USBN

2. Jungkook

Terlahir sebagai anak bungsu yang di takdir kan punya kakak usil itu berat, lebih berat daripada rindunya Dilan.

Lagi fokus digangguin, enggak fokus diaudin.

∆∆∆

"Prinsip seni rupa meliputi blablabla."

"Fungsi seni musik—"

"Kook, maen game yok." ajak Taehyung yang baru saja memasuki kamar Jungkook.

"Lagi belajar bang," tolak Jungkook yang kembali fokus pada bukunya. "Maennya entaran aja."

Taehyung berjalan mendekat ke ranjang lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidur Jungkook, "Dih, gaya bener pakek acara belajar." cibirnya.

Jungkook tidak merespon, pemuda berusia tujuh belas tahun itu fokus pada bukunya mengabaikan keberadaan sang kakak yang terasa menganggu.

"Asoy! Akhirnya gue bisa pakek Johnson, Kook." ujar Taehyung tampak bahagia.

Jungkook yang di ajak berbicara mencoba tidak peduli.

"Anjir, ini udah pada legend tapi tololnya masih setara sama yang epic."

...

"Tai, gue yakin kalah ini."

...

"Ya Allah, baru dua menit udah mati. Fiks! Bakal kalah lagi gue."

...

"Aduh tolol, mundur woy mundur!"

...

"Ha! Mampus, sini nggak lo."

...

"Duh bego, bego!"

"Maen di kamar lo sana, bang! Jangan ganggu gue." ujar Jungkook frustasi.

Taehyung emang keterlaluan, udah tau Jungkook lagi belajar tapi malah teriak-teriak nggak jelas mana volume ponselnya di maksimalkan jadi Jungkook bisa mendengar jelas suara penyebab teriakan gaje abangnya itu.

Taehyung fokus pada ponselnya, wajahnya terlihat menahan emosi dan ingin menelan orang hidup-hidup.

"Diem napa sih Kook, gue kan nggak ganggu lo."

"Tapi suara lo berisik bang." ujar Jungkook kesal.

"Ya nggak usah di dengerin kalo berisik, bego."

"Makanya, lo minggat dari kamar gue sana!"

"Gamau, udah pw."

"Tai."

Jungkook menggeram tertahan, sekarang fokusnya sudah tidak belajar, niatnya menghilang dan semua ini karena Taehyung.

Dengan kasar Jungkook menutup bukunya, lalu ikut berbaring di samping Taehyung.

"Loh kok tiduran? Katanya lo mau belajar?" tanya Taehyung polos.

Jungkook mendesah malas, "Ya gimana gue mau belajar kalo lo aja berisik nya minta ampun." cibirnya malas.

Taehyung memeluk Jungkook, lalu menepuk lengannya kasar, "Nah! Gini baru adik gue."

Jungkook meringis, dengan kasar ia mendorong Taehyung. "Sakit bego! Jauh-jauh dari gue bang."

Taehyung hanya terkekeh.

"Gue mau ranked, lo ngikut nggak?" tanya Jungkook saat ponselnya sudah memasuki halaman permainan.

"Ya iyalah."

Dan keduanya pun bermain game sampai lupa waktu.

***

"Besok kalo di bangunin susah, gausah berangkat ke sekolah." omel sang Mama.

Jungkook hanya diam menikmati sarapannya. Kepalanya terasa pusing karena kurang asupan tidur, tadi malam ia dan Taehyung bermain game sampai subuh, beruntung tadi sang mama belum bangun jadi Jungkook sedikit lega tidak terkena semburan kalimat bijak.

"Loh bukannya lo libur seminggu ya, Kook?" ujar Taehyung yang baru saja mendudukan pantatnya di kursi meja makan.

"Nggaklah, bang. Seminggu ini gue kan ujian sekolah." jelas Jungkook malas.

Taehyung hanya mengganggu kan kepalanya paham.

"Good luck lah dek." Taehyung menyuapkan isi sendok ke dalam mulutnya lalu menepuk bahu Jungkook.

"Hm." Jungkook mengangguk malas.

"Kemarin udah belajar kan?" tanya sang Mama.

Jungkook hanya mengangguk.

"Awas aja sampai nilainya merah."

"Udah dong mah, jangan gitu! Kalo nilai Jungkook merah ya wajar." ujar Taehyung membuat sang Mama menyerit.

"Kok bisa wajar?"

"Iyalah, kan Jungkook semalem ngegame sama aku."

"Oh. Jadi. Semale—"

Jungkook terbelak tidak percaya, dengan kekuatan kilat ia mengambil tasnya. "Mah aku berangkat dulu ya, daa!" pamitnya, lalu langsung ngacir ke garasi.

"JUNGKOOK! AWAS YA KALO NGEGAME LAGI, HAPE KAMU MAMA BUANG."

teriakan Mamanya menggelegar, Jungkook dalam hati mengumpat sebal.

"Yaallah, kenapa punya abang mirip anjing yang suka menggonggong."

∆§¶÷

Gaje wkwk, serius mepet banget idenya.

Love,
peanuteee.