilihla mana mana satu yang korang nak.  Tapi biarkan budak budak berdua yang uruskan dorang . "

" Ohh . Kalau macam tu aku ambik yang ni la . Kau ambik yang tu . "

" Jangan berebut macam merebutkan sesuatu yang berharga . Dah , jom kita balik . Laki aku merajuk kat sana . "

" Utamakan laki dia la tu 👉👈 . " seloroh Lysia .

" Karang aku sepak kau . " ujarnya sambil tersengih sengih .

Ariza mengeluh apabila mengingat kembali segala kenangan hidupnya dulu di Jepun . Daddy .. mummy ..  Riza rindu .

"Nenda , nenda ? Kita nak pergi mana ? " ujarnya .

" Kita pergi jumpa daddy ngan mummy buat kali terakhir . "

" Buat kali terakhir ? Nenda cakap apa ni ? Mummy ngan daddy nenda sihat kan ? "

" Nenda tak tau nak cakap apa Riza . "

Sewaktu itu umur Ariza masih lagi berada di dalam lingkungan 12 tahun . Masih kebudak budakkan lagi .

" Nenda .. Dalam tu ada apa ? "  ujarnya dengan menjuihkan bibir munggir nya ke arah dua figura yang diselimuti dengan kain putih .

" Itu la daddy ngan mummy Riza . Riza janji dengan nenda ya .. "

The Maslyna Rule's [ IN EDITING ] Where stories live. Discover now