Part 3

2.5K 334 39
                                    

Tiba-tiba terdengar suara parau memanggil Fredy. Fredy pun mendadak tampak gelisah. Dan mulai meloncat-loncat menjauhi Brema.

“Sori Mas. Kayaknya eké sudah dipanggil ketua.”

“Kok kamu seperti ketakutan sama ketua kamu. Memangnya ketua kamu siapa?”

“Sori lagi Mas. Eké lupa bilang, karena pocong juga mantan manusia, jadinya ya seperti manusia juga, nggak semua pocong baik. Ada juga yang tetap jahat seperti semasa hidupnya.”

“Memangnya ketua kamu dulunya orang jahat?” tanya Brema penasaran.
Fredy tak menjawab. Ia terus meloncat-loncat, semakin menjauhi Brema.

“BREMAAA!!!” terdengar kembali suara parau diikuti sosok pocong tinggi besar dan menyeramkan.

Brema terpaku di tempatnya. Kakinya masih tak dapat digerakkan. Keringat dingin mengucur di sekujur tubuhnya.

Hampir saja…hampir saja ia terkencing-kencing di celana kalau saja tak didengarnya suara yang sudah sangat dikenalnya dengan begitu keras meneriakkan namanya.

“BREMAAA!! BANGUUUN!! Gimana sih??!! Kamu kok malah tidur?!”

Brema terlonjak kaget. Semakin kaget ketika lima senti dari wajahnya terpampang wajah Tania dengan mata melotot dan bibir cemberut.

“Lho?! Tania, kok kamu ada di sini?” tanya Brema heran sambil menoleh ke kanan dan ke kiri melihat keadaan sekelilingnya yang kini telah berubah.

Ia tak lagi berada di kebun kosong, melainkan … Hah?

Brema tak mengerti mengapa kini ia bisa berada kembali di bioskop tempat ia dan Tania beserta gengnya menonton film Pocong tadi.

“Ya iyalah! Kita semua masih di sini. Kita kan di dalam bioskop, Brem! Filmnya baru saja selesai! Memangnya kamu pikir di kamar tidur kamu?” kata Tania semakin sewot sambil menampakkan wajah kesal.

Brema kembali menyapu pandangannya ke semua sudut ruangan. Di dalam bioskop itu sudah sepi. Lampu telah dinyalakan.

Film sudah habis sejak beberapa menit yang lalu. Sekedar credit title pun Brema tak kebagian. Layar bioskop telah gelap.

Terlihat Nia, Sesya dan Donita teman-teman Tania tertawa cekikikan sambil menutup mulut mereka. Sudah pasti mereka menertawai Brema.

Brema menggaruk-garuk kepalanya bukan karena gatal, tapi karena bingung tak tahu harus berdalih apa. Aih, lihat, wajah Tania yang biasanya cantik terlihat seram juga kalau sedang super marah seperti ini.

“Maaf, sayang, aku ketiduran…hehehe…jadinya siapa penjahatnya?” tanya Brema berusaha mencairkan hati Tania yang sepertinya panas sekali.

“Penjahat apaan?! Ampuuun deh, Brema! Kamu kok bisa-bisanya tidur disaat nonton film horor?” seru Tania dengan nada suara kesal.

“Hehe...maaf, Tania. Aku tadi mimpi seram...” kata Brema sambil nyengir.

“Biar, kamu dihantui pocong sekalian! Tidur tuh di rumah, bukan di bioskop. Pokoknya aku nggak mau nonton sama kamu lagi! Malu-maluin!” sahut Tania, kemudian mengajak ketiga temannya meninggalkan Brema yang masih berusaha beradaptasi dengan keadaan sekitarnya.

“Ah, biar deh Tania ngambek. Nanti tinggal dirayu sedikit pasti dia meleleh lagi. Yang penting, pocong tadi ternyata hanya ada di dalam mimpiku saja. Bukan sungguhan,” kata Brema dalam hati dengan perasaan lega.

Brema baru sadar bahwa dalam bioskop telah sepi. Hanya ada dua orang pegawai bioskop yang sedang sibuk membersihkan bekas bungkus makanan dan minuman yang ditinggalkan penonton.

Salah satu pegawai bioskop itu telah sampai di samping tempat duduk Brema, memunguti sisa sampah yang tertinggal.

“Salam buat pacarnya ya, Mas…bilang dari Fredy manis gitu...hi..hi..hi..” bisik pegawai bioskop itu kepada Brema.

Brema menoleh kaget. Suara dan senyum pegawai bioskop itu seperti ia kenal. Persis seperti senyum Fredy pocong tadi.

Brema segera berlari keluar bioskop itu pontang-panting ketakutan.

Ia mulai meragukan pengalamannya di dalam bioskop tadi sebagai sekedar mimpi. Jangan-jangan memang pengalaman horor sungguhan?

Entahlah!

~ Tamat ~

*Dimuat di majalah Story edisi 11/ 25 Mei 2010

**=====================**

Terima kasih sudah membaca cerpen ini.

Jadi, hantunya beneran ada atau cuma di mimpi Brema?  😉😀

Salam,

Arumi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Interview With PocongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang