Chapter 3

186 19 3
                                    

Waktu sudah menujukkan pukul dua belas malam namun kota Seoul belum menunjukkan tanda-tanda mengantuk.
Gedung-gedung pencakar langit seolah-olah berlomba-lomba menerangi kota Seoul.

Jungkook menghentikan Mercedesnya dan keluar dari mobil. Ia memandang gedung yang berdiri megah di hadapannya sekilas sebelum memasuki gedung itu. Orang-orang yang berdiri di dekat pintu langsung membungkuk memberi hormat.

Siapa yang menyangka orang yang terlihat polos seperti Jungkook merupakan tangan kanan bos mafia paling di takuti. Bahkan ia digadang-gadang sebagai penerus Jon Kortajarena.

Jungkook naik ke lantai dua, tempat ruang kerja Jon berada. Ketika ia membuka pintu Jon sedang bercumbu dengan seorang wanita.
Bukan, wanita itu bukan kekasih Jon, bahkan Jungkook baru melihatnya.
Ia tidak terkejut melihatnya, karena Jon memang sering bergonta-ganti pasangan.

Jungkook berdeham agar Jon dan wanita jalang itu menghentikan aktivitasnya. Namun mereka seakan tidak mempedulikan keberadaan Jungkook sehingga ia terpaksa mengeluarkan pistolnya dan menembakannya ke arah mereka.

Timah panah nyaris mengenai kepala mereka membuat mereka berdua berhenti dan menoleh ke arah Jungkook.

"Bisakah kau sedikit memiliki sopan santun? Apa kau tahu, gara-gara kau aku hampir mengigit bibir Catherine."

Jungkook memutar bola matanya, "Aku tak tahu dan tak peduli."

"Apa kau gila? Kau nyaris membunuhku?" ujar Catherine dengan suara yang bergetar.

"Nyaris." ulang Jungkook. "Kau akan benar-benar terbunuh jika kau tidak segera pergi dari sini."

Jon membisikkan sesuatu ketelinga wanita itu sebelum wanita itu meninggalkan ruang kerja Jon. Biar Jungkook tebak, Jon berjanji akan menelpon wanita jalang itu nanti.

Benar-benar mata keranjang.

"Jadi, ada apa kau menyuruhku kemari?" Tanya Jungkook to the point.

"Kau benar-benar tidak sabar ya?" Ujar Jon sambil mengancingkan kembali kemejanya yang terbuka.
Ia berjalan menuju rak buku dan mengambil sebuah map berwarna merah.

Jungkook membuka map itu dan di dalamnya terdapat data tentang seorang perempuan bernama Jieun.
"Kau ingin aku membunuhnya?" Tanya Jungkook ragu. Melihat foto Jieun sepertinya ia perempuan baik-baik, tipe yang banyak disenangi orang. Mustahil ada orang yang berniat membunuhnya.

"Aku tidak bermaksud seperti itu mungkin lebih tepat menyingkirkannya dari pada membunuhnya."

"Lalu apa yang harus kulakukan? Kau tahukan aku tidak akan membunuh perempuan."

"Aku tahu, aku ingin kau menculiknya."

"Setelah itu?"

"Kau tidak perlu khawatir, kau hanya perlu menculiknya setelah itu biar aku yang menanganinya."

"Okay."

Jon mengeluarkan sebuah koper dan memberikannya pada Jungkook. Jungkook membuka koper itu dan di dalamnya berisi jutaan dolar.

"Itu baru setengah dari bayaranmu, sisanya akan aku beri setelah kau menyelesaikan tugasmu."

"Bukankah ini terlalu banyak untuk pekerjaan semacam ini? Sebenarnya siapa Jieun dan siapa yang ingin menculiknya."

Jungkook tau jika ia tidak boleh banyak bertanya tentang urusan klien karena prinsip bisnis mereka 'kerjakan dan jangan banyak bertanya' tapi ia tetap penasaran.

"Karena kau adalah kesayanganku aku akan memberi tahumu, Jieun adalah pewaris tunggal Goryo Grup, ibunya meninggal sebulan yang lalu dan ia memberi pesan pada suaminya untuk menjaga Jieun meskipun sebenarnya ia bukan anaknya. Suaminya merasa telah tertipu, ia tidak rela jika perusahaan hasil dari jerih payahnya jatuh pada seorang anak haram."

My Boyfriend Is HitmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang