PART IV: NIGHTMARE

1K 115 32
                                    

Di sebuah gang sempit nan gelap, seorang gadis merintih ketakutan juga kesakitan. Langkahnya semakin lemah, semakin terpojok. Sedangkan dibelakangnya seorang vampire terus mendekat kearahnya, dengan tatapan buas siap memangsa.

Kedua taringnya yang tajam serta kedua bola matanya yang merah menyala di kegelapan, membuat si gadis bertambah takut. Ia tak dapat berlari kemanapun lagi, ia terjebak disana, bersama makhluk mengerikan yang sedang kehausan akan darah segar.

"Gadis manis ... Sekarang kau tak akan bisa pergi lagi. Biarkan aku meminum darahmu hingga habis. Haahaahaahaa ..." Ujar vampire itu seraya mendorong tubuhnya ke tembok, kemudian membuka mulutnya siap menggigit leher jenjang nan putih si gadis.

BITE

Kedua taring vampire itu telah menggigit serta menghisap darah korbannya, menghisap darah yang mengalir di dalam tubuhnya.

"Argghhhh ....."

Tiba-tiba vampire itu tergolek tak berdaya, tubuhnya sirna seketika. Dari ujung gang terlihat sepasang mata merah menyala, terdengar langkah kaki yang semakin mendekat. Samar-samar si gadis melihat seorang lelaki berambut cokelat gelap dengan jubah hitam berjalan kearahnya. Dengan kekuatan yang tersisa ia mencoba berdiri, menutup luka di lehernya dengan sebelah tangan, sedangkan darah segar masih terus mengalir.

Tubuh gadis itu tumbang seketika, dan semua penglihatannya menjadi gelap. Lemas dan tak berdaya. Itulah keadaannya. Ia masih bisa merasakan saat tubuhnya terangkat dari tanah dingin. Dan sebelum kehilangan kesadaran secara keseluruhan, ia sempat menangkap ucapan sosok asing yang sedang menggendong tubuhnya kini.

"Kau milikku, Hime. Kau tak bisa lari dari takdirmu."

xxx

"Hahh ... Hahh ... Hahh ..." Hinata terbangun dari tidurnya pada tengah malam, dengan nafas terengah disertai peluh yang membasahi wajah serta tubuhnya. Ia baru saja bermimpi buruk. Sebuah mimpi yang entah mengapa terasa begitu nyata seakan ia pernah mengalami hal tersebut.

Tubuhnya sedikit bergetar dengan ekspresi wajah ketakutan. Ia tak akan bisa tertidur lagi setelah ini. Mimpi itu bukan hanya sekali datang sebagai bunga tidurnya. Sudah sering kali. Bahkan bisa dibilang setiap malam mimpi itu selalu datang, kejadian yang sama terus berulang.

Apa makna dari semua ini? Pikiran Hinata kalut dan dirundung gelisah. Ia membutuhkan sesuatu untuk menenangkan pikirannya. Beberapa pil putih yang hampir setiap malam selalu ia minum akan menjadi obat paling ampuh untuk mengatasi ketakutan serta kegelisahannya.

Perlahan Hinata berjalan keluar kamar menuju kearah dapur. Membuka lemari es kemudian mengambil sebotol minuman dingin. Ia memasukkan beberapa pil putih ke dalam mulutnya kemudian meneguk air di dalam botol itu dengan cepat hingga tandas tak bersisa sedikitpun.

"Siapa aku sebenarnya? Siapa lelaki itu sebenarnya?" Gumam Hinata entah bertanya kepada siapa. Tanpa sadar ia meremas botol plastik di tangannya hingga tak berbentuk—menyalurkan ketakutan serta kegelisahan yang mendera.

"Kau tak apa-apa?" Suara bariton seseorang mengejutkan Hinata yang masih bergelut dengan pikirannya sendiri.

Zero tengah berdiri di belakangnya menyiratkan kekhawatiran ketika melihat gadis itu terduduk lemas di bawah lantai sembari meremas botol plastik kosong di tangannya.

"A-aku tak apa-apa." Tukas Hinata tanpa melihat kearah Zero, berusaha menyembunyikan kenyataan bahwa kini ia sedang tidak dalam keadaan baik.

"Benar tak apa-apa?" Tanya Zero seakan tak percaya dengan jawaban yang Hinata lontarkan. Kini ia berjongkok disisi sebelah kiri gadis itu, menatapnya tajam penuh intimidasi.

VAMPIRE KNIGHT (My Version With Hinata Hyuuga)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang