twenty three

9.4K 336 3
                                    

Selesai menemani Nipusa ganti pembalut dan mengantarnya kekelas, Nauval berjalan menyusuri koridor sekolah dengan kedua tangan ia masukan dikantong celana serta bersenandung ria.

Kini hatinya berbunga-bunga karena tingkah Nipusa yang ia rasa adalah hal yang romantis karena baru kali ini Nipusa mencium pipinya secara tiba-tiba. Dan ia tidak akan melupakan kejadian tadi.

"Kamu makan dulu atau langsung kekelas?"tanya Nauval.

"Em... kekelas aja deh, aku malu kalo kekantin" jawab Nipusa membuat Nauval heran, kenapa harus malu?perasaan juga tidak ada apa-apa?.

"Malu kenapa hem..?" Tanya Nauval dengan nada lembut sambil membelai rambut Nipusa.

"Ya malu aja, lagi pula kamu pasti juga tau" ujar Nipusa.

"Tau apa? Aku gak tau apa-apa" ucap Nauval dengan mengernyitkan keningnya.

"Ih kamu ni, padahal juga baru saja loh" ucap Nipusa.

"Yang mana?" Tanya Nauval.

Nipusa hanya menghela nafas kasar. Kenapa cowok dihadapannya ini mudah sekali melupakan sesuatu. Padahal baru beberapa menit lalu loh.
"Yang soal bocor itu loh, masak kamu lupa" jawab Nipusa.

"Oh soal itu" ucap Nauval sambil ketawa membuat Nipusa sebal.

"Siapa yang suruh kamu ketawa?" Sinis Nipusa membuat Nauval menghentikan gelak tawanya.

"Gak ada"

"Yaudah aku akan antar kamu kekelas" ucap Nauval sambil menarik pergelangan tangan Nipusa serta mengayunkan kedua kakinya keluar dari toilet dan diikuti oleh Nipusa.

Sesampai didepan kelas Nipusa, mereka dikejutkan dengan beberapa pasang mata murid-murid yang berlalu lalang didepan kelas Nipusa seperti sedang mengintimidasi mereka. Bahkan ada yang bergosip yang membuat Nauval malu karena kejadian dikoperasi.

Nipusa yang mendengar kata-kata murid yang sedang bergosip tentang Nauval, merasa bersalah karena kesalahannya sendiri.

"Maaf val" ucap Nipusa membuat Nauval menghela nafas.

" hey... sudah kubilang beberapa kali sama kamu, kamu gak perlu minta maaf sama aku, aku lakuin semua itu buat kamu sayang. Kalo mereka bergosip tentang aku biarkan saja gak usah dibawa hati. Hati aku aja yang kamu bawa dan kamu jaga begitupun sebaliknya" ucap Nauval dengan kedua sudut bibir mengembang.

"Ih dasar gombal" sinis Nipusa membuat Nauval terkekeh.

"Yaudah aku balik kekelas dulu ya, bye" pamit Nauval dan langsung mengayunkan kakinya pergi meninggalkan kelas Nipusa.

"Nauval" panggil Nipusa sambil menggenggam pergelangan tangan Nauval sebelum pergi membuat Nauval menghentikan langkahnya.

Cup

"Bye" ucap Nipusa dan langsung masuk kekelas meninggalkan Nauval yang saat ini sedang melongo tanpa berkedip sedikitpun. Kini sudut bibir Nauval mengembang sangat lebar karena baru kali ini ia diperlakukan seperti itu.

"Nipusa lihat aja nanti dirumah" ucap Nauval dengan dirinya sendiri. Sekarang semua murid yang berpapasan dengannya dibuat bingung oleh Nauval. Bahkan ada cewek yang hampir pingsan karna senyum nauval yang sedari tadi tidak luntur. Walaupun mereka sudah sering melihat Nauval tersenyum tapi kali ini senyum Nauval berbeda tidak seperti biasanya.

🍁🍁🍁


"Mending kamu nyatain sekarang deh ke dia Vin" ucap Gesya. Vina hanya bisa meneteskan air mata tanpa bersuara sepatah kata pun dibangku kelasnya.

"Iya, dari pada kamu tersiksa terus seperti ini" ucap Beby sambil mengelus bahu Vina yang bergetar karena menangis untuk menenangkannya. Gesya dan Beby adalah teman Vina yang sejak kelas 10 selalu bersama-sama.

"Gue gak bisa" ucap Vina dengan bibir yang gemetar.

" gue gak mau jadi PHO, walaupun aku sudah mengenalnya sejak kecil dan memendam perasaan ini sendirian" lanjut Vina sambil memukuli dadanya yang terasa sesak.

"Tapi Vin, gue gak tega lihat lo kayak gini mulu" ucap Gesya.

"Gue gak papa kok, kalian tenang aja" jawab Vina sambil nenyeka air matanya.

PHO?
mengenal sejak kecil?
Memendam perasaan sendiri?
Siapa yang dia maksud. Kenapa dia terlihat begitu hancur, rambut yang tadinya tertata rapi kini menjadi kusut dan mata yang terlihat cerah kini menjadi sembab. Serasa dunia Vina berubah menjadi hitam.

Ini tidak adil untuk ku,
Semua yang dulu aku korbain untuknya hanya sia-sia batin Vina sembari menggenggam kalung berbentuk bintang yang melingkar dilehernya.

Tanpa ia sadari kini air mata yang sedari tadi menggumpal dipupil matanya berjatuhan melewati pipi. Vina menangis begitu deras seperti sungai. Tidak ada yang tau Vina menangis kecuali kedua temannya yang selalu menemaninya saat ini.

Cukup lama Vina menangis membuat kedua temannya menatap haru. Tapi Vina tidak mau berlamaan lagi untuk meneteskan air matanya, kemudian ia bangkit dari bangkunya dan menyeka air matanya lagi sampai terhapus sempurna.

"Gue mau cuci muka dulu" pamit Vina dengan suara seraknya.

"Mau kita temenin" tawar Gesya tapi disambut oleh gelengan kepala Vina.

"Gak usah gue bisa sendiri" jawab Vina dan langsung melangkahkan kakinya melewati kedua temannya.

Tapi belum sempat ia meninggalkan kelasnya, tiba-tiba kepalanya berdenyut nyeri dan penglihatannya mulai kabur. Semuanya gelap dan dia tidak mampu manahan tubuhnya lagi sampai dia terjatuh kelantai.

Kedua temannya yang sedari tadi menatap Vina dengan tatapan haru, kini terkejut karena melihat Vina terjatuh kelantai.

"Vina" teriak Beby dan Gesya bersamaan. Mereka langsung berlari menghampiri Vina dengan rasa khawatir.

"By kamu cari bantuan sana" ucap Gesya. Beby hanya membalas dengan menganggukkan kepala dan langsung pergi meninggalkan Gesya dan Vina untuk mencari bantu.

Tidak perlu waktu lama, tubuh Vina dibopong oleh seseorang dan Baby sudah kembali. Kini mereka berlari menyusuri lorong sekolahan menuju  UKS. Yang satu membopong Vina dan kedua temannya belari mengikuti arah gerak orang yang membopong Vina.

Sesampai di UKS tubuh Vina langsung ditaruh dikasur empuk yang disediakan oleh sekolahan. Keadaan didalam UKS cukup sepi karena tidak ada siapapun kecuali mereka.

"Makasih ya Val udah mau bantu kita" ucap Beby dan diangguki oleh Nauval. Ternyata yang sedari tadi membopong tubuh Vina adalah Nauval.

"Iya sama-sama, lagian sesama teman itu harus saling membantu" ujar Nauval dengan senyum manisnya.

"Yaudah gue pamit dulu ya, kalo nanti butuh bantuan lagi kalian panggil aja gue" ucap Nauval dan diangguki oleh Beby dan Gesya.

Nauval mengayunkan kakinya keluar dari UKS.

"Sekali lagi makasih ya val" ucap Beby sebelum batang hidung Nauval menghilang dari balik pintu.

🍁🍁🍁

Maaf ya baru bisa update
Jujur, otakku tidak mau diajak berfikir untuk meneruskan ceritaku ini.
Kalo ada kesalahan, sekali lagi minta maaf.
Aku akan memperbaiki semua kok jika ada kesalahan.

Oke readers terima kasih sudah mau membaca ceritaku

Dan tunggu part selanjutnya ya!!

See you

You are my husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang