Pulang sekolah,
"Kau mau pulang?" Tawar Jungkook saat sudah di depan kelas menunggu Taehyung.
"Kau menungguku?" Tanya Taehyung, Jungkook mengangguk
"Mau ku antar?" Tanya Jungkook, Taehyung menggeleng lalu mendekat menyentuh lengan kekar Jungkook "Aku ada perlu, maafkan aku" Ucap Taehyung lalu tersenyum "Arraseo, tapi besok kuantar pulang ya" Ujar Jungkook kemudian berjalan ke arah parkiran sekolah.
Ia melipat tongkatnya lalu naik keatas motornya, ia memakai motor karena dalam keadaan sakit seperti ini ia tak bisa menaiki mobil sport.
Jungkook mengendarai motornya kemudian ia terpikir untuk melihat kondisi orang tuanya.
Sesampainya di lokasi kedua orang tuanya, ia mengeluarkan tongkatnya kemudian berjalan ke arah semak-semak dan mengeluarkan teropong yang sudah di desain lebih canggih itu.
Disana ada sekitar 10 tentara berjaga di depan rumahnya yang besar seperti istana itu, Jungkook mendengus pelan "Huh? Itu Taehyung?" Bisik Jungkook kemudian memperjelas teropongnya untuk melihat seseorang dengan seragam SMA disana.
Taehyung masuk ke rumahnya dan para tentara itu membuka jalan bahkan mereka memberi hormat "Siapa sebenarnya dirimu" Gumam Jungkook was-was.
Taehyung menekan bel rumah disana dan keluarlah wanita paruh baya yang langsung memeluk erat Taehyung "Eomma" Gumam Jungkook pelan, Taehyung pun masuk ke dalam.
Jungkook memperbesar teropongnya untuk melihat kearah jendela. Disana ada appanya yang bercengkrama dengan Taehyung "Kim Taehyung, kau membuatku penasaran" Gumamnya pelan dan terus mengamati.
Hingga jam menunjukkan pukul 7 malam, ia pulang.
---
Taehyung tersenyum lalu menggulung adonan kue itu.
"Wahh.. jangan memberikan tenaga yang berlebihan" Ujar wanita paruh baya dengan senyumnya itu "Hehehe mian eomma" Ujar Taehyung "Senang sekali melihatmu berkunjung disini, mengobati rasa rindu kami pada putra kami" Ujar pria paruh baya disana "Hehe.. iya appa Jeon" Ujar Taehyung lalu membentuk adonan-adonan kue itu.
"Jika putraku masih hidup ia pasti sebesar dirimu" Ujar wanita paruh baya itu lalu mengelus rambut Taehyung sayang.
"Aku jadi merindukannya" Wanita itu memeluk Taehyung hangat "Tenanglah eomma Jeon, masih ada Taehyung disini" Ujar Taehyung riang.
"Oh iya eomma Jeon, di sekolah aku menemukan namja yang bernama Jeon Jungkook loh, haha mirip seperti nama anakmu yang meninggal" Oceh Taehyung kemudian memasukkan kue-kue yang sudah dibentuk itu kedalam oven.
"Benarkah? Seperti apa rupanya?" Tanya wanita itu penasaran "Ia tinggi, tampan, terkesan dingin namun berhati baik. Ia juga baru pindah beberapa minggu yang lalu ke sekolah ini" Jelas Taehyung
"Sebelumnya dia bersekolah dimana?" Tanya pria paruh baya diruangan itu sembari menutup korannya.
"Hm.. molla, dia cukup misterius"
---
Jungkook mengacak rambutnya kesal, ia sudah lolos dari anggota-anggota militer yang mencarinya "Gawat bila ketauan" Ocehnya pelan "Bagaimana appa dan eomma bisa mengetahui keberadaanku, padahal Holle udah membuatku seolah-olah sudah meninggal" Gumamnya pelan.
Holle agensi pembunuhan, teroris, narkotika terbesar tempatnya bergabung. Ia bergabung di devisi teroris.
Ia langsung membulatkan matanya dan mencari sebuah nomor lalu menelfonnya.
"Ada apa 三 mengapa tiba-tiba menelfon?"
"Aku dikejar-kejar oleh anggota militer, apakah mereka mengetahui diriku?"
"BAGAIMANA BISA KAU DIKEJAR?! DIMANA KAU?!" Pekik 二 terkejut.
"Aish berhentilah berteriak, aku tengah bersembunyi"
"Cepat kemarkas!"
---
Taehyung cepat-cepat pergi ke rumah orang tua angkatnya itu, ia melewati penjagaan disana saat para penjaga menunduk memberi hormat.
"Appa Jeon, Eomma Jeon apakah ini tak keterlaluan? Maksudku sepertinya Jungkook sudah tau bahkan merasa bila ia sedang diawasi. Apa karena namanya yang mirip?" Tanya Taehyung pelan "Dia bisa mengetahui jika diawasi? Kurasa ia bukan orang sembarangan" Tuan Jeon memikirkan sesuatu.
"Jungkook bukan orang jahat, ia orang baik" Jelas Taehyung pelan, wanita paruh baya itu langsung memeluk Taehyung "Apa Taetae menyukai Jungkook?" Tanya wanita itu lembut, Taehyung menunduk kemudian mengangguk "Tenang saja, kita tidak akan melukai Jungkook" Ujar wanita itu lalu mengelus lembut rambut seseorang yang sudah ia anggap sebagai anaknya itu.
---
-
-
---Saya hanya menulis apa yang saya inginkan. Mohon jangan jadi pembaca gelap.
Voment kalian sangat berharga bagi saya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hölle (KookV)
AdventureKepala adalah sasaran dari tembakku. Jadi awasi kepalamu selagi dia masih menempel di lehermu. KOOKV