"Eya, cepetan!" teriak kedua temennya sembari menarik tangan Arlea agar dia bergegas mengikuti mereka. Arlea menanggapi dengan dengusan karena dia merasa malas melakukan hal yang akan dilakukan oleh kedua sobatnya yang sok-sok an nge-fans dengan beberapa cowok di sekolah ini yang menurut kebanyakan orang ganteng dan fotogenic.
Dilihatnya kedua temannya malah sudah menyiapkan kamera DSLR karena merasa kamera handphone mereka tidak akan sanggup meng-capture keindahan wajah sang idola.
Ugh, yang bener aja, gerutu Arlea dalam hati setiap mengingat alasan yang dikemukakan Khansa dan Lia setiap nanya kenapa harus bawa kamera DSLR ke sekolah.
"Muka gue masih komplit kan?" tanya Khansa melirik ke Arlea dan ditanggapi dengan anggukan malas.
"Kalau lipstik gue masih nempel nggak?" tanya Lia polos memperlihatkan bibirnya yang tebal dan dihiasi sapuan lipstik yang nggak penuh di bibir ala ala artis korea.
Dengan gerak pasti, Arlea mengeluarkan tisu basah dari saku roknya, mengeluarkan selembar dan mengelap bibir Lia hingga lipstik menghilang dan digantikan warna alami bibirnya yang terlihat pucat.
"Eyaaaaaaa!" protes Lia dengan manja, memegang bibirnya yang tak lagi merah.
"Peraturan nomor 18. salah satunya bunyinya siswi dilarang memakai make-up berlebihan. Tau nggak kenapa? Karena dikhawatirkan akan mengundang..."
"Mengundang apa? Nafsu? Emang gegara liat gue lipstikan pada pengen nyosor gitu?"
"iya, mengundang hasrat orang."
"Hasrat apaan? Kalau bibir Lia kayak Gigi Hadid mah iya, bibir kayak kesengat lebah gitu. Apaan," timpal Khansa menengahi perdebatan Lia dan Arlea. Hasilnya, Khansa mendapatkan tabokan di lengannya.
"Sembarangan," protes Lia.
"Mengundang hasrat orang buat muntah. Nggak pantes lo masih kecil lipstikan. Kan ada tuh lipbalm kalau khawatir bibir kering."
Penjelasan Arlea membuat Lia mencibirkan bibir. Dari awal mereka berteman memang Arlea tidak terlalu suka dengan segala hal yang berbau berlebihan. Apalagi make up dan rok sekolah yang semakin kesini, rok semakin pendek atau rok panjang sepan yang nempel banget di badan udah kayak kulit beneran nempel.
"Eh tapi gue masih keliatan menawan kan, Sa?" tanya Lia berusaha nyuekin Arlea.
"Fabulous as always," jawab Khansa juga pura pura nyuekin Arlea.
Lamat-lamat di dekat lapangan basket terdengar suara siswi-siswi berteriak memanggil-manggil. Lia dan Khansa bergegas menghampiri sumber suara, sedangkan Arlea menggelengkan kepalanya sebal. Ya, siapa sih yang nggak sebal jika yang mereka elu-elukan adalah....
"Ardhan! Ardhan! Nengok sini dong!"
"Kyaaa! Mike! Farhan!"
Hish! Rasanya Arlea mau kabur saat itu juga kalau nggak demi Khansa dan Lia. Sementara Khansa dan Lia sibuk memotret Ardhan dan dua temannya yaitu Mike dan Farhan yang sama sama selebgram -meskipun follower mereka nggak sebanyak Ardhan-, Arlea menyibukkan dirinya duduk di depan kelas X IPA2 , sembari memainkan handphonenya dan mendengarkan lagu "Bad Boy" Red velvet lewat Sportify. Arlea berharap, saking banyaknya orang yang mengerubuti Ardhan, dia nggak akan sadar ada Arlea. Arlea cukup malu dengan peristiwa seminggu lalu. Baru kali ini Arlea mau keluar kelas karena nggak sanggup mengangkat muka saat berpapasan dengan salah seorang yang melihat Ardhan menciumnya.
Cium?
Muka Arlea memerah. Baru kali ini ada cowok yang mencium pipinya. Cowok kurang ajar yang dia harap tak akan ada kedua kalinya. Sama sekali nggak terasa manis dicium pipinya oleh cowok brengsek macam Ardhan. Lalu kenapa Arlea tersipu malu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Mimisan
Teen FictionGara-gara ngehindarin cowok brengsek, Arlea harus berurusan dengan cowok brengsek lainnya, cowok yang nggak banget ada dalam daftar cowok impian Arlea. Dan berkat itu, Arlea harus rela mendapat julukan miss mimisan. Mimpi buruk Arlea seakan tak berh...