Bagian 1

1.8K 340 83
                                    

Bagian 1

Ketika seseorang memasuki usia diatas 20, pertanyaan yang di dapatkannya bukan lagi tentang satu hal, melainkan banyak hal yang diikuti oleh rasa ingin tahu banyak orang seolah semua itu berpengaruh bagi hidup mereka. Pernikahan, karir, kedudukan, pertemanan, dan pencapaian adalah topik utama yang ditanyakan bagi sebagian banyak orang yang sudah menginjak usia diatas 20 tahun.

Semakin banyak orang ingin mengetahui kehidupan orang lain, sehingga mereka lupa juga ada banyak hal yang bisa di tanyakan selain kelima pokok pertanyaan itu.

Mereka lupa menanyakan kabar, atau bahkan menanyakan tentang 'apakah kau bahagia?'

Tahu tidak, betapa banyak orang diatas usia 20 sensitif dengan kata 'Bahagia?'

Perasaan yang berubah, kadang sedih kadang senang. Kadang semangat kadang putus asa. Hal-hal seperti itu bukan lagi bagian dari masalah jiwa atau bipolar, melainkan perasaan wajar terlampau wajar yang sering di alami rata-rata orang di atas usia 20.

Jeon Wonwoo merasakannya. Tidak tekanan ekstream memang. Tapi dia hidup di lingkungan dimana karir dan kedudukan adalah segalanya, di sisi lain dia juga di kelilingi oleh orang-orang yang mengagungkan pernikahan di usia muda.

Minggu ini datang kepernikahan sepupu jauh, minggu depan sepupu dekat, bulan depan teman sekolah, dan dua bulan kemudian teman satu Universitas.

Lalu, setiba nya disana, apa yang akan mereka bicarakan? Apa yang akan mereka tanyakan? Dan apa yang akan mereka lakukan?

Tentu kelima pokok itulah yang menjadi bahasan topik utama setiap orang.

Tidakkah semua itu memuakkan?

Apakah mereka tahu bagaimana orang-orang seperti Wonwoo merasa pusing setiap melihat dan mendengar itu semua?

"Wonwoo ayolah aku ha-"

Prakkk

Sungguh sedang tidak ingin di ganggu. Wonwoo melemparkan sepatunya ke wajah Mingyu.

Dia kesal. Putus asa. Frustasi. Bercerita sejak tadi tidak di dengar, dan orang di hadapannya ini juga mencuri ciumannya.

Ciuman pertama sialnya!

"Tidak kasar bisa?" Mingyu mengeluh.

Wonwoo tidak peduli. Ia ingin pulang segera. Ingin menangis, karena perasaannya tidak menentu. Merasa sedih, tapi tidak tahu sedih untuk apa?

Untuk ciuman pertamanya kah? Atau untuk keberhasilan yang tidak ia dapatkan di usianya sekarang? Atau untuk menakuti akankah ia mempunyai jodoh atau tidak?

"Kau menangis? Jangan seperti perawan, Won-!"

Bough!!!

"Sialan!"

Mingyu tidak membantu.

Tidak ada yang bisa membantu ataupun mengerti perasaannya. Ia ingin bercerita, butuh seseorang untuk mendengar, tapi tidak tahu kepada siapa? Takut juga tidak di dengarkan seperti sialan Mingyu yang hidupnya tidak pernah serius.

CosmicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang