PERS KAMPUS (PART 2)

28 3 0
                                        

Hingga akhirnya semua serasa semakin gelap dan aku tak ingat apa-apa lagi.

*- *

Saat aku terbangun keesokan harinya, keadaan sudah berjalan seperti biasa. Tidak ada lagi perasaan aneh yang kurasakan seperti tadi malam. Walau aku tidak tahu tadi malam apa yang terjadi. Ah.. Biar nanti kutanyakan pada Amir atau yang lainnya.

Di hari kedua sekaligus hari terakhir, kegiatan diisi dengan games yang mengasah kerjasama dan ketangkasan. Acara pun selesai sore hari dan semua pulang ke rumah masing-masing.

Namun ternyata, semua tidak selancar itu.

Malam sesudah acara, aku bermimpi didatangi seorang nenek yang tidak bisa berjalan, dan selalu minta di antar pulang. Aku tidak mengerti. Karena aku tidak merasa ada nenek-nenek yang mengikutiku. Dan mimpi itu berulang selama 3 hari berturut-turut. Akhirnya kuputuskan untuk bercerita pada Amir.

Dan ternyata, beberapa hari ini salah satu teman sekelompokku saat acara memang ada yang diikuti. Bahkan ia kesurupan hamper setiap hari. Aku kesal karena Amir tidak mengatakan apa-apa padaku. Tapi ya wajar, mungkin Amir memang tidak mengetahui juga apa yang aku alami.

Saat kutemui rekanku itu, sebut saja Zani. Dia memang terlihat tidak sehat. Astaga ! ada sosok nenek yang kutemui dalam mimpiku di belakang Zani. Lebih tepatnya di punggung Zani. Zani tampak menggendong nenek tersebut dan kaki sang nenek melingkar di pinggang Zani. Kenapa Zani?

Akhirnya karena tidak tega pada Zani, aku memindahkan nenek tersebut ke tubuhku dan menjanjikan untuk mengantarnya pulang. Awalnya terasa mudah. Tapi ternyata tidak.

Saat aku kembali ke lokasi acara kami minggu kemarin, Amir memasukan sosok nenek tersebut ke tubuhkuuntuk komunikasi. Aku tidak tahu apa yang dibicarakan, namun saat aku kembali sadar Amir mengatakan nenek tersebut tidak mau pulang sebelum beberapa temanku meminta maaf padanya. Meminta maaf apa? Sebenarnya apa yang dilakukan teman-temanku waktu itu?

Rupanya saat aku Tanya, pada malam saat api unggun itu, Zani, Andri dan Rian sedang berkumpul di tenda dan mereka iseng menyanyikan tembang – tembang jawa. Mereka iseng menantang penghuni tempat itu untuk datang. Bodoh.. Untuk apa sih mereka melakukan itu.

Akhirnya semua dikumpulkan di satu ruangan dan lagi-lagi nenek tersebut dimasukan ke tubuhku. Katanya, saat itu semua temanku yang terlibat meminta maaf secara langsung pada nenek tersebut dan berjanji tidak akan mengulangi hal tersebut.

Setelah itu akhirnya nenek tersebut mau pulang dengan syarat diantar kembali ke lokasi camping kemarin. Menurut Amir, setiap nenek tersebut dimasukan ke tubuhku, aku harus digendong kemanapun karena si nenek tidak bisa berjalan dan meminta digendong. Huft.. Semoga aku tidak berat ya..

Keesokan harinya, aku, Amir dan Rahma kembali ke lokasi camping untuk memulangkan nenek tersebut. Dan ya setelah itu semua kembali normal. Aku memang tidak begitu tahu apa yang terjadi karena di kasus kali ini tubuhku lebih banyak digunakan sebagai media di banding sebagai orang yang berinteraksi langsung. Tapi tak apa, setidaknya aku bermanfaat.

Hanya ada pesan yang perlu kamu tanamkan dalam diri kamu, jangan pernah sekalipun kamu menantang "mereka" hanya untuk keisengan belaka. Karena "mereka" tidak suka itu.

 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang