Singkat cerita.. Inojin memasuki dunia lain yg dia impikan selama ini. Bersampingan dengan itu, Orang tuanya terlibat kasus pembunuhan tiga bulan yg lalu. Mulai terjadi hal aneh. Pembunuh meninggalkan jejak pada rumah Inojin. Boruto bersama Inojin m...
Aku terasa amat tersiksa waktu itu. Aku terasa pipis! Eggh mau kemana ini? Mau tak mau aku terpaksa meninggalkan api unggun dan mencari semak semak yg jauh ke dalam hutan arah utara.
"Dimana sih, Boruto itu? Kemana dia malam malam. Kulihat ia tadi pergi ke dalam hutan.. Ada apa? Apakah ia akan buang air besar?" batinku sambil mengeluarkan air seniku.
Leganyaa..
Tetapi, sebelum kembali, ada sesuatu yg kurasa janggal. Kenapa ini? Ku periksa seluruh pakaianku. Tak ada apa apa. Lalu apa? Aku belum kembali juga.
Gruduk.. Gruduk.. Gruduk.. Gruduk.. Gruduk...
Apa.. Apakah itu langkah kuda? Dari jarak berapa meter ini hingga suaranya mencapai telinga kecilku? Kuputuskan untuk memperiksanya saja.
Aku kembali ke tempat peristirahatanku. Lama, setelah sampai, mataku dibuat terbelalak oleh semua keberantakan yg terjadi. Ada apa ini?
"Semuanyaa! Kalian ada dimana? Apakah kalian mendengarkuu?!" Kuteriakkan dengan lantang suaraku tuk memanggil mereka.
Tak ada jawaban. Sama.. S-e-k-a-l-i. Yg penting, bacanya jangan lupa di eja..
Bangsat..
Sruuk.. Sruuk.. Sruuk.. Sruuukkk!!
Terdengar suara rumput di tebas kaki. Sepertinya akan ada orang lain yg akan lewat sini. Kupegang gagang pedangku. Bersiap siap kalau kalau itu musuh.
Nampaklah manusia berambut kuning konyol itu. Ia membawa tas kecil. Dan terlihat ter engah engah. Ia mendongakkan kepalanya. Melihatku.
"Hosh.. Hosh.. A.. Aa.. Iwabe-kun? Ada apa? Kau terbangun dari tidurmu? Hah!? Kemana semuanya? Kenapa mereka menghilang? Apakah terjadi pertempuran selagi aku pergi? Iwabe-kun!!" ia mulai terlihat panik.
"Pertama, aku harus tau dulu. Dari mana kau? Kemana kau selagi semua tidur?" aku mulai membalasnya dengan pertanyaan.
"A.. Aku.. Aku baru saja buang air besar.. A.. Ad.. Ada apa?"
"Jujurlah. Aku tak mempercayaimu. Dikarenakan nafasmu ter engah engah dari tadi. Ada apa? Dari manakah kau?"
"Kau tak percaya? Iwabe-kun? Kenapa? Apakah hanya nafas kau tak mempercayaiku? Soal nafas, tadi aku dikejar kambing gunung.."
"Kambing gunung? Mana ada kambing itu di sini?"
"Ada.. Eh, salah salah.. Maksudnya kucing gunung.."
"Memangnya kucing ada yg berasal dari gunung ya? Akan kucari saja di google nanti.."
"Eng.. Maksudnya kucing hutan! Yaa, kucing hutan!! Dia ada kan, disini?"
"Kalaupun aku percaya, aku sama sekali tak mempercayaimu. Karena apa? Ketika di dunia nyata kau selalu berani. Jangankan ular, seekor serigala saja kau berani. Masa' hanya sama kucing takut?"
"Benar jugaa. Ah iya! Kucing itu sangat menyeramkan. Jika mencakar saja sudah membuat kita kewalahan.."
"Hanya karena cakar?"
"Engg.. Bagaimana jika aku dikejar singa?"
"Dasar mobil roda dua. Jangan sembunyikan rahasia itu! Aku sama sekali tak mempercayaimu!! Katakan saja! Aku takkan memarahimu!!"
"Bagaimana aku akan mengatakan jika memang aku baru saja buang air besar?"
"Kalau cuma buang air besar, kenapa nafasmu bisa ter engah engah?"
"Sudahlah. Lupakan saja, Iwabe-kun. Itu bukanlah masalah besar, kan? Mari kita kembali ke topik semula. Dimanakah yg lain?"
"Aku tak bisa menjawabnya selama kau tak jujur. Ingat, jujur itu adalah jalan satu satunya untuk menemukan mereka. Jangan gegabah.."
"Aaah! Tapi harus bagaimana aku menjawabnya?!"
"Setidaknya kau jujur saja.."
"Aah.. Bodo amat! Emang ada hubungannya denganmu?"
"Tentu saja ada. Aku merupakan anggota kelompok 4. Dan kewajibanku sebagai kesatria tanah, aku harus melindungi semua anggota. Kalau pun barusan terjadi penculikan, mulutmu lah satu satunya jalan yg digunakan memakai kejujuran."
"Shh.. Baiklah.."
"Apa?" Aku menatapnya tajam.
"Aku.. Baru saja buang air besar dan dikejar babi hutan.." dia menggarukan kepala belakangnya.
"Jangan bercanda, Boruto!!" aku menyentaknya hingga pita suaraku bergetar kencang.
"Betulan.. Kenapa kau tak percaya sih?" dia mulai menatapku tajam juga.
Tatapannya benar benar membuatku percaya pada perkataan edannya itu. Tapi, salah satu posisiku mengatakan kalau dia itu berbohong. Aku sendiri meragukannya. Tapi, supaya tak memperpanjang masalah, kupercaya saja dia.
"Dimana Kagura?" aku mulai menanyakan suatu yg kupendam dari tadi.
"Tak tau. Justru aku mau bertanya. Kemana Inojianto dan Pangeran Astro?" Boruto mendekatiku.
"Bangsat. Kenapa kau tanya padaku bodoh?! Aku sejak tadi pergi kesana untuk buang air kecil!!" aku mulai sebal dengan tingkah konyolnya.
"Hah!? Apaaa? Dasar Iwabe goblok. Kenapa kau meninggalkan peristirahatan selagi aku pergi?!"
"Memangnya cuma kamu yg terasa mau buang air hah!?"
"Bangsaaat kemari kau!!"
"Bajingan..!!"
Kami berdua hampir saja berkelahi. Mendengar ada suara seperti terompet, kami langsung saja menoleh ke sumber suara.
"Suara apa itu?" Boruto memutar wajahnya.
"Entahlah. Tapi bagiku mengatakan bahwa akan datang sesuatu yg buruk pada kita!!" Aku menyangkalnya begitu saja.
"Lalu?" Boruto menggarukkan kepalanya yg tidak gatal.
"Kita berak! Ya lari lah apa lagi?" aku mulai jengkel juga.
"Baiklaah!! Ayoo!!"
Kami berdua menjauh. Berlari secepat cepatnya. Tak lupa bekal serta armor juga senjata kusertakan. Kemungkinan, aku dan Boruto akan melaksanakan misi penting penyelamatan mereka terlebih dahulu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berangkatlah kami.
Di tempat yg sepi, sunyi, gelap gulita, kami mendaratkan kaki di tempat misteri itu.
"Sstt.. Iwabe, apakah keadaan sudah aman?" bisik Boruto ke telingaku.
"Sip.. Ayo.." aku mendorong punggungnya maju.
Kami mendekati sebuah pohon besar yg waktu itu ku lihat saat mengikuti Kagura. Tetapi, ada yg beda dari sebelumnya. Aku melihat sebuah bangunan tua dibelakang pohon itu!. Apakah mungkin waktu itu Kagura hilang dan lenyap karena ia kesana?