12. Pendekatan Kelvin

21 0 0
                                    

Gue tau pasti susah buat dapetin hati lo. Tapi bukan berarti gak bisa, dan gue bakalan berjuang buat itu.

-Kelvin Erlano-

***

Kelvin pun sudah berdiri di depan kelas Meiga. Dan sudah lebih dari 5 menit kelas Meiga masih tertutup rapat. Mungkin karena kelas Kelvin yang tidak ada gurunya membuat Kelvin buru-buru ke kelas Meiga.

Dan setelah bel istirahat berbunyi barulah kelas Meiga terbuka dengan seorang wanita paruh baya yang Kelvin kenal mengajar pelajaran matematika. Kelvin pun menyapa guru itu dengan senyuman dan hanya dibalas lirikan saja dari guru tersebut.

Ya, guru memang seperti itu, ada yang ramah dan ada yang cuek seperti guru matematika tadi itu.

Kelvin pun beralih ke tujuan awalnya, yaitu mengajak Meiga ke kantin bersama. Dan tanpa di duga Meiga pun sudah keluar kelas lalu melihat Kelvin di depannya.

"Eh kak Kelvin, nyari siapa kak?" tanya Meiga dengan senyuman. Dan kali ini tanpa deguban seperti waktu lalu, sekarang Meiga sudah bisa mengontrol detak jantung nya itu.

Kelvin pun membalas senyuman Meiga dengan manis membuat beberapa siswi yang ada di sekitar situ memekik histeris ketika melihat senyuman Kelvin.

"Gue nyari lo Mei." jawab Kelvin. "Gue mau ngajak lo ke kantin, yuk." lanjut Kelvin lagi.

Meiga pun teringat dengan ajakannya sendiri ke Anggia, bahwa mereka akan ke kantin bersama. Tapi belum sempat lagi Meiga bicara Kelvin malah menarik tangannya.

"Udah ah gak usah banyak mikir." lalu berjalan ke arah kantin dengan tangan masih menarik tangan Meiga.

Meiga pun bungkam seribu bahasa, pasrah dengan tarikan Kelvin pada nya. Meiga tidak tahu kenapa dia malah mengikuti langkah Kelvin tanpa menolak ajakan darinya, padahal kan Meiga mau ke kantin bareng sama Anggia.

Meiga pun memperhatikan tangan Kelvin yang memegangi tangannya, terasa hangat dan lembut. Ya, memang seumur-umur Meiga baru merasakan di pegang cowo selain Egi dan juga papanya.

Kelvin pun berhenti di dekat meja kantin yang kosong dan menatap Meiga yang masih tertunduk memperhatikan tangan Kelvin dan tangannya. Membuat Kelvin sadar akan apa yang di perbuatnya.

"Eh sorry, lo risih ya gue pegang gini." ucap Kelvin dan langsung melepaskan tangannya dari tangan Meiga.

Meiga pun melihat ke arah Kelvin lalu tersenyum kikuk. "I-iya, lumayan sih kak."

Kelvin pun malah tertawa kecil karena Meiga yang tampak gugup. "Sorry ya, gue refleks tadi narik lo."

Meiga pun hanya membalas dengan anggukan kecil.

"Yaudah yuk, duduk sini." Kelvin pun menyuruh Meiga duduk di bangku kantin yang kosong itu. "Lo makan apa? Biar gue pesenin."

Meiga yang sudah duduk itu pun membuka suaranya, "Mm, gue mie ayam aja deh kak sama teh anget."

"Oke tunggu disini ya, gue pesen dulu." balas Kelvin sambil mengedipkan sebelah matanya dan berlalu dari hadapan Meiga.

Kali ini bukan dada Meiga yang terasa sesak atau jantungnya yang berdegup kencang melainkan pipinya yang sudah berwarna merah seperti tomat.  Dan untungnya Kelvin tidak melihat itu, karena jika Kelvin melihatnya pasti sudah membuat Meiga malu.

ALFA & MEIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang