Bagian 0

2.4K 393 99
                                    

Bagian 0

Kim Mingyu bingung. Orang-orang selalu menganggap dirinya mempunyai hubungan khusus dengan Jeon Wonwoo sahabatnya yang ia kenal dari jaman mereka sama-sama merangkak.

Mereka terlalu sering berbagi banyak hal mulai dari baju, makanan, hingga berbagi cinta pertama?

Yeah, berbagi cinta pertama memang terdengar aneh. Tetapi itulah kenyataannya. Mereka pernah sama-sama menyukai wanita yang sama saat masih di sekolah menengah pertama, dan bodohnya mereka juga berakhir di pecundangi oleh wanita itu. Hubungan pertemanan mereka bahkan hampir hancur. Untungnya semua membaik berkat ia yang mengalah lebih dulu.

Mengalah maksudnya meminta maaf, dan memperbaiki semuanya lebih awal dari pada Wonwoo yang pasif dengan gengsi sebesar gunung himalaya.

Percayalah, menunggu Wonwoo memperbaiki hubungan pertemanan mereka saat itu, sama saja seperti berpikir jika michael jackson itu masih hidup.

Wonwoo itu manusia dengan tingkat gengsi yang sangat besar dan tinggi. Dia juga pemalu di balik wajah dinginnya. Dan sungguh percayalah bahwa hanya seorang Kim Mingyu yang tahan berteman dengannya selama itu.

"Jadi benar kau dan Wonwoo-ssi hanya teman?"

Mingyu mengangguk. Boo Seungkwan ini orang ke sekian ribu kali nya bertanya seperti itu. Dasar anak magang.

"Tapi aku melihat hal mencurigakan dari dirimu." Ucap Seungkwan santai.

Mingyu langsung saja mendelik. Mencurigakan apanya?

"Kekasih ku adalah seorang lelaki. Jadi hubungan antar lelaki dan lelaki, aku paham betul."

Sok tahu. Anak magang yang sok dekat dengannya sejak hari pertama masuk ini memang merepotkan. Kenapa juga atasannya harus mempercayakan bantal berjalan ini kepadanya? Dia juga cerewet. Sejak melihat Wonwoo, dia selalu saja menanyai hubungan mereka.

"Jika kau tetap tidak mengaku. Berarti wanita yang kemarin aku lihat bersama Wonwoo-ssi mungkin saja itu kekasihnya?"

Wanita mana?

Mingyu mendelik lagi, kali ini menatap Seungkwan penuh guratan emosi dan siap melempar anak itu denagn barang apapun.

"Lihat. Kau langsung marah. Itu tanda nya cembur-"

Brakk!!!

"Apa maksud mu Boo Seungkwan? Jangan menilai segala hal dengan pikiran sempit mu! Wonwoo itu tidak punya kekasih, aku jamin itu!"

Pluk

Seungkwan dengan santai melempar Mingyu dengan bantalan kursi dan berdecak melihat wajah aneh Mingyu yang menyedihkan.

"Kau menyukai nya. Baru di bohongi sedikit saja sudah seperti itu. Atau jangan-jangan kau hanya cinta sepihak ya?"

"BOO SEUNGKWAN!!!!"

....

Cinta sepihak?

Apa iya?

Mingyu melirik Wonwoo di sampingnya yang tengah memesan kopi.

Menurutnya jika Seungkwan benar, memang apa yang ia sukai dari Wonwoo? Tubuh nya kurus, bokongnya tidak berisi, meski dia mempunyai lubang, tetap saja dia tidak memiliki payudara sintal yang nyaman di pegang.

"Mingyu, kau dengar tidak?"

Mingyu tersentak. Wonwoo ternyata dari tadi mengajak nya bicara. Dan sejak kapan mereka sudah mendapatkan tempat duduk di samping jendela? Seingatnya tadi masih berdiri sambil memesan.

"Memang apa?" Tanya Mingyu bodoh.

"Lupakan. Apa kau sedang banyak perkerjaan hingga melamun seperti itu?"

Pekerjaan tidak, tapi Boo Seungkwan membuat otak nya bekerja memikirkan perkataan dan anilisi bodohnya tentang hubungan mereka.

Hubungan? Kenapa terdengar seperti....

Sudahlah.

"Tidak juga." Jawab Mingyu singkat setelah berhasil menetral kan suaranya yang tiba-tiba serak. "Wonwoo, kau tahu anak magang di kantor ku? Yang berisi itu."

Wonwoo hanya menggeleng. Dia lupa. "Kenapa?" Tanya nya bingung. Dia pikir Mingyu mungkin saja menyukai anak magang itu karena tiba-tiba membahasnya di tengah obrolan mereka.

"Tidak, hanya penasaran saja ingin membuktikan yang dia katakan."

"Huh? Memang apa?"

"Ini-"

Gila?

Katakan itu untuk Mingyu dengan keras.

Ia bahkan tidak peduli suasana coffee shop yang ramai atau apapun saat ide gila muncul di kepala nya dan menarik leher Wonwoo untuk menemukan kedua belah bibir mereka.

Hanya Mingyu yang memejamkan matanya. Itupun karena takut dengan Wonwoo yang menatapnya emosi. Tapi lama kelamaan kenapa rasanya manis sekali? Ini bibir Wonwoo atau permen kapas?

Serius Mingyu tidak berlebihan. Dia berontak pun Mingyu tidak peduli. Ia belum puas.

Kalaupun Wonwoo marah biar saja. Kalaupun Wonwoo ingin membunuh nya, tidak apa. Dia punya kedua kaki yang masih berfungsi dan kuat untuk berlari menyelamatkan diri.

"ARGH!!!!!"

Rencana gagal.

Bagaimana mau lari jika bibir belum terlepas saja Wonwoo sudah menginjak kaki nya.

Harusnya ia buat surat wasiat dulu sebelum melakukannya tadi.

"KAU MAU MATI KIM MINGYU!"

....

To Be Continue?



Saya buat apa ini? Saya pun tidak tahu. Saya hanya coba menuangkan ketakutan dan kecemasan orang saat usia 20 tahun keatas melalui cerita ini.

Terimakasih!!!!

CosmicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang