1

178 7 2
                                    

- NOSTALGIA -

•••

SARAH mengetuk kepalanya pelan, ia baru ingat kalau hari ini ada pelajaran Fisika dan ia belum mengerjakan PR yang diberikan. Terlambat jika ia ingin mengerjakan sekarang karna sebentar lagi pelajaran akan dimulai, salahnya juga tidak datang lebih awal karena itu ia harus menjalani hukuman dulu oleh guru piket karena terlambat masuk.

"Bodoh Sarah bodoh!" Sarah merutuki dirinya sendiri sambil terus membaca doa mulai dari AlFatihah sampai Ayat kursi jangan lupa ia juga mulai berdzikir sekarang agar guru Fisika tidak masuk hari ini.

"Yaelah mampus lu, siapa suruh kemaren gue ajak kerjain bareng lo gak mau." ujar Vera yang duduk disamping Sarah, ia jengah daritadi melihat Sarah sudah seperti orang kesetanan.

"Iya iya maaf kemaren gue khilaf, lo gak ada niatin bantuin gue kek gitu" Sarah menatap Vera dengan wajah sok imut. "Gak mau, bentar lagi Bu Rena masuk pokonya lo siap-siap aja" Vera benar benar menyebalkan kalau bukan sahabatnya sudah Sarah gigit dia sedari tadi.

Mereka pun kembali sibuk dengan urusan masing-masing dengan Sarah yang berusaha keras mengerjakan PR nya dan Vera yang sibuk dengan ponselnya.

Tiba-tiba saja Vera berteriak nyaring yang membuat seluruh siswa dikelasnya menoleh tak terkecuali Sarah yang duduk di sebelahnya yang sudah mengucapkan sumpah serapah untuk Vera karena membuat jantungnya kaget.

"Apaan sih lo, kaget gue tau gak" Sarah menepuk pipi Vera pelan yang hanya dibalas cengiran oleh Vera.

"Ini nih liat Kakak Osis kita yang baru, ganteng bat ya Allah." Ucap Sarah dengan lebay. Sarah melirik sekilas ke ponsel Vera lalu kembali fokus kepada PR nya.

"Yaelah, gantengan juga pacar gue"

Vera menoleh dengan wajah tak terima. "Heh, biar cowo lo gantengnya ngalahin Justin Bieber sekalipun tetap aja gak sebanding sama kelakuan gesrek nya".

"Biarin sih, yang penting punya pacar" Sarah menyunggingkan senyum diwajahnya seolah mengejek Vera yang jomblo. Vera memutar bola matanya lalu kembali dengan ponselnya sambil tersenyum menatap wajah yang ada disana.

Terdengar suara langkah kaki dari arah luar kelas, dan suara itu makin jelas. Semua murid terdiam, dan selamat pergi ke neraka Sarah.

•••

"Pagi pacar!" ucap cowok jangkung yang kini ada dihadapan Sarah sambil membawa 2 mangkuk bakso ditangannya. "Kok Sarah mukanya bete sih" Iqbal memanyunkan bibirnya sambil menatap Sarah.

"Tadi abis dihukum Bu Rena" Sarah menjawabnya dengan malas dan mulai memakan bakso yang ada dimejanya.

Sudah biasa seperti ini Sarah akan menunggu Iqbal dikantin dan Iqbal yang akan memesan makanan untuk mereka. Dan jika kalian tanyakan keberadaan Vera ia lebih memilih tidur dikelas untuk hibernasi sebelum ulangan Matematika sehabis istirahat.

"Ya ampun Salah, kenapa gak bilang sama Iqbal, Iqbal rela kok gantiin Salah dihukum Bu Rena" Sifat lebay Iqbal mulai keluar Sarah biasanya akan membekap mulut Iqbal jika sudah begini tapi ia terlanjur bete untuk melakukannya.

Sarah saja heran kenapa ia bisa berpacaran dengan cowok ajaib seperti ini padahal Sarah mengharapkan punya pacar yang cool dan romantis seperti Iqbal difilm Dilan, yang dia dapat malah Iqbal dengan otak sengklek seperti ini, ia tahu Iqbal seperti ini karena ia ingin menghibur Sarah makanya Sarah bisa terpikat dengannya.

"Aku bete Bal, gak usah bikin aku naik darah deh, ntar malah kamu yang aku makan bukan bakso ini" Sarah menatap Iqbal jengkel, ya Sarah bukan cewek yang akan langsung baper jika diberi kalimat romantis seperti itu ia selalu menganggap itu hanya kalimat gurauan untuk menghibur.

"Maaf deh, kalau gitu aa' traktir es krim deh sama coklat pulang sekolah nanti" Sarah langsung berbinar mendengarnya seketika bete nya langsung hilang begitu saja, kalau sudah urusan coklat mah Sarah gak bakal nolak. "Beneran kan? Ih tambah sayang deh sama Iqbal, tapi coklat nya Chunky Bar kan? Ntar malah coklat payung seribuan lagi kayak waktu itu" Sarah melirik Iqbal was was.

"Gak dong, waktu itu kan lagi bokek hehe kan yang penting coklat" Iqbal tersenyum geli dan mengedipkan sebelah matanya.

Sarah tidak menjawabnya ia hanya melanjutkan memakan baksonya hingga habis, hukuman tadi benar benar menguras energinya ia butuh porsi tambahan dan ia melihat mangkok milik Iqbal dan langsung memakannya tanpa izin.

"Yah Salah kok punyaku diembat juga?" Iqbal memanyunkan bibirnya menatap mangkuknya yang tinggal setengah. "Maaf Iqbal aku laper, nih buat kamu." Sarah memberikan mangkuk Iqbal yang tersisa kuahnya dan 2 pentol bakso berukuran kecil sambik tersenyum.

Iqbal menatap baksonya dan memberikannya lagi ke Sarah "Gakpapa kan kamu laper habisin aja." ucap nya sambil tersenyum. "Beneran gakpapa?" Sarah merasa tidak enak hati dengan Iqbal. "Gakpapa Salah lagipula aku masih kenyang kok" Iqbal ngotot dan menyuapi Sarah bakso yang tadi hingga habis.

"Makan yang banyak biar gemuk aku gak suka kamu kurus gak enak dipeluk"

"Oh jadi kamu ada niatan mau meluk aku? Pacarku ternyata mesum ya." Sarah menatap Iqbal dengan curiga.

"Gak lah, buruan deh udah bel tuh ntar kamu dihukum lagi telat masuk kelas"

Kelas Sarah dan Iqbal berbeda, Sarah berada dikelas XI IPA 1 sedangkan Iqbal dikelas XI IPS 3, ya mereka memang berbeda jurusan karena Sarah dituntut orangtua nya untuk menjadi dokter sedangkan Iqbal tidak jelas ingin jadi apa, ia berkata kalau cita citanya yaitu membuat Sarah bahagia, sungguh terdengar konyol tapi Sarah senang mendengarnya hal hal kecil yang dilakukan Iqbal selalu bisa menghibur Sarah.

Kadang sesederhana itu kata-kata yang diucapkan Iqbal selalu bisa membuat hidup Sarah semakin berwarna, dan perhatian cowo itu kepadanya seolah Sarah merasa beruntung menjadi pacar dari seorang Iqbal. Meskipun ia harus bersabar menghadapi sikap Iqbal yang sedikit aneh itu.

•••

Terima kasih untuk sudah meluangkan waktu untul membaca cerita ini i hope you like it.
Jangan lupa vote+comment ya ;)

Salam,

Anis Ag

NostalgiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang