Bel masuk berdering nyaring membuat para siswa yang masih berada di luar gerbang sekolah berlarian mengejar pintu gerbang yang hampir tertutup. Ladya dan Kainan termasuk diantara para murid yang hampir terlambat tersebut, keduanya tiba di depan gerbang yang nyaris saja ditutup oleh satpam sekolah tetapi tangan Kainan menahan gerbang dan wajah memelas Ladya membuat Pak satpam membiarkan keduanya masuk.
"Terima kasih Paaak." ucap keduanya bersamaan sambil berlari.
"Huft.. hampir ajaahh..." ujar Ladya setelah sampai di depan kelas.
"Iya untung aja bisa masuk ." sahut Kainan membuat Ladya menyadari bahwa dirinya tidak sendiri. "Ternyata kita kompak yaa..?!" sambung Kainan yang membuat Ladya langsung menatap horor ke arahnya. Kainan hanya nyengir menampilkan deretan gigi putihnya. Ladya mendengus sebal dan berlalu meninggalkan Kainan di luar kelas.
Baru saja Ladya meletakkan tas dan mendudukkan dirinya terdengar notifikasi masuk ke ponselnya. Namun sebelum sempat melihat siapa pengirim pesan di ponselnya suara guru yang memasuki kelas sudah menginterupsi.
"Pagi anak-anak." Pak Deni guru Matematika menyapa.
"Pagi Paaakkk... " jawaban kompak terdengar dari seluruh penjuru kelas.
Baru saja kelas akan dimulai tiba-tiba pintu kelas diketuk dan datanglah Bu
Tut diikuti oleh cowok keren, putih, tinggi dan cakep parah yang bikin semua mulut murid - murid perempuan menganga lebar. Tapi yang membuatku semakin lebar membuka mulut bahkan hampir berteriak adalah sempet sempetnya tuh cowok ngedipin mata kearahku. Sumpah beneran syok dan melotot aku saat tahu siapa cowok itu. "ngapain tuh anak ada disini." desisku sangat pelan, tapi tanpa kusangka ternyata Dania mendengar suaraku. "siapa maksud lo? ""Eh...." jawabku bingung sambil mengerjapkan mata.
Dania menghela nafas kemudian kembali menatap ke arah depan kelas. "gila tuh cowok cakep paraaahhhh.... " katanya sambil menangkupkan kedua tangan dipipi.
Dari berbagai penjuru kelas pun tak kalah riuhnya dengan bisik bisik yang memuji keberadaan makhluh baru tersebut.
"Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan.?" Terdengar celetukan anak cewek dari arah belakang kelas.
"Woilah biasa aja kali.." terdengar suara nyolot Leon.
"Anak anak kalian dapat teman baru lagi ya." suara Bu Tut menginterupsi kebisingan di kelas dan langsung semua perhatian terarah ke depan.
"Mimpi apa gue semalem pagi pagi lihat makhluh indah ciptaan Mu ini Ya Allah." Kembali Dania bersuara.
"Lebay lo."
"Eh sumpah beneran La, ini cowok tuh luar biasa tampan. Cuma orang kotok aja yang bakal ngomong kalo tuh cowok kagak cakep."
"Lah yang bilang dia jelek siapa?"
"Nggak ada." Dania tetap tidak mengalihkan pandangannya dari makhluk yang berdiri di depan kelas. "Cuma gue heran aja kok kayaknya lo biasa aja sih, gak terpesona gitu kayak cewek cewek yang lain."
Aku hanya memutar bola mataku malas menanggapi ocehan Dania yang tak berfaedah.
"Halo saya Arsenio Laudza Azhar biasa dipanggil Arsen. Saya pindahan dari New York. Jadi mohon bantuannya untuk saya beradaptasi di sekolah ini." Akhirnya tuh makhluk satu mengeluarkan suaranya juga yang membuat seisi kelas senyap menatap kesatu arah.
"Anjiiirr... udah ganteng pindahan dari luar negri pula."
"Gilaaaaa.... New York bro.."
"Pokoknya gue harus bisa dapetin tuh cowok."
"Kurang sempurna apa dah tuh cowok."
"Eh jangan jangan dia model?"
Kembali suara suara riuh terderngar di penjuru kelas. Hingga suara Bu Tut dan Pak Deni menginterupsi.
"Ok anak anak tolong tenang sebentar." Pak Deni berkata dengan tegas dan berwibawa.
"Saya kembali ke kantor dulu Pak, silahkan dilanjut." Bu Tut lalu meninggalkan kelas setelah pamit.
"Baiklah sebelum kamu duduk boleh saya bertanya kepada kamu, siapa tadi nama kamu?" Kalimat Pak Deni membuat seisi kelas penasaran.
"Arsen Pak."
"Ok Arsen apa motivasi kamu pindah ke sekolah ini?"
"Saya ikut orang tua saya Pak, mereka dipindah tugaskan kembali kesini ya jadi saya ikut pindah." Jawab Arsen ringan.
"Kenapa kamu tidak menetap disana saja sampai lulus? New York lho."
"Ya saya hanya ingin saja Pak kesini, lagi pula untuk apa saya disana sendiri sedangkan orang tua dan kekasih saya ada disini."
Aku langsung menelungkupkan kepalaku di meja mendengar jawaban sinting yang diucapkan begitu ringan di depan kelas.
"Yaaahh potek hati adek bang."
"Gilaaaakkk..."
"Lah udah ada ceweknya aja."
"So sweeeet.."
"Siapa sih cewek beruntung itu?"
"Kok nyesek ya gue dengernya."
Kelas kembali riuh dengan suara murid perempuan yang mendesah kecewa.
Pak Deni terkekeh sambil menggelengkan kepala "anak muda jaman sekarang. Pacar lebih penting daripada pendidikan. Ya sudah kamu duduk di bangku kosong di samping Ridho di belakang Ladya."
"Yah Pak kan kita belum kenalan satu satu Pak." Tiba tiba Dania berteriak.
"Ish apaan sih lo Dan norak banget." Aku menyenggol Dania dengan siku sambil mendengus kesal.
"Biarin aja sih kan gue pengen kenal La sama cowok cakep bin keren itu."
"Kalian bisa kenalan saat jam istirahat nanti. Sekarang kita mulai pelajarannya." Pak Deni kembali ke mode serius.
Arsen berjalan ke arahku dengan mengulum senyum karena melihatku melotot kearahnya. Setelah dia melewatiku tak lama terdengar dia duduk dan berbicara sekilas dengan Ridho. Kemudian....
Ting.
Ponselku berbunyi menandakan ada pesan masuk.
My Arsen : kamu makin imut deh sweet saat melotot gitu. Gemeeesshh😍
Aku menghembuskan napas keras saat membaca pesan yang masuk.
Me : 😡😈
My Arsen : 😘
Aku langsung memasukkan ponsel ke dalam tas tanpa membalas lagi.
Dania berbisik "Lo kenapa sih La kok uring uringan gitu?"
"Hah..?!"
"Ih sumpah lo aneh La sejak tuh anak baru masuk kelas."
"Enggak. Gue biasa aja kok."
"Biasa aja tapi salting gitu. Jangan bilang kalo elu.." Dania menggantung ucapannya sambil melirik ke bangku belakang.
"Gue apa?"
"Elu juga naksir tuh cowok."
"Eh..??"
"Tuh kan..? Hayooo ngaku...!"
"Paan sih.."
"Cieee... gak usah sewot gitu kali neng.." Dania tersenyum jahil.
"Bisa diem gak sih lo..?"
"Hi hi hii..." Dania terkikik membekap mulutnya untuk meredam tawa. Aku hanya bisa mendengus sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelas IPS Dua
Teen FictionTahun ajaran baru, kelas baru, teman baru dan gebetan baru mungkin. "Tahun ajaran baru di sekolah yang baru. Semoga aja disekolah ini lebih baik." # Kainan "Ceritanya udah naik kelas nih. Kelas XI. Jadi kakak kelas kita." # Genta "Siap siap balik k...