Bab 1

115 11 0
                                    

-Bel-

Seseorang langsung membuka matanya tak kala bel istirahat berbunyi, ia menatap kearah jendela dan mendengus malas melihat gerombolan siswa maupun siswi menatap kearahnya bahkan sebagian memekik untuknya.

"Baru seminggu dan kau menjadi pangeran disini" Sindir teman sehidup sematinya itu "Usir mereka kumohon" Bisik malas namja itu lalu mulai tertidur kembali di mejanya, sungguh ia hanya ingin kondisi yang tenang, damai tanpa keributan

"Tak berniat ke kantin?" Tanya temannya lagi dan ia menggeleng pelan "Bawakan aku makanan saja" Temannya hanya menatapnya malas lalu berlalu keluar, selalu seperti ini jika penyakit malasnya kambuh semua orang akan terlihat seperti budak dimatanya.

Namja itu mendengus lagi kemudian mengambil bukunya dan mencoret-coret sesuatu disana lalu menunjukkannya kejendela tempat fans-fansnya melihatnya di kertas itu tertulis

'Pergilah sebelum aku mengusir kalian'

kemudian, ia tertidur kembali mencoba masuk ke alam mimpinya tadi. Bermimpi ia berada di pantai dan menatap banyak gadis disana.

Selang 15 menit kemudian, teman sehidup sematinya itu masuk lalu menaruh sebungkus burger dan sebotol air putih di sampingnya kemudian menendang kursi sahabatnya itu.

"Bangsat!" Ujar namja itu memaki "Itu makananmu" Ujar temannya malas, namja itu pun segera membuka bungkusan disana "Kenapa dengan wajahmu?" Tanya namja itu kepada sahabatnya "Aku hampir mati beradu kata dengan namja di kantin tadi" Omel sahabatnya itu.

"Hei Jungkook-ssi" Panggil seseorang membuat Jungkook menaruh burgernya dan menatap orang yang memanggilnya itu "Ada apa?" Tanya Jungkook sekenanya sahabatnya Jungkook pun menatap pembicaraan itu serius "Jimin dan kau sekarang harus ikut aku" Ujar namja itu serius "Kenapa?" Tanya Jimin akhirnya "Akan aku sampaikan disana" Ujar namja itu cepat "Kita tak punya waktu banyak" Lanjutnya dengan ekspresi kawatir yang disembunyikan dibalik raut wajah tegas miliknya.

---

"Huft! Mereka menyebalkan mentang-mentang baru masuk dan menjadi idola sikap mereka sangat menjijikkan!" Keluh seorang namja dengan gayanya yang seolah-olah akan mematahkan apapun di depannya

"Tapi bukannya mereka memang tampan dan juga keren" Ujar temannya sembari tertawa kecil melihat sikapnya.
"Kau benar-benar menjijikkan. Tampan darimana. Lebih tampan juga aku" Cibir namja itu "Tunggu, jangan bilang kau mencari masalah dengan mereka" Selidik temannya

Namja itu memutar kedua bola matanya malas.

"Sudah kulakukan" Ujar namja itu cepat "Ahh.. aku bisa stress karnamu" Omel temannya itu, karena baru seminggu yang lalu ia berbuat masalah dengan anak kelas akhir dan sekarang ada masalah baru. Bagus.
"Oh iya aku ingin mengatakan sesuatu padamu" Nada bicaranya mulai serius.
"Apa?" Dan temannya terpancing ingin tau.

----

'Mereka ada disini!'
'Siapa? Jangan bilang itu..'
Namja itu mengangguk cepat.
'Polisi dan mr.lion ada di sekolah ini, radarku melacaknya'
'Haha.. ini kesempatan kita untuk menemukan mereka dan membunuhnya'

----

Kriet.

Pintu atap markas mafia besar terbuka.

"Oh hai, Mr. Lion lama tak berjumpa" Ujar seorang namja yang bersandar di tiang atap sembari memainkan pistol di tangannya, yang dipanggil Mr. Lion itu hanya memiringkan kepalanya "Hai juga Mr. Wolf" Balasnya tak kalah angkuhnya "Jadi misimu sekarang mematai-matai markas?" Tanya mr. Wolf pelan, Mr. Lion membenarkan topeng singanya itu lalu menodongkan senjata pistol kearah Mr. Wolf "Oh ayolah kau bahkan tak pernah bisa membunuhku" Ujar mr. Wolf.

"Mari kita lihat lagi Mr. Wolf"

Dor.

Dor.

2 tembakkan saling bersahutan dimana Mr. Lion menembakkan senjatanya dan Mr. Wolf menembakkan pelurunya hingga peluru dan peluru itu saling menubruk dan terpental ke arah yang berbeda.

"Kau memang cekatan seperti biasanya" Ujar mr. Lion lalu tertawa kecil, mereka berdua adalah musuh yang tak bisa saling membunuh.

"Aku pergi" Mr. Lion pun mengeluarkan tali tancap yang ia lepaskan dan Berhasil menancap si salah satu gedung di seberang dan menjauh cepat "Kau kulepaskan kali ini" Ujar Mr. Wolf pelan.

'! Kau membebaskan musuhmu lagi bodoh!'  Earpicenya berbunyi nyaring membuat 三 atau Mr. Wolf itu harus mengusap-usap telinganya berkali-kali.

'Jika aku membunuhnya sekarang maka ini tidak lagi seru' Balas 三 cuek.
'KAU MEMANG PSYCHOPATH GILA!!"

---

Jungkook melangkah pelan menuju sekolahnya, sesekali ia menguap pelan karena masih merasa mengantuk. Ya hari-harinya selalu saja sukses membuatnya mengantuk.

"Huh?" Matanya menyelidik was-was saat melihat namja yang berdiri di zebra cross penyebrangan, namja itu berjalan saat lampu penyebrangan dekat zebra cross masih  berwarna merah.

Jungkook membulatkan matanya kemudian berlari dan menarik lengan namja itu sebelum namja itu tertabrak oleh motor yang melintas dengan kencang.

"KAU GILA?!" Pekik Jungkook emosi, namja didepannya hanya mengedipkan matanya lucu "Ma-maaf.. aku melamun" Ujar namja itu sambil memegangi jantungnya yang berdegub karena syok, sungguh tadi itu nyaris saja.

Jungkook melepaskan pegangan tangannya "Kau hampir mati tadi bodoh!" Teriak Jungkook dan lampu pun berubah menjadi hijau, ia segera berjalan meninggalkan namja yang baru saja ia tolong tadi. Karena demi apapun IA HAMPIR TELAT.

-Sekolah-

Mata elang itu menatap tajam mata obsidian yang tertunduk itu "Te-terimakasih" Namja itu membungkuk sopan kearah Jungkook "Tak perlu berterimakasih, aku tak tau kau satu sekolah denganku. Kuperingatkan lain kali gunakan kedua matamu untuk melangkah" Ujar Jungkook cepat.

"Ne" Namja itu pun permisi ingin pergi akan tetapi Jungkook memegang lengannya "Ireumi mwoya?"

"Kim Taehyung"

"Panggil aku Jeon Jungkook"

---

Kim Taehyung segera masuk ke kelasnya kemudian langsung menyambar minuman milik temannya itu "Yak! Taehyung!" Pekik temannya tak suka "Yoongi-ah kurasa karma itu memang ada" Ucap Taehyung takut-takut.

"Ada apa denganmu?" Tanya temannya penasaran.

"Kemaren aku baru saja menghinanya Jeon Jungkook dan Park Jimin, siswa populer itu. Jungkook menyelamatkanku tadi pagi lalu ia menanyakan namaku yah dilihat-lihat ia memang tampan" Jelas Taehyung mengagumi, menelan ludah dengan apa yang ia ucapkan kemarin.

"Yak.. yak.. sainganku bertambah lagi karnamu jelek!" Cemburu Yoongi malas "Hahaha kau incar temannya saja" Balas Taehyung santai.

-Bel pulang-

Jungkook berjalan pelan dan seperti biasa fans-fans itu melihatnya kagum.

Dug.

Sebuah bola kecil menggelinding dan mengenai kaki Jungkook, Jungkook pun mengambil bola itu dan melihat kearah kirinya disana ada namja yang berlari mengejar bola kecil itu "Hahh.. hahh.. Hahh.. mian, bisa berikan bolaku?" Tanya namja itu.

"Taehyung?" Sapa Jungkook, Taehyung pun mendongakkan kepalanya dan terkejut bukan main.

Sial, kenapa harus bertemu Jungkook lagi sih -Kim Taehyung, siswa teladan nomor satu-

"Jeon Jumgkook-ssi. Mian itu bolaku bisa kau kembalikan?" Tanya Taehyung sopan, Jungkook hanya mengangkat tinggi bola itu "Apa yang kau lakukan?" Tanya Taehyung lagi.
"Kau terlalu ceroboh" Ujar Jungkook malas "Kau sendirian?" Tanya Jungkook dan namja itu sukses menganggukkan kepalanya mantap "Ikutlah pulang bersamaku"

"Mwo?"

Dan Taehyung kira otak Jungkook mulai konslet.

---

TBC HEUHEU.

-Ace-

Hölle (KookV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang