Taki dan Tanuma melebarkan mata. Sedangkan Natori sudah menghentikan ceritanya. Pria itu menggigit bibir seakan cerita masa lalu itu mengoyak kembali luka lamanya. "Ini salahku" gumamnya lirih dan melirik kearah Natsume yang masih terbaring diatas brangkar.
"Lalu apa yang terjadi setelah itu?" tanya Taki. Natori menghela nafas, mengumpulkan keberaniannya untuk mengingat kenangan menyakitkan itu. matanya kosong menatap kedepan.
"Saat itu.."
Flashback on
"Dimana Takashi? Kau harus minta maaf padanya, bujuk dan tenangkan dia. Ayah mohon Shuuichi" paksa ayah sambil menarik-narik ujung pakaianku. "Dia tidak bersalah atas semua ini"
Aku mengangguk pelan, walau tubuhku masih saja terasa gemetar. Lututku terasa lemas, kakiku berat. Aku berlari keluar ruang rawat. Menelusuri lorong rumah sakit, mencoba mencari-cari sosok Takashi. Aku keluar area rumah sakit, berjalan menuju tempat-tempat yang pernah aku kunjungi bersama Takashi. Berharap ia ada disana.
"Aku bodoh.. Dia masih anak-anak, kenapa aku mengatakan hal sekejam itu" gumamku tak berhenti menyalahkan diri sendiri.
Aku mencari ke semua tempat, bertanya pada orang-orang yang berlalu lalang, hingga tubuhku terasa lelah. Aku duduk di kursi, mengistirahatkan kakiku sejenak. Aku panik. Kemana lagi aku harus mencari?
Mungkinkah dia pulang kerumah? Aku beranjak, berlari menyusuri jalan menuju jalan pulang. Aku tiba di rumah dan berjalan cepat menuju kamar Takashi, kamar itu kosong. Dia tak ada disana. Mataku membulat saat melihat tas yang biasa ia pakai ke sekolah juga tak ada disana, aku berjalan menuju lemari pakaian dan membukanya. Aku tercekat, setengah pakaiannya sudah tidak ada, buku tempat menyimpan foto orangtuanya juga sudah tidak ada.
"Takashi.." aku terduduk lemas. Takashi kabur dari rumah. Aku melihat sebuah buku bersampul cokelat diatas meja belajarnya, aku meraih buku tersebut dan membukanya. Air mataku jatuh, begitu aku membaca dua kalimat awal disana.
Ibu panti mengatakan padaku bahwa aku akan diadopsi. Aku sangat senang, aku akan berjanji pada diriku sendiri untuk menjadi anak yang baik.
Tokyo, 25 Desember 2018
Akhirnya aku bertemu dengan keluarga baruku. Mulai sekarang, aku akan membunyai seorang kakak laki-laki. Dia sangat tinggi dan tampan. Aku yakin dia orang hebat. Aku memberikan sarung tangan rajutanku padanya, dia terlihat senang. Lihat, ayah! Aku menjadi anak yang baik bukan
Tokyo, 31 Desember 2013
Aku dan ni–san pergi ke festival. Aku sangat senang, ia juga membelikanku cumi panggang. Aku berharap aku bisa terus bersama ni san dan ayah angkatku. Lalu tahun depan, kami bisa pergi kesini lagi bersama-sama.
Tokyo, 14 Januari 2014
Aku sedih. Ni san nampaknya terus dimarahi oleh tuan natori, padahal dia orang yang baik. Sejak saat itu, sikap ni san sedikit berubah. Ia juga selalu menghindariku saat aku mencoba bicara dengannya. Aku harap aku bisa menghiburnya.
Tokyo, 12 Mei 2014
Hari ini raportku sudah dibagikan. Aku peringkat pertama. Aku sangat senang. Aku sudah memberitahu tuan natori, dia sangat bangga padaku. Ini kesempatanku untuk bicara lagi pada ni san, beberapa bulan ini ni san selalu pulang terlambat karena kegiatan klub. Dia orang hebat, wajar saja dia sibuk.
Saat ia pulang, aku memberitahu nilai raportku pada ni san, namun lagi-lagi dia menghindariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reach the Sun (Fanfiction)
Teen Fiction[Wattys 'Long List 2018] [Complete] Taki Tooru, gadis cantik yang selalu dijuluki Himawari hime karena kepribadiannya yang ceria dan wajahnya yang cantik harus mengalami hari pertama masuk SMA yang jauh dari kata menyenangkan karena ia lupa menyetel...