CHAPTER 04

7.6K 257 21
                                    

"Syifaah...Syifahh...Asyifaaahhh..."

Merasa namanya dipanggil-panggil seseorang, Asyifah berbalik badan untuk melihat siapa yang sudah memanggilnya.

Ternyata si Linda sekretaris Fiqoh. Sedang berlari-lari kearahnya.

Syifah pun berhenti di depan lift menunggu Linda datang menghampirinya.

"Ada apa mbak? Kok sampe ngos-ngosan gitu sih?" Tanya Syifah saat Linda sudah ada dihadapannya sambil mengatur nafasnya.

"Kamu..hossh..hosh..dicariin ama..hossh..hosshh..bos tuh dari tadi". Jawab Linda sambil ngos-ngosan.

"Pak Fiqoh nyariin aku dari tadi? Ini kan baru jam 07.10 mbak perasaan belum telat deh". Tanya Syifah sambil berfikir keras 'Apakah dia telat sehingga sang bos mencarinya dari tadi?'

"Iyah gak tauk. Pokoknya kamu udah ditungguin ama bos diruangannya". Jawab Linda.

"Oh gitu ya mbak. Yaudah deh aku naik dulu sekarang. Ayo mbak barengan naiknya". Jawab Syifah seraya mengajak Linda untuk menaiki lift bersama.

Linda menggelengkan kepalanya pertanda menolak ajakan Syifah.

"Gak mau. Kamu aja duluan. Aku lagi males ngeliat bos ngamuk pagi-pagi Syifa, bikin bad mood aja. Aku nanti aja nyusul". Jawab Linda seraya berbalik keluar pintu loby.

Syifah bingung dengan jawaban Linda. Ngamuk?, ngamuk sama siapa?. Syifah terus berfikir seraya memasuki lift. Apakah dia membuat kesalahan yang fatal? Perasaan tidak. Semuanya baik-baik saja. Selama seminggu ini menjadi asisten pribadi big boss nya itu pekerjaannya berjalan dengan lancar, tidak ada hambatan. Yah meski sang bos sering meminta yang aneh sama Syifah, tapi masih batas normal. Hubungannya yang kata Fiqoh mereka adalah sepasang kekasih juga aman, nyaman, dan baik-baik saja. Lalu mengapa Fiqoh sampai mencarinya sampai sebegitunya?

*********
Tok...tok...tok...

Sifah mengetuk pintu ruangan Fiqoh yah mesti itu sudah menjadi ruangannya juga, tapi harus tetap menunjukan sopan santun kita kan pada atasan.

"Masuk". Itu suara Fiqoh dari dalam untuk mempersilahkan Syifah masuk.

Syifah masuk "Maaf pak kata mbak Linda tadi bapak mencari saya? Apakah ada yang bapak butuhkan?". Tanya Syifah seraya masih berdiri didepan meja kerja Fiqoh.

"Tidak, aku hanya menanyakan keberadaanmu saja pada Linda. Kok aku jemput tadi kamu udah gk ada di kost anmu?"

"Hahh.. Oh iya saya eh aku naik angkutan umum tadi, soalnya aku takut telat jadi buru-buru deh. Hehh maaf". Jawab Syifah dengan berusaha menggunakan bahasa seakrab mungkin.

Memang Fiqoh sudah menyuruh Syifa untuk tidak menggunakan bahasa yang terlalu formal jika hanya mereka berdua. Mereka berdua juga sudah cukup akrab.

"Oh,, lain kali gak usah naik angkutan umum lagi, tunggu aku sampe aku jemput kamu. Walaupun kamu telat masuk kerjanya juga gak masalah Syifah, aku gak akan marahin kamu. Lagian ngapain sih kamu buru-buru kekantor kalo bosnya aja belum dateng ini". Jawab Fiqoh panjang lebar diakhiri kekehan sambil berjalan mendekati Syifa seraya mendekapnya kedalam pelukannya.

Syifah yang awalnya kaget dengan pelukan Fiqoh sekarang sudah membalas pelukannya juga.

" Ya udah sekarang kamu kerja, tapi inget gak boleh sampai kecapean. Oke sayang". Kata Fiqoh melepas dekapannya pada Syifah dan mengecup kening Syifah.

"Iya".

*******

Waktu sudah menunjukkan jam 12.00 WIB. Itu berarti waktu istirahat makan siang sudah tiba. Asyifah segera membereskan meja kerjanya. Ia ingin makan siang bersama staf-staf yang lain yang sudah menjadi teman-temannya juga waktu ia berada di posisi yang sama dulu.

Ia beranjak dari kursinya dan berjalan hendak izin kepada bos nya.

"Mau kemana?" Tanya Fiqoh yang sudah melihat Syifah mulai mendekatinya.

"Aku mau makan siang dulu dikantin, sama staf-staf yang lain juga" kata Syifah memberi tahu niatnya.

"Kita makan di restaurant saja sayang, lebih enak dan banyak piliha menunya". Jawab Fiqoh.

"Tapi aku gak mau terus-terusan makan disana Fiqoh, lagian disana juga makanannya mahal-mahal. Tapi kalo dikantin kan murah". Jawab Syifah.

"Ya udah kalo kamu maunya makan dikantin, aku juga mau makan dikantin bareng sama kamu". Kata Fiqoh mantap.

"Lahh apa kata para staf nanti kalo kamu makan bareng aku?, aku mohon Fiqoh aku mau kerja disini tanpa masalah. Banyak yang aku tanggungin. Aku gak mau digosip-gosipin karena aku deket sama kamu, aku cuma mau kerja yang aman disini. Itu aja udah kok". Jawab Syifah panjang lebar.

"Lah???.. bukannya emang kita ada hubungan?. Inget Syifah kamu itu calon istri aku sekarang! Tanpa kamu harus bekerja pun aku bakalan menuhin kebutuhan kamu sama tanggungan kamu".

Syifah melotot mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Fiqoh. Apa katanya tadi?? Tanpa harus bekerja??
Emosi Syifah mulai tetsulut. Apa-apaan bosnya ini.

"Tanpa harus bekerja?". Tanya Syifah memastikan apa yang didengarnya.

"Iya seharusnya kamu gak usah kerja lagi sayang". Jawab Fiqoh santai.

"Kita beda Fiqoh, kita beda.
Kalau kamu tanpa harua bersusah payah ngeluarin tenaga kamu bisa menghasilkan harta yang banyak. Tapi aku?? Gak!. Aku miskin. Kalau aku gak kerja, aku gak bisa makan, adik-adik aku gak bisa sekolah. Kalau kami gak kerja kami gak bisa hidup didunia yang kejam ini Fiqoh. Itu yang aku bisa kalo kita harus sama-sama, dari sini aja kita dah jelas beda. Aku, kamu, keluargaku, keluarga kamu, jelas beda". Kata Syifah panjang lebar disertai air mata uang sudah membasahi pipinya mengeluarkan uneg-umeg yang selama seminggu ini dia pendam.

Fiqoh kaget melihat reaksi Syifah yang emosi dan menangis. Ia berjalan mendekati Syifah dan memeluknya, menenangkan gadisnya.

"Hei sayang maksud aku gak kayak gitu, aku sama sekali gak ngelarang kamu untuk kerja kalo emang keinginan kamu. It's OK. Tapi kalau pun kamu gak kerja juga aku bisa menuhin kebutuhan dan tanggungan kamu kok. Aku gak pernah punya fikiran kayak gitu. Tentang kita beda, aku gak pernah punya fikiran kayak gitu. Kamu tetap sama dimata aku. Aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu. Jadi please jangan berfikiran seperti itu lagi OK??". Kata Fiqoh panjang lebar.

Syifah hanya diam dalam pelukan Fiqoh.

Fiqoh melepaskan pelukannya dan menghapus air mata yang membasahi pipi gadisnya lalu diakhiri dengan kecupan di dahi Syifah.

"Ya udah jangan nangis lagi yah". Kata Fiqoh.

"Senyum dong". Kata Fiqoh menghibur Syifah.

"Ya udah yuk kita makan, udah mau abis jam istirahatnya. Nanti kamu telat makan lagi". Kata Fiqoh mengajak  Syifah makan sambil menggandeng tangan Syifah keluar ruangan. Tapi di lepas gandengannya sama Syifah.

"Gak usah digandeng nanti ada yang ngeliat lagi". Kata Syifah sinis.

Fiqoh melongok ternyata si gadisnya ini bisa sinis juga toh??

TBC

Lamaa???
Banget!!

Sorry guys fakum nya kelamaan
yah??

Maaf yahhh..

My Big BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang