Chapter 4

612 80 14
                                    

Seperti biasanya setelah pulang dari sekolah Jaehyun mengendarai sepeda tuanya untuk berangkat bekerja kekedai ramen. Senyuman menawan tak pernah lepas dari bibirnya. Ya dia bahagia meskipun hidupnya tak selayak nya teman-teman disekolahnya. Dia bahagia meskipun hanya sebatang kara, tanpa keluarga, tanpa sandaran ataupun kasih sayang.
Mungkin kau berpikir hidupnya tidak pernah merasakan kesedihan karna senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya tapi coba kau lihat kedalam matanya ada banyak perasaan yang tak mampu untuk dia sampaikan, terlebih untuk sosok yang sebenarnya amat dicintainya, sosok yang telah ia sakiti dan hancurkan perasaannya.

"Selamat siang semua chef Jung yang tampan telah tiba" semua karyawan dikedai tersenyum mendengarkan kata-kata narsis dari bibirnya.

Hanyak ada 6 karyawan dikedai tersebut dan semuanya adalah seorang pelajar. Karna memang pemilik kedai membangun kedai ini untuk kekasihnya yang masih seorang pelajar yang juga bekerja sebagai pelayan di kedai tersebut dan pengelolaan tetap berada ditangan sang pemilik yang saat ini harus berada dijepang.

"Kau ini kenapa narsis sekali sih Jae, aku tau kau tampan tapi tetap saja lebih tampan aku kemana-mana" jawaban tak kalah narsis dari Minggyu membuat semua dari mereka yang mendengarnya merotasikan mata malas.

"Hahahaha kau ini memang tidak pernah mau kalah ya, oh ya dimana Winwin?"

"Dia ada diruang loker entah apa yang dia lakukan disana sejak tadi dia tidak keluar juga"

"Ahh baiklah aku akan kesana kalau begitu" sesaat setelah mendengar jawaban Minggyu ia bergegas menuju tempat yang ditunjukkan.

Saat ia masuk kedalam ruang loker terlihat winwin yang nampak melamun sambil melihat Handphone ditangannya dengan mempoutkan bibirnya lucu.

"Ada apa dengan ekspresi wajahmu itu Winnie? Apa Handphone mu rusak lagi?" bukan tanpa alasan ia bertanya demikian karna semua orang tau jika Winwin adalah seseorang yang cukup ceroboh dan sering sekali dengan tanpa sengaja ia menjatuhkan Handphone nya.

"Handphone ku tidak apa-apa jae, aku sedang kesal dengan Yuta-ge. Dia tidak mengakat telfon dariku" Jaehyun hanya tekekeh mendengar jawaban Winwin. Dia sudah terbiasa melihat Winwin yang akan merajuk saat telfonnya tidak diangkat oleh pria berkebangsaan jepang tersebut.

"Hei mungkin saja Yuta hyung sedang sibuk dan tidak tau jika kau menelfon nya. Jangan merajuk seperti itu bagaimana jika ku buatkan makanan kesukaan mu saja"

"Aku mau kau buatkan aku yang banyak sekali Jaehyunnie" dan seperti biasanya juga jika Winwin akan mudah di takhlukkan dengan makanan.

"Hahaha kau ini selalu saja begitu ya jika sedang merajuk. Baiklah akan kubuatkan sebanyak yang kau mau"

Sweet Lies

Gelap mendominasi ruang kamar Doyoung. Jam di kamar itu sudah menunjukkan pukul 7 malam dan belum ada tanda-tanda kehidupan disana. Hingga dering telfon sesaat memecah kesunyian kamar tersebut.

"Annyeong Doyoung-ah"

Doyoung menyerngit setelah mendengar suara asing di ujung telfon. Sejak sepulang sekolah ia memang tertidur hingga saat dering telfon mengganggu tidurnya dan tanpa melihat siapa yang meneldon ia pun mengangkat nya. Dan sekarang dia baru sadar jika nomor yang menghubunginya tidak ia kenal.

"Maaf dengan siapa ya?"

"Ini aku johnny, maaf aku meminta nomor mu dari Ten tanpa persetujuanmu"

"Ohhh johnny hyung, tidak apa-apa kok hyung, ada apa hyung menelfon ku?" sebenarnya ia merasa kesal terhadap sahabatnya yang tanpa seizinnya sudah memberikan nomor ponsel nya kepada ornag lain. Tapi jika ingin marah pun juga percuma toh sudah terlanjur juga.

"Hanya ingin lebih dekat dengan mu saja, apa kau tidak keberatan Doyoungie?" Doyoung mencoba memahami apa maksud sebenrnya dari perkataan johnny barusan.

"Tentu saja aku tidak keberatan hyung"

"Apakah sabtu nanti kau ada waktu untuk pergi bersama dengan ku Doyoungie?" hening beberapa menit saat Doyoung mendengarkan pertanyaan dari johnny tersebut. Dia sebenarnya ingin menolak tapi jika difikir kembali mungkin ini saat yang tepat untuk melupakan Jaehyun.

"Sepertinya aku bisa hyung"

"Wah benarkah? Jika begitu sabtu nanti aku akan menjemputmu jam 7 malam. Kalau begitu aku tutup ya telfonnya selamat malam istirahat yang baik Doyoungie"

" selamat malam juga hyung, kau juga istirahatlah dengan baik" sambungan terputus dan Doyoung mencoba untuk meyakinkan hatinya jika ini adalah awal yang baik untukknya. Johnny orang yang baik menurutnya meskipun baru satu kali saja mereka bertemu tapi ia merasa jika Johnny berbeda dengan Jaehyun. Sudah saatnya ia terlepas dari bayang-bayang Jaehyun yang hanya membuatnya sesak. Tidak mudah untuk melupakan semuanya karna bagaimanapun juga sosok Jaehyun sudah sangat melekat dihatinya. Terkadang dia ingin berlari kearah Jaehyun dan mengatakan padanya jika ia rela walau harus tersakiti asal Jaehyun tetap berada disampingnya, tapi akal nya masih bisa befikir jika itu adalah hal yang paling gila, karna itu tidak hanya akan menyakitinya tapi juga bisa menyakiti orang yang Jaehyun cintai. Jadi sekarang saatnya ia harus bangkit dari semua kesedihan dan kehancurannya.


Sweet Lies



"Selamat pagi Tennie ku tercinta, apa tidur mu nyenyak semalam?" Ten hanya diam membisu dengan wajah bodohnya saat mendengar sapaan dari Doyoung. Yang ada difikirannya sang sahabat mungkin saja terjatuh saat perjalann menuju kesekolah pagi ini. Doyoung hanya tertawa melihat wajah bodoh sahabatnya, dia yakin jika Ten sedang berfikir yang macam-macam tentang nya.

"Jika kau berfikir aku terjattuh atau bahkan salah makan maka jawabannya tidak kedua-duanya Ten, aku baik-baik saja" nyatanya jawaban Doyoung semakin menambah kecurigaan Ten.

"Aku tidak yakin ini Kim Doypung sahabatku. Doyoung kan sedang galau jadi aku yakin ini bukan Doyoung yang asli"

"Kau fikir aku akan galau selamanya, kau ini bodoh atau apa hah?"

"Wah daebak, sekarang aku baru yakin jika ini kau. Doyoung yang selalu tak tau diri. Tapi apa yang yerjadi padamu kenapa kau sebahagia ini?" jika dia tidak menyayangi sahabatnya ini mungkin sudah sejak lama ia menggantung Ten.

"Sabtu nanti Johnny hyung akan mengajak ku pergi dan kau tau ini saatnya menunjukkan pada Jaehyun jika aku bisa hidup walau tanpa ia di sampingku"

"Itu bagus Doyoungie kau memang harus bangkit, dan ku lihat Johnny hyung cukup baik untukmu terlihat lebih bertanggung jawab. Tapi ingat jangan lagi mencintai dengan berlebihan" Ten senang mendengar sahabatnya sudah mulai bisa melupakan Jaehyun sedikit demi sedikit walau ia tau sebesar apa rasa cinta Doyoung pada lelaki itu. Ia berharap Doyoung tidak hanya menjadikan Johnny sebagai pelampiasannya saja karna yang yang ia lihat ada tatapan begitu memuja di mata Johnny saat mereka bertemu dikantin beberapa waktu lalu.

"Iya Tennie sayang aku akan mencoba mencintai dengan sewajarnya" senyuman terus menempel di bibirnya, ia berharap ini akan berjalan sesuai apa yang ia bayangkan




TBC

Maaf agak lama updatenya hampir lupa alur nya dan lagi di mood yang anjlok karna cerita yang saya tulis malah kejadian di rl 😭

Sekian dan terima Lucas

Sweet LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang