Who He Is?

105 1 0
                                    

Helooooo huahhh akhirnya rilis juga cerita pertama. maaf kalau kata-kata, ceritanya, alurnya agak aneh mohon dimaafkan. Namanya juga cerita pertama kan? oh iya jangan lupa tinggalin vote dan komentar-komentarnya yang masin, pedes, asin yaaaa. okeh silahkan baca.

Saran:
kalau gak kuat bacanya, yaudah udahan aja. Jangan dipaksain lanjut hehehehe

--------------------------

"Uuhhhh hari ini benar-benar sangat melelahkan?". Aku rentangkan kedua tanganku keatas, rasanya lega sekali. Wushhhhhh. Malam ini cuacanya sangat dingin, dan bodohnya aku tidak membawa mantel. Bodoh. Kulirikan mataku kearloji berwarna aquan itu hanya untuk mencari tahu jam berapa sekarang. "Whatttt???? Gila ternyata udah jam 11.58 pantesan aja sepi". Kembali ku langkahkan kaki ku lebih cepat. Shittt. Kuhentikan langkahku. Sial kenapa rumahku harus melewati jalanan ini. Jalanan yang dipenuhi pohon-pohon besar, ini perumahan atau hutan sih?. Ya aku tau perumahan ini memang mencintai alam, tapi gak kayak gini juga kali. Bener-bener seperti hutan. Aku lanjutkan lagi perjalananku yang sempat tertunda. Sebenernya aku sangat takut lewat jalan ini, apalagi sendirian di tengah malem wuahhhh. Tapi aku beranikan, daripada diri disitu sampe pagi?Hayoo?.

   Ku percepat lagi langkahku menuju rumah. Kenapa jalanan ini panjang sekali sih? Apa aku yang jalan nya lelet? Aku rasa tidak, jalanan ini benar-benar panjang. Shrekkk..... Bukkkkk. Bunyi apa itu? Okeh sekarang aku benar-benar takut. Aku takut tapi aku penasaran dengan itu. Ku pertajam kedua bola mataku, untuk mencari tau bunyi apa tadi. Sial, sayangnya aku tidak bisa melihatnya, disana sangat gelap. Aku keluarkan handphone ku dari saku celana untuk memperterang. Yaaa setidaknya keliatan. Aku langkahkan kakiku perlahan dengan tangan terulur kedepan sambil memegang handphone untuk memberikan penerangan. 

   Aaaapa ituuuuu. Ituuuu sangat besar, terdiri dari banyak bulu, untuk terbang. Ahhh kenapa aku seperti orang bodoh begini. Aku yakin kalian tau. Sayap? Tapi sayap siapa? Tidak mungkin itu sayap burung, aku tidak sebodoh itu. Mana ada sayap burung sebesar itu. Ku ulurkan tanganku untuk menyentuh sayap indah berwarna hitam, sepertinya sangat halus. Sangat halus. Shrekkk. Sayap itu menghindar dan menampakkan seseorang yang tengah berjongkok. Siapa dia?

Dengan nyali yang cukup besar, aku ikut berjongkok untuk melihat wajahnya. Merah. Sangat merah. Sontak kumundurkan tubuhku menjauh darinya. Matanya sangat merah, rambutnya yang hitam menutupi sebelah matanya. Dia seorang pria, tapi aku belum pernah melihatnya. Apa mungkin dia tetangga baru?. Mataku tidak sengaja melihat sayap hitamnya yang sedikit terluka. Memang tidak parah tapi aku yakin itu pasti sakit.

"Kau tidak apa-apa?" ,tanyaku lembut. Dia hanya menggeleng. "Tapi sayapmu luka, kau yakin tidak apa-apa?" , tanyaku lagi. Dia memperhatikan sayapnya dan menggelengkan kepalanya lagi. Aishhh keras kepala sekali orang ini. Aku rogoh saku celanaku dan ketemu. Plester bertulisan SOI. Yaa Soi itu namaku, aneh ya?. Ku tempelkan plester itu ke beberapa sisi sayapnya yang luka. "Apa yang kau lakukan?", ucapnya mendorong tubuhku untuk menjauh darinya. "Aku hanya mengobatimu, apa aku salah?". Ada apa dengan orang ini? Udah ditolongin malah marah-marah bukannya bilang terimakasih. "Aku seorang lucifer", ucapnya menatap tajam kearahku. Ya tuhan wajahnya sangat tampan, kulitnya yang putih mulus, hidung yang mancung, mata yang sangat merah, pipi tirusnya dan rambut hitamnya. "Terus?", jawabku santai. "Bodoh, aku bilang aku Lucifer. Apa kau tidak takut denganku?". Dia berdiri, memperlihatkan tubuhnya yang tinggi, kurus dan sangat tegap. Ya tuhan sangat sempurna dirinya. "Tidak, buat apa aku takut. Oh ya plester ini jangan dilepas sebelum lukanya sembuh". Ku elus plester yang ada disayapnya. "Aku baru pertama kali menggunakan plester ini. Plester ini dibuat oleh nenekku dan hanya ada satu didunia. Jadi kau harus menghargainya. Okeh". Ucapku panjang lebar dan hanya dijawab dengan anggukan. Ku balikan tubuhku dari hadapannya dan segera melangkah pergi. "Kau mau kemana?" , ucapnya sedikit berteriak. Ku balikan tubuhku menghadapnya. "Pulang, aku berharap semoga kita bisa bertemu lagi ya. Byee?". Ku lanjutkan lagi langkahku yang sempat berhenti tadi. Ya semoga aku bisa bertemunya lagi. Lucier.

--------------------------

Akhirnya selesai juga part satunya. Maaf ya kalau jelek dan absurd banget.
jangan lupa vote dan tinggalin komen-komennya :')

Twitter  : @SabilahNurul
Instag  : SabilahNurul
7DA09661

It's A Dream or RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang