Is she?

70 13 13
                                    


Hari ini, tepat dua tahun setelah kamu pergi. Kamu berjanji akan pulang sekarang bukan? Kamu bilang, kamu akan pergi selama dua tahun. Hanya dua tahun dan kamu akan kembali. Aku menepati janjiku yang mengatakan bahwa aku akan menunggumu untuk pulang.

Disinilah aku sekarang. Di stasiun kereta api yang sedang padat-padatnya dikarenakan musim liburan telah datang. Aku selalu melihat gerbong kereta yang datang dengan penuh harap. Berharap bahwa kamu ada di dalamnya dan turun lalu memelukku. Sesuai dengan ucapanmu malam itu.

Empat jam sudah aku menunggu dan mulai ada rasa kecewa yang menghinggapi hatiku. Bukan, aku bukan kecewa padamu. Aku kecewa pada Bapak yang bilang bahwa kereta dari Bandung sudah tidak ada lagi. Aku tersenyum kepada Bapak itu dan mengatur nafasku. Berharap tidak ada air mata yang jatuh.

"Dia pasti pulang. Mungkin ada beberapa hal yang harus dia urus sampai dia ga bisa pulang hari ini dan menunda kepulangannya." Ucapku dalam hati dan meyakinkan diriku sendiri. Dan malam ini aku pulang. Tanpa kamu maupun kabar darimu.

*****

Aku menepati janjiku kan? Aku datang lagi. Nunggu kamu pulang. Aku tanya ke bagian informasi bahwa kereta dari Bandung akan datang jam tiga siang. Itu artinya aku masih punya waktu dua jam untuk makan dan mempersiapkan diri. Iya, aku harus mempersiapkan diri sebelum bertemu denganmu. Sebelum bibir ini berucap "Aku merindukanmu."

Aku makan siang di rumah makan sekitar Stasiun agar seandainya jadwal itu berubah aku tetap bisa melihatmu datang dan langsung berlari memelukmu. Saat menunggu makananku datang, aku tetap memfokuskan pandanganku ke arah datangnya kereta. Aku tersenyum saat melihat perempuan yang menangis bahagia ketika bertemu pasangannya. Aku berfikir, apakah saat kamu tiba aku akan seperti dia? Menangis di pelukanmu dan terus mengucapkan kalimat-kalimat rindu? Aku fikir mungkin aku akan lebih parah darinya. Hehe.

3.27

Aku melirik jam tanganku lagi dan lagi. Aku bertanya ke bagian informasi mengenai jam kedatangan kereta dan mereka bilang kereta dari Bandung sudah tiba. Aku mengatur nafasku dan menahan air mata. Kecewa itu datang lagi. Tanpaku minta dan tanpa bisa ku cegah.

*****

Tadi aku melihat jadwal kedatangan kereta secara online agar aku cukup datang beberapa menit sebelum kedatangan. Bukan berarti aku mulai malas menunggumu. Tidak. Aku hanya takut akan ada kecewa yang lebih parah dari kemarin.

Suara perempuan terdengar ke setiap sudut stasiun. Memberitahukan bahwa kereta dari Bandung akan segera tiba. Aku berdiri. Cemas, takut, dan grogi menjadi satu. Suara itu terdengar lagi. Memberitahu bahwa kereta dari Bandung telah tiba. Kali ini aku hanya menahan nafas tanpa menghampiri ke gerbong.

Untuk kali ini, air mata ini turun tanpa bisa ku cegah. Aku membungkam bibirku agar tak mengeluarkan suara sedikit pun yang menarik perhatian orang lain. Kemarin aku berfikir bahwa aku akan lebih parah dari perempuan yang bertemu dengan pasangannya, ternyata aku salah. Aku hanya bisa menangis saat aku melihatmu. Hari ini kita menepati janji. Kamu datang dan aku menunggu.

Tapi bukan hanya itu yang membuatku menangis

Aku menangis saat aku menyadari bahwa kamu tidak datang sendiri

Itukah penggantiku?

My WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang