🖤🖤🖤
Let's begin the game rey.
~
~
~"Good morning sir? "
Seorang pria mendekatiku dengan senyum datar. Siapa dia? Mr. Hastings? Ternyata dia masih sangat muda.
"Ohh good morning too.Mr.Hastings?"
"Yes im Mr. Hastings. Jadi apakah kita bisa mengadakan rapat ini? Atau kau ingin membatalkannya? "
Apa? Dasar!! Wanita itu mengadu pada ayahnya?
"Ahh tidak, saya tidak ada niat membatalkannya Mr. Ini sangat penting bagi perusahaan saya mana mungkin saya batalkan"
Dia berjalan memasuki sebuah ruangan yang sepertinya adalah ruangan rapat.
"Baiklah apa yang hendak kita bahas Reyner?"
"Begini Mr jadi perusahaan saya.... Tunggu bukankah saya sudah memberitahu anda tentang pembahasan rapat ini? "
"Aku ingin kau mengulanginya"
Dia tetap datar melihatku.
Ada apa sebenarnya?
"Siapa kau?! "~
~
~Arghhhh kenapa hp paul ini gak bisa dihubungi??
Paullllllll
Aku berlari sekuat tenaga menuju kantor. Dan aku menemui Anna yang terlihat gelisah berdiri di depan ruangan.
"Annaa ada apa? Kok kamu terlihat gelisah? Siapa itu di dalam? "
Aku melihat ke dalam tapi aku tak bisa melihat apa-apa.
"Annaaa"
Aku menggoyangkan bahunya.
"Ellie .. Pria ituu pria itu mencium ku"
Dia menunjuk kedalam ruangan.
Sebetulnya siapa yang ada didalam?
"Anna pria siapa?? Siapa yang menciummu? "
"Rey.. Reyner .Reyner Thomas Martyyyyy"
Seketika dia teriak dan pipinya berseri
Astagaa ini nih klau keperawanan bibir baru lepas .
Wait? Who? Reyner? Shit!!
"Astaga jadi dia ada di dalam? Sama siapa"
Aku pun ikut gelisah, Anna melotot bingung
"Kau kenapa ellie? "
Aku berusaha menenangkan detak jantungku yang sudah berdetak tak beraturan
"Arghhh dia pasti sudah sangat lama menunggu. Argh biarin aja kan kata paul, rapat ini tidak penting bagi perusahaan ini"
"Menunggu? Apa maksudmu menunggu el? Paul sudah ada di dalam bersamanya"
Bugggg terdengar dari dalam ada sesuatu mengenai pintu dengan sangat keras.
"Apa ?paul? "
Aku langsung membuka pintu dan melihat Reyner tergelatak di lantai dengan hidung berdarah, dan pipi yang memar. Dan aku melihat paul di kursi kantor juga tampak lesu dengan bibir yang tergores.
Aku membantu rey berdiri dan mendudukkannya di sofa ruangan itu.
Aku juga membantu paul berdiri, tapi dia mengubris tanganku dan keluar dari ruangan itu. Dan hanya ada aku dan dia dalam ruangan itu.
Aku berjalan melangakah tapi dia menarik tanganku, aku tetap membelakanginya. Aku takut, aku takut dia mengingat, aku takut dia sadar, aku khawatir dia tak mengingatku. Semua serba salah. What i have to do?
"Claire? "
Dia mengeluarkan suara.
Claire?
Aku menolehkan badanku menghadap dia dan melepaskan tangannya dengan lembut, ku sentuh wajahnya yang lebam
"Sabar akan kuambilkan es untuk lukamu"
Aku berjalan keluar dan menemukan paul duduk di ruang tunggu, aku berlari memeluknya. Ku peluk kakak ku yang paling tua itu dengn erat sangat erat. Tak tahan air mataku keluar. Dan semakin deras, aku tak bisa menahan isakanku, aku berteriak aku menangis .aku tak tahan lagi.
"Paull paull aku tak sanggup, aku gak bisa kayak gini terus paull. Apa? Apa yang harus kulakukan paul? Dia tidak mengingatku sama sekali, bahkan dia menyebut nama wanita lain padaku. "
Paul tidak berkutik sedikitpun dia hanya membelai lembut rambutku, dan itu membuatku semakin menyesal mengenalnya.
Paul mendorong badanku agar aku bisa melihatnya, dia menaikkan daguku agar aku bisa melihat bola matanya.
"Listen el, dia memang tak pantas untukmu, kau sia-siakan waktumu selama ini menunggunya. Berpikir dia akan mengingatmu? Berharap dia akan kembali? Pria sepertinya tak akan melakukan hal hal mengikat seperti itu. Apalagi kembali!. Pria manapun tak akan mau! Aku sudah mengatakan ini pada mu, ratusan kali, tapi kau tak pernah mau mendengar! Lihatlah sekarang kau menangis di pundakku, dan yang paling sedihnya lagi aku tak tahu harus melakukan apa"
Tangisku semakin kuat saat aku mengingat apa yang aku lakukan selama 3 tahun. Aku menunggunya.
Aku bodoh, aku bodoh mengapa aku tak mendengar perkataan paul? Kau bodohhhh!!
"Sekarang kuatlah, berlarilah ke depan, kadang kalian para wanita perlu mengikuti strategi para pria, kalau tak mau disakiti"
Dia memanggil Anna dan menyuruhnya untuk mengambil handuk dan air es untuk di berikan kepada pria bejat, tapi sangat kucintai, yang masih tergeletak tak berdaya di ruangan itu.
"Tak apa biar aku saja Anna"
Aku berjalan mengambil handuk dan es, air mataku tetap tak bisa berhenti .
Aku berjaln ke dalam ruangan itu dan melihatnya,pria yang selama ini kutunggu,dan kunanti,dia tergeletak disana memikirkan wanita lain yang aku pun tak mengenalnya. Claire!!
Aku mengangkat kepalanya ,kuletakkan di atas pahaku. Ku letakkan es diatas luka lebamnya dia meringis. Arghh bibirnya, bibirnya yang selalu kudambakan di setiap malam sepiku.
Selesai menaruh es ke kepalanya ku kembalikan dia ke posisi awal. Bersandar ke sofa. Aku menyapu tanganku ke pipinya dan kuselipkan jariku diantara rambut hitamnya. Tercium bau yang khas darinya, Hemm Rose flower hah? Never change Rey.
Aku menghirup bau itu, lalu tersenyum kecil.
Aku tak tahan, aku selipkan sedikit bibirku ke bibirnya, mencoba mengingat rasa bibir itu. Dia membuka matanya.
"Aww, "
Lalu dia tersenyum kecil padaku, menyentuh rambutku
"Ah I Miss U So Much"
Deg deg Deg deg
Dan dia kembali menutup matanya.
Miss me so much hah?
You not missing me, kau merindukan claire mu!
~
~
~Aku kembali ke tempat reyner duduk, tapi dia tak ada disana, aku hanya melihat seorang pria tegap dengan darah di bibirnya ditemani oleh gadis penerima tamu. Apa yang terjadi aku hanya ke kamar mandi selama 10 menit, dan sudah ada pertengkaran antar pasangan?
Dengan perasaan tak enak, aku menghampiri gadis itu,
"Hey permisi nona"
Pria yang ku tebak adalah kekasihnya langsung melotot ke arahku. Aku seperti mengenalnya.
Belum sempat mengingat siapa dia, dia langsung meninggalkan kami berdua.
Aku memalingkan wajahku kembali ke arah wanita tadi, dan dia melotot
"Arghhh, nona kau membuatku terkejut "
"Ah maaf tuan, tuan yang tadi bersama Mr.Marty kan? "
"Ah ia, apa kau melihatnya? "
"Ia dia sedang di dalam "
Aku melihat ke arah ruangan yang di tunjukkannya, aku membaca tulisan yang ada di pintu ruangan itu.
"MEETING ROOM"
Karna aku tau itu meeting room aku berpikir mungkin dia sudah menemui Mr. Hastings dan membahas rapat. Aku kembali duduk di samping wanita itu, dan wanita itu tetap melotot padaku.
"Ada apa nona? Kenapa kau menatapku seperti itu?"
"Apakah kamu saudaranya? "
"Tidak aku pengawalnya"
"Lalu, kalau kau memang pengawalnya, kenapa kau tidak masuk kedalam? "
"Dia sedang meeting dan sepertinya tidak perlu pengawal"
Tiba tiba wanita itu berdiri dan memegang pundakku
"Sir tuan anda terluka di dalam sana"
Apa? Terluka?
Aku langsung berdiri dan membuka pintu itu, dan aku menemukan seorang pria yang tak lain adalah reyner, dan dia ada di pangkuan seorang wanita. Wanita itu menunduk dan menangis terisak.
Aku mendekatinya, dan ku lihat dengan jelas wajah reyner yang lebam, dan memar.
Dengan emosi aku mengubris tangan wanita itu dan mendorongnya ke meja.
Bruggg
Aku tak peduli dengan wanita yang ku dorong itu, ku angkat tubuh reyner dengan kesal
"Reyner apa yang terjadi? Dasar bodoh! "
Matanya terbuka, ia mengubris tangan ku dengan sempoyongan dia berjalan ke arah wanita itu
"Hey rey wanita jalang sepertinya tak usah di perdulikan ayoo! "
Aku menarik tangan rey dan keluar dari ruangan itu."Heyyy AKU BUKAN WANITA JALANG SIALAN!!! "
Aku memalingkan wajahku ke arah suara itu dn ku lihat wajah gadis yang ku kenal, dengan tangan tergores.
"Ellie? "🖤
🖤
🖤
What Games You Want To Play
Kecup basah Rey 👄
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Love?
RomanceDikhianati cinta itu sakit. Untuk apa jatuh cinta, kalau bisa mendapatkan sesuatu Yang lebih nikmat dari cinta?