(1) B.I

7.1K 398 16
                                    




Kim Hanbin POV



TOK TOK TOK

"Hyung! Apa kau belum bangun??" Suara teriakan yang memekakan telinga itu dengan cepat membuatku terpaksa membuka mata, segera tersadar dari mimpi-mimpi indahku tentang berbagai kesuksesan karirku sebagai seorang produser handal dan berkarisma.

"Aish~ Sial."

"Hyung! Cepat bangun!"

Jung Chanwoo. Bocah itu selalu saja mengganggu kenikmatan tidurku. Aku mengambil ponselku dan melihat jam, masih pukul tujuh pagi dan dia sudah ada di apartemenku? Anak itu benar-benar. Setidaknya jangan berteriak-teriak seperti itu, bodoh! Aku jadi menyesal sudah memberitahunya pin apartemenku. Dengan malas, aku berjalan ke arah pintu dan memutar kunci.

BRAK!

Ya Tuhan!

Cepat sekali dia membuka pintu, dan kenapa harus kencang-kencang? Aku sungguh kaget.

Bocah jangkung itu memasang wajah polosnya di depanku, Jung Chanwoo, anak dari tetangga rumahku ketika aku masih tinggal di Gangnam. Chanwoo memang sangat dekat denganku, dia memang tidak memiliki hyung maupun dongsaeng, jadi dia menganggapku sebagai hyung-nya. Lagipula, ketika masih bertetangga, orangtua Chanwoo memintaku untuk mengajarinya bermain piano. Jadi setiap hari kami sering bertemu, bahkan dia sudah tidak merasa sungkan untuk memasuki rumahku kapan saja. Yah, seperti sekarang. Seenaknya masuk apartemen orang pagi-pagi. Jika saja aku tidak menganggapnya sebagai dongsaeng, mana mau kuberitahu pin apartemenku.

"Hyung~ Kau ini pemalas sekali. Sudah pukul tujuh pagi dan kau baru bangun? Ckck. Jika saja aku tidak datang, mungkin hyung tidak akan bangun seperti orang mati." Omelnya dengan menyilangkan kedua lengan di dada.

Berisik sekali.

"Lalu kau? Kenapa tidak berangkat kuliah dan malah mengganggu tidur orang, hah?" Ucapku seraya ku dorong dahinya.

"Aish~ Apa hyung lupa? Ini hari Sabtu, aku tidak kuliah." Sahutnya kemudian berlalu ke arah sofa di ruang tengah. Chanwoo merebahkan tubuh jangkungnya disana. "Aku membawakan sarapan untuk hyung. Cepatlah mandi, hyung! Kau bau sekali."

Aiih anak ini benar-benar. Mengomel seperti ibuku saja. Tanpa banyak bicara, aku segera menuruti perintahnya untuk mandi. Meski seenaknya, tapi dia sungguh anak yang baik. Lihatlah. Tanpa diminta pun, dia membawakan sarapan untukku. Dia selalu melakukannya ketika datang ke apartemenku pagi-pagi, ah bahkan ketika masih bertetangga dia selalu membawakanku sarapan. Nyonya Jung, ibu Chanwoo, pernah bercerita tentang anak tunggalnya itu yang memintanya untuk membuat sarapan lebih banyak.

"Kenapa, nak? Kau mau membawa bekal ke sekolah?"

"Andwae, eomma. Aku mau memberikannya pada hyung. Dia tidak pernah sarapan di rumah. Dia itu benar-benar pemalas bahkan untuk menyiapkan sarapannya sendiri."

Aku terkekeh saat mengingat cerita dari eomma nya Chanwoo. Anak itu memang baik, meskipun menyebalkan.

.

.

Masakan eomma Chanwoo benar-benar selalu lezat. Masakan terlezat kedua setelah masakan buatan eomma.

Love Scenario ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang