C

9 1 2
                                    

Semesta itu adil, dia mempertemukan Aiden dengan gadis kecil itu lagi.

***
B

yur.

Aira menutup matanya seketika membiarkan kulit tubuhnya merasa dingin dari minuman yang ditumpahkan seorang yang tidak dikenal oleh Aira.

Aira merendam emosi.

Semua orang di kantin tertuju padanya. Tepat disatu minggu Aira bersekolah dia menapatkan perlakuan seperti ini.

"Untuk orang ganjen!" Kata orang itu.

"Eh, lo jadi orang jahat banget!" Kata Kinan yang berada di depan Aira dengan emosi.

"Gue gak jahat kalau gak ada yang mulai!"

Prank.

Gelas yang dipegang Gladis terjatuh tepat di sampingnya, akibat Aira yang langsung menapakkan tanganya pada gelas yang isinya baru saja Gladis buang ke tubuh Aira.

Mata Aira menatap mata Gladis yang terkejut. "Beraninya lo!" Teriak Gladis.

"Berani banget lo sama Aira Rachela!" Balas Aira dengan tatapan sangitnya di depan Gladis.

"Apa maksud lo!" Kata Gladis bingung.

Mungki sebangian orang mengenal nama itu. Dan sangat tidak beruntung bagi Gladis yang tidak mengenal nama itu.

Aira maju tepat di depan wajah Gladis. "Bagus lo tidak tau!" Bisik Aira dengan suara yang terdengar sangt menusuk.

Aira langsung mundur selangkah.

"Ai, lo gak papa?" Tanya Sean pada Aira. Sean menatap tajam ke arah Gladis yang masih terdiam.

Sean panik sendiri melihat seragam Aira yang basah. Tiba-tiba Aiden datang dengan jaket di tangannya. "Ai, pakai ini dulu!" Kata Sean yang langsung merampas dari tangan Aiden. Aiden menatap kaget ke arah Sean. "Pinjam dulu!"

"Enak banget tuh!"

"Astaga, kak Sean perhatian banget!"

Suara ricuh masih terdengar jelas. Aira dengan cepat mengembalikan jaket itu pada Aiden.

"Yang, kok kamu gak belain aku!" Rengek Gladis pada Sean. Sean aja jijik mendegarnya.

"Kita putus!" Kata Sean tenang, membuat semuanya jadi hening.

Aira menatap tajam ke arah Sean, mengerti kenapa Gladis tiba-tiba menyerangnya.

"Kok! Kamu lebih milih cewek ganjen ini! Kamu harus tau-"

"Kalau dia sepupu gue dan lo kasar sama dia! Jadi kita putus!" Kata Sean lagi-lagi membuat Gladis terkejut.

Aira pergi menjauh dari sana, seraya memeluk sendiri tubuhnya. Karena takut menjadi bahan pandangan mata penggoda.

Kinan datang seraya merangkul Aira, kebetulan tinggi mereka hampir sama. Aira melirik ke arah sampingnya, Kinan tersenyum. "Takut kelihag sama yang lain, Ai!" Kata Kinan seraya terkekeh. "Kita ke mana nih?" Tanya Kinan.

"Loker!" Pelan Aira. "Dia siapa?" Tanya Aira.

"Gladis? Yang nyiram lo tadi?"

"Iya!"

"Dia itu seangkatan sama kita, udah pacaran sama Sean sekitar tiga bulan gitu. Katanya sih, Gladis yang minta." Aira melirik ke arah Kinan yang sedang menceritakan tentag Gladis oasanya dengan serius. "Mungkin nunggu moment pada Sean mau mutusin. Soalnya setiap gue dengar, Sean mau mutusin Gladis. Gladis selalu menolaknya. Ya gitu deh, Ai." Kata Kinan bercerita dengan semangat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ABOUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang