05.07
Braaaak.. Sebuah rak buku terjatuh hampir menimpa badan Azeza. Teriak ibu Azeza dari luar kamar sampai memasuki kamarnya "Azeza kenapa kok bisa rak bukunya runtuh begini? Azeza bangun ini udah jam 5 subuh mau shalat jam berapa kamu?", Azeza masih terlihat lemas, kantung matanya hitam membuat ia terlihat seperti mata panda. "Kenapa bu? Pagi-pagi begini udah rame aja sih dikamar aku" tanya Azeza kepada ibunya karna keheranan.
"Liat itu didepan kamu!" Sambil menunjukkan rak bukunya yang runtuh.
"Lhaa kok ini kenapa rak buku aku bu? Ibu apain?" Tanya Azeza semakin keherana.
"Lho harusnya ibu yang nanya kamu, kenapa kamu balik nanya?" Jawab ibunya sambil merapihkan buku-buku yang berserakan di lantai.
"Mana aku tau bu, kan aku ini baru bangun toh" Jawab Azeza, "Yaudah kamu sana mandi dulu terus shalat" Sambung ibunya. Tak lama Azeza pun bergegas kekamar mandi.06.19
"Bu, Yah, Azeza berangkat ya" Teriak Azeza dari ruang tamu. Plaaaaaak, terdengar suara tamparan dari kamar ibunya. Azeza mendekati perlahan-lahan mencoba mendengarkan apa yang orangtuanya perdebatkan.
"Kau menuduhku lagi? Dimana pikiranmu? Apa aku akan berani mengambil uang yang bukan hakku? Hah?" Teriak ibunya. "Lalu siapa yang akan aku tuduh? Azeza? Baiklah, biar aku yang menanyainya" Timpal ayahnya kepada ibunya, terdengar suara langkah kaki menuju keluar dan Azeza pun secepat mungkin menjauh dari pintu tersebut. Sialnya Azeza menjatuhkan vas bunga besar tepat di samping kamar ibunya, kaki Azeza terluka terkena pecahan vas itu, tetapi ia paksakan untuk berjalan keluar rumah. Tak lama, terdengar suara klakson berbunyi di depan rumahnya.
"Azezaaa!!!" Teriak ayahnya keluar dari pintu kamar dengan nada marah.
"Raka buruan nyalain motornya Ka" Pinta Azeza dengan suara isak tangis.
"Za kamu kenapa?" Tanya Raka kepada Azeza.
"Kamu tumben ada didepan rumah aku jam segini? Kamu gak sekolah?" Tanya Azeza mengalihkan pembicaraan.
"Aku kan udah UN za, kamu belum jawab pertanyaan aku" Tiba-tiba Raka menepikan motornya.
"Aku gapapa kok" Jawab Azeza dengan nada yang meragukan.
"Jangan bohong Za, aku tau kamu bukan tipe perempuan dengan mudahnya untuk menangis tanpa sebab" Timpalnya Raka pada Azeza.
"Aku gak tau Ka, tiba-tiba mereka bertengkar lalu ayah menuduh ibuku. Bahkan ayah akan memarahiku juga tetapi aku berhasil melarikan diri, dan beruntungnya ada kamu" Jawab Azeza dengan suara terbata-bata. Raka pindah posisi menyampingkan duduknya membuat Azeza dapat bersandar di bahunya.
"Menangislah, selagi aku disampingmu. Kamu akan merasa lega setelah ini, jangan lagi untuk dipendam. Aku bersamamu." Jawab Raka dengan nada yang meyakinkan.
"Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan, dan aku sampaikan. Tetapi, aku merasa belum ada waktu yang tepat untuk mengutarakan itu" Sambung Azeza dengan menangis sesegukan.
"Kau hanya perlu percaya padaku, bahwa aku akan terus selalu bersamamu. Dan maaf, jika mungkin aku jarang sekali menghubungimu. Membuatmu merasakan beban rindu yang tak tau sampai kapan akan terobati. Baiklah, jangan menangis lagi. Aku akan dengarkan semua keluh kesahmu karena kamu merindukanku." Sahut Raka sambil mengusap air mata Azeza.
"Kamu mau kemana setelah ini?" Tanya Azeza.
"Mau ke Gramed cari buku" Jawab Raka.
"Bohong, orang udah gak ada KBM lagi juga" Tanya Azeza dengan nada yang tidak meyakinkan.
"Serius yang, aku cari buku tentang kesehatan. Kamu pulang jam berapa biar aku jemput?" Jawab Raka.
"Aku pulang jam 4 sore, beneran ya ditunggu. Hayu atuh berangkat entar aku kesiangan ini bagaimana" Jawab Azeza.07.30
"Mata lu sembab amat Za, why?" Tanya Tania pada Azeza.
"Gapapa gue cuman kurang tidur doang terus kelilipan" jawab Azeza dengan cepat.
"Tumben Raka nganterin sekolah Za, lha bukannya beda jalur ya?" Tanya Bella pada Azeza.
"Kan udah UN neng, ngapain sekolah lagi neng" Jawab Tania.
Tak lama bel berbunyi, "Hayu beb kita bubar untuk gosip pagi ini" Celoteh Salsa dari belakang.
"Muke lu gosip dari hongkong" Jawab Tania dengan nada becanda.15.43
"Za lu balik gak?" Tanya Sindi pada Azeza.
"Eh iya, kalian duluan aja. Gue mau nunggu Raka dulu" Jawab Azeza.
"Yauda lu hati-hati ya, kita duluan Za" Jawab Tania pada Azeza.
"Iya kalian hati-hati nyebrangnya" Jawab Azeza sambil melambaikan tangan.16.20
"Assalamualaikum yang, jadi jemput tak?" Azeza mengirimi pesan whatsapp pada Raka.
"Waalaikumsalam, aku udah di parkiran yang" Jawab Raka.
"Yauda tunggu ya" Balas Azeza.
Setelah keluar dari gerbang sekolah, Raka sudah terlihat.
"Zaa, udah makan?" Tanya Raka pada Azeza.
"Belum, kenapa?" Azeza baru sadar jika dia belum makan apapun dari pagi.
"Nih aku bawa makanan buat kamu" Jawab Raka sambil menyodorkan beberapa tempat makan pada Azeza.
"Lhaa kok tumben banget sih?" Tanya Azeza dengan tatapan yang mencurigakan.
"Tadi dirumah ada syukuran, kebetulan masih ada dirumah jadi aku bawa buat kamu. Karna aku tau setelah kamu ada masalah inget makan aja engga." Jawab Raka dengan nada yang meyakinkan.
"Duduk dulu ya di DPR" Jawab Azeza dengan cepat.
Raka mengikuti Azeza dari belakang. Lalu Azeza duduk bersampingan dengan Raka.
"Makan dulu aja kamu Za, nanti kita ngobrolnya"
"iya iya"16.30
Setelah menghabiskan makanannya Azeza mencari botol minum yang ada di dalam tasnya. Tetapi, Raka langsung menyodorkan minuman untuk Azeza.
"Nih minum, kurang romantis apa aku?" Tanya Raka.
"Alhamdulillah dong kalo gitu, masa cewek yang harus romantisin cowoknya duluan. Gak banget kan" Celetuk Azeza.
Raka terkekeh setelah mendengar jawaban dari Azeza.
"Kamu udah shalat belum Za?" Tanya Raka.
"Udah, kamu sendiri?" Tanya Azeza.
"Udah juga, aku mau bilang sesuatu ke kamu Za"
"Apa?" Hati Azeza berdegup kencang karna ia merasa punya firasat tak enak.
"Minggu aku mau ikut test SBMPTN, jadi kayanya aku gak bisa nemenin kamu main"
"Hm gitu" Jawab Azeza dengan nada sebal.
"Kalo dirumah lagi badmood mending baca Al-Quran deh Za, jangan nonton drama korea melulu"
"Iya, aku mah kalo ngaji gak mau di umbar-umbar kan jadi wajar aja orang taunya aku dirumah nonton drama korea terus" Celetuk Azeza.
"Yang aku takutin, ketika kamu ada masalah terus nangis. Sedangkan aku gak ada disamping kamu saat itu dan sulit dihubungi pikiran kamu semakin kacau". Jelas Raka.
"Aku sayang kamu Za, makannya aku kasih tau kamu begini. Karena penenang yang paling ampuh itu hanya dari Allah datengnya. Kamu tau kan?" Sambung Raka berusaha meyakinkan Azeza.
"Iya aku tau. Belajar gak 24 jam kan? Kenapa sulit banget ngasih kabar?"
"Aku pulang sekolah langsung ke pondok, handphone lupa di taro dikamar"
"Oh gitu ya"
"Aku gak kemana-kemana kok tenang aja"
"Seengganya dong kasih tau"
"Engga dikasih tau pun aku tau, kamu selalu mikirnya yang baik-baik tentang aku"
"So tau"
"Gimana sekolah kamu hari ini? Mau pulang kerumah?"
"Alhamdulillah baik-baik aja, ya mau lah. Masa gue kudu kabur"
"Hahaha, semakin gak dikasih kabar perasaan semakin dewasa ya pemikirannya. Apa gak harus dikasih kabar aja?" Tanya Raka dengan nada becanda.
"Tau ah, mau balik sendiri aja" Jawab Azeza dengan ketus.
"Sana pulang aja, lagian dompet kamu ada ditangan aku"
"Ih da" Azeza memandang Raka dengan penuh kekesalan.
"Kamu sekolah yang bener Za"
"Selalu bener"
"Jangan bikin guru sewot terus tiap ketemu kamu"
"Gurunya aja yang duluan"
"Yauda udah sore ini, hayu pulang" Jawab Raka.Sepanjang jalan Azeza menenggelamkan kepalanya dipunggung Raka, sesekali melihat ke atas langit yang menjingga. Dan menikmati macetnya jalanan benar-benar tak membuat ia merasa bosan.
'Aku pikir senja di sore ini memberi warna yang lebih indah, terlebih ada kamu disampingku. Itulah mengapa aku selalu mensyukuri setiap hal buruk yang aku alami. Karena kamu selalu menguatkan aku untuk tetap berdiri' Sahutnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERGI
RandomAzeza seorang gadis yang ceria dan murah hati. Ia hanya ingin selalu berpikir positiv dengan segala hal yang ia jalani. Akan tetapi, kisah cintanya tak sesuai dengan yang ia harapkan. Akankah Azeza tetap menunggu Raka? Atau Raka yang akan meninggalk...