*
*
*
*Bel pulang sekolah telah berbunyi sejak 5 menit lalu. Naya, Vella, dan Deva sedang berjalan menuju parkiran.
"Dev, gue bareng ya?" Ucap Vella dengan puppy eyesnya.
"Ogah ah, emang LO SAPA?" Deva tidak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini, tadi marah-marah, sekarang😏
"Lo! Gue kan cuma mau nebeng, lagian rumah kita searah." Marah Vella.
Deva hanya diam, ia sudah tahu sifat Vella. Meskipun Deva menolak, Vella tetap nebeng Deva.
"Na, Lo bareng siapa?" Tanya Deva.
"Kalau Naya aja ditanya bla bla bla, gue? Gue mah gak dipikirin." Ketus Vella.
"Gue dijemput kok Dev. Kalian gak usah berantem lagi! Pusing gue," Jawab Naya.
"Gue langsung ke halte ya, see you!"
Naya langsung pergi meninggalkan Deva dan Vella."GUE TETEP NEBENG!" Teriak Vella pada Deva.
"Iya."
"Makasih Deva. Lo ganteng gue suka." Vella mengucapkan kalimat terakhir itu dengan sangat pelan.
"Lo ngomong apa tadi?"
"Gak kok, gue gak ngomong apa-apa." Jawab Vella cepat sambil memamerkan senyumnya.
"Ayo, naik!" Perintah Deva.
Sedangkan Naya, ia sedang menunggu kakaknya.
"Kalau bukan kakak gue, udah gue jitak sampe mampus," Gerutu Naya kesal.
"20 menit gue nunggu dan dia belum dateng! Awas aja gue sampe rumah."
'Aku sedang men--'
Handphone Naya berdering, menampakkan nama Dio🙊.
"Gue nungguin lo dari tadi! Lo kemana?? Lupa jalan ke sekolah gue?!" Semprot Naya.
"Santai dek, gue OTW nih." Kekehan terdengar dari seberang handphone Naya.
"5 menit gak nyampe, awas lo!"
Naya tidak menyadari disampingnya ada seseorang yang memperhatikannya sejak tadi.
"Kenapa?" Tanya orang itu.
"Ha?" Naya masih bingung dengan pertanyaan Daffa. Orang yang memperhatikan Naya sejak tadi adalah Daffa.
"Kenapa belum pulang?" Tanya Daffa lagi.
"Nunggu." Jawab Naya singkat.
"Nama gue Daffa Nareza, lo bisa manggil gue Daffa." Daffa mencoba memperkenalkan diri kepada Naya, ia menjulurkan tangannya, tapi Naya tak membalas.
"Naya." Naya memperkenalkan dirinya dengan cukup singkat.
'TIN...TIN'
Naya langsung beranjak meninggalkan Daffa. Berjalan menuju kakaknya.
"Lo ngapain aja daritadi?!"
"Gue ketiduran dek, sumpah gue gak bohong." Ucap Dio dengan watados.
"Alesan Lo! Palingan Lo tadi PS sampe lupa waktu." Sinis Naya.
"Hehe, sorry Dek."
Setelahnya hening, tak ada yang memulai pembicaraan. Naya mengantuk, ia memutuskan untuk tidur.
"Na, bangun dah sampai," Dio berusaha membangunkan Naya, tapi Naya tak kunjung bangung.
"Elaah, ngomong aja mau digendong." Dio berbicara sendiri sambil menggendong Naya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Teen FictionTuhan terkadang menciptakan seseorang untuk membuat kita berubah. Seseorang yang membuat kita mengerti tentang jalannya perasaan. "Untuk apa semua itu?"