Please Don't Leave Me

15 0 0
                                    

parttt 5 already wkwkwkwk akhirnya dikit lagi end juga wkwkwk. Maap maap ya kalau banyak typo nya. oke deh let's gooo, next. Happy reading

--------------------------

"Akkuuu akan pergi. Maaf", ku lihat wajah manis nya berubah menjadi wajah sangat menyedihkan yang belum pernah aku lihat selama ini. Maafkan aku sayang, aku tidak pernah berniat sedikit pun untuk membuatmu sedih atau menyakitimu. Aku sadar bahwa kita dua makhluk yang berbeda, dan wujud kita sangat sulit untuk disatukan. Aku belum pernah mendengar bangsa lucifer hidup dengan manusia sebelumnya. Mungkin sebagian dari kalian ada yang berfikir bahwa lucifer sama seperti jin atau sebangsanya. Tapi kenyataannya itu salah. Lucifer itu adalah sebangsa malaikat, malaikat yang dikutuk menjadi malaikat jahat. Malaikat yang beda dari malaikat yang lainnya. Bangsa jin mungkin bisa menikah dengan bangsa manusia, tapi tidak dengan bangsa Lucifer. Bangsa jin dapat membawa manusia masuk kedalam dunianya, tetapi manusia tidak bisa masuk kedalam dunia lucifer. Karena lucifer hidup dari jiwa seseorang manusia. Kalian mengerti maksudku kan?.

  Ku langkahkan kakiku meranjak mendekat kearahnya. Wajah sendunya berhasil membuat benteng kokoh hatiku hancur begitu saja. Apa yang harus aku lakukan? Satu sisi aku harus pergi dari dunia ini, tapi sisi lain melarangku untuk pergi. Kau Soi..... Kau yang telah melarang raga dan jiwaku untuk pergi menjauh darimu. Dia mulai menatap mataku lekat dengan mata sendunya, seperti memohon agar aku menjelaskan semua ini dan tidak pergi meninggalkannya. "Maafkan aku sayang, aku harus pergi!", ku arahkan tangan ku untuk menyentuh pucuk kepalanya dan mengusap lembut rambut hitamnya. Ku perpendek jarakku dengannya, ku dekap tubuh mungilnya kedalam dada bidangku memberikannya kehangatan sebelum aku pergi jauh meninggalkannya. "Maafkan aku, aku mohon maaf kan aku. Izinkan aku kembali ke duniaku", ucapku memohon padanya. Kurasakan bahunya mulai naik-turun. Dia menangis,,,, dan itu semakin menyakitkanku.

"Kau hiks mau pergi kemana hiks? Apa kau tega hiks meninggalkanku sendirian disini hiks hiks", ucapnya disalah satu isakannya. Aku mohon, berhentilah menangis sayang.

"Akuuu akan kembali ke darkness oxford, dunia dimana aku tinggal", isakkannya semakin menjadi-jadi. Heyyy kenapa kau semakin cengeng.

"Kau sungguh akan pergi Gio hiks hiks?", berhentilah bertanya aku mohon. "Hmmmm aku akan tetap pergi, karena jika aku tidak pergi dari sini aku harus menunggu 10 tahun lagi untuk menemukan pintu oxford itu", ku jelaskan sedikit-demi sedikit agar dia mau mengerti keadaanku saat ini.

"Pintu apa? Kenapa kau begitu takut kehilangan pintu itu?", tanyanya padaku. "Pintu untuk masuk kedalam dunia kami. Kenapa kami begitu takut untuk kehilangan pintu itu? Karena kami tidak mau berlama-lama disini, dunia ini bukan dunia kami. Jika salah satu lucifer lain tau ada bangsanya yang datang kesini, dia akan membawa temannya yang lain dan tinggal juga disini. Kalau sebagian dari bangsa kami tinggal disini, habislah riwayat manusia", jelas Alan panjang lebar.

"Kau tidak boleh pergi. Kau harus disini bersamaku", ucap Soi keras kepala. Ada apa dengan anak ini? Kenapa dia jadi keras kepala seperti ini.

"Maaf tapi kami harus pergi", ucap Alan lagi mewakili perkataanku.

"Kau yang tinggal disini atau aku yang ikut kau pergi?", ucap Soi begitu nekat. "Kau tidak tau kehidupan dunia kami sayang, dunia kami begitu kejam. Jadi tetaplah disini. Aku mohon", balas ku dengan hati-hati dan menekan emosi yang sedang meluap didalam tubuhku. "Tidakkk mauuu, Aku memberimu 2 pilihan. Kau tetap disini atau aku yang ikut denganmu", kenapa kau semakin egois sayang, aku tidak bisa menahan emosiku lagi.

"Cukup, jika itu mau kau. Terserah, ikutah denganku karena aku tidak bisa tinggal disini", final ku.

"Gio kau gila", ucap Alan tidak setuju dengan keputusan yang aku buat seenakku.

"Tenanglah, aku yakin dia akan aman", ucapku menenangkan Alan yang seperti emosinya sudah mulai terpancing, ya begitulah lucifer emosinya sangat mudah terpancing. "Tapi gimana dengan kakakmu? Apa dia tidak sedih jika di tinggal pergi sendirian? Pasti kakakmu khawatir!", ucapku pada Soi yang berhasil membuatnya diam sejenak sebelum mengeluarkan suara lagi.

"Aku yakin kakakku akan baik-baik saja tanpa aku", ucapnya optimis.

"Kau yakin? Bukankah kau sangat menyayanginya?", tanyaku lagi semoga kali ini dia memikirkan apa yang aku katakan tadi.

"Aku yakin seyakin yakinnya, pasti dia bisa hidup tanpa aku", finalnya lagi. Kenapa kau benar-benar keras kepala. "Terserah, kau sudah siap untuk pergi ke duniaku dan tinggal disana?", ucapku padanya dan dia mengangguk hebat.

"Ayo kita pegangan!", ucapku sambil berpegangan tangan satu sama lain. Aku ambil benda yang berada disaku kiri celanaku, sebuah kalung berbentuk pintu bertulisan 'Welcome to The Darkness Oxford' yang terbuat dari emas merah (gue gak tau ada emas warna merah apa enggak wkwkwk, next). Ku hirup udara sampai masuk kerongga paru-paruku dan kuhembuskan lagi. One two three........ Bushhhhhhhhh

--------------------------

Akhirnya part 5 selesai jugaaaa, maap kalau kedikitan yaaa. Jangan lupa tinggalin jejak prasejarahnya, vote dan terserah mau komen pedes asem asin manis okehhh

@Sabilahnurul

7DA09661

It's A Dream or RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang