Moza beserta dayang-dayangnya, Defita, Mila, Indah, dan Defia. Cewek-cewek gatel, ngebet hits yang selalu pengen tebar pesona terhadap cowok-cowok dengan kecantikan yang ia miliki.
Bayangkan saja, anak kelas sebelas sudah memakai make up, baju yang dikecil-kecilin, jalan yang dibuat-buat. Idih memuakkan.
Ya mereka berlima itu, mereka berlima yang selalu mendekati Asep dan Itong. Ya mungkin, untuk meningkatkan ketenarannya di SMA ini, tau sendiri kan tingkat ketenaran kembar tak sejenis itu.
Namun kembar tak sejenis pun menerima dengan tangan terbuka kehadiran Moza dan dayang-dayangnya itu. Mereka pun memberikan nama pada geng nya itu. Iihhh norak deh ah. Mau ikut-ikutan gengnya artis yang lagi hits itu. Emang mereka apa? Ngaca dulu sana.
Emang ya namanya kucing kalau dikasih ikan asin, pasti mau. Begitupun duo rusuh itu, siapa sih yang nggak mau dikelilingi oleh cewek-cewek cantik.
Bodoh sekali tu duo rusuh. Dimanfaatin kok mau. Tapi emang Moza dkk nya aja yang gak tau malu. Numpang tenar kok hobi.
***
"Tong. "
"Kenapa Sep? "
"Gimana menurut lo cewek ini?"
"Gak nafsu gue, gak tertarik sama yang krempeng kek gitu gue. "
Ya sebelas ips delapan. Kelas yang dianggap oleh kebanyakan guru sebagai kelas buangan. Kelas yang paling diremehkan dan dibandingkan kelas yang lainnya.
Namun, dibalik itu semua. Kita sebagai kelas yang dicap sebagai kelas buangan, merasa bersyukur karena kita gak perlu jadi orang lain terlebih dahulu untuk dapat sanjungan dari banyak pihak. Kita apa adanya. Gak ada topeng yang biasa dipakai orang untuk mendapat pujian, sanjungan, dan lain sebagainya.
Kita menampilkan apa adanya. Tanpa sedikitpun editan untuk menutupi ketidaksempurnaan kita.
Disinilah kelas dimana duo rusuh berkuasa. Di sebuah kelas yang diisi oleh sepuluh cowok dan dua puluh lima cewek. Termasuk lima cewek ngebet hits dan secara diam banyak kaum hawa yang membencinya.
Ya kelas pembuat onar ini dibagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok pendiam, kelompok anak pintar, kelompok netral, kelompok yang suka gosip, dan kelompok sok hits. Laki-laki pun sama halnya. Namun, Duo rusuh yang lebih cenderung menyendiri, dan delapan cowok lainnya yang suka dengan game maupun dunia editor.
Hari ini hari yang sangat membahagiakan untuk kebanyakan siswa. Ya, tepat sekali. Ada guru yang sedang kosong dan tak memberikan sedikitpun tugas. Surga dunia bukan?
"woyyy... Minta perhatiannya sebentar. " seorang bendahara dengan wajah cantik sedang bicara di depan kelas.
"Minta aku perhatiin tiap hari ke kamu juga gak papa kok. " jawab Asep dengan cengengesan membuat sorak sorai bergemuruh di dalam kelas ips delapan ini.
"Idih. Sok kecakepan banget tu orang. " gerutu Dira mendengar Asep di depannya.
Asep yang mendengarnyapun melirik sekilas ke arah belakang.
"Apa lo liat-liat gue? Najong ya lo. " Dira menanggapi.
Seketika nampak kerutan di kening Asep. Heran bercampur marah ataupun apa entah itu.
"belagu lo jadi cewek. " Asep menanggapi sebelum akhirnya fokus ke arah Kaira yang sedang naik pitam.
Asep bisa mendengar, ya hari ini ia mendengar umpatan-umpatan, gerutuan, dari mulut gadis yang bernama Dira itu. Namun, ia berusaha menghiraukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bravo
Teen FictionSeptiano Brandon. Entah apa yang ada di pikirannya, ia berusaha mewujudkannya. Walau apa yang ia lalui, ia tak mengapa. Gentar Victorio Abraham. Walau yang di depan matanya itu nyata. Ia hanya menganggapnya semu. Walau bumi yang dipijaknya ada, ia...