Usai kejadian di toko buku itu, hubungan Nishimura dan Natsume tidak terlihat baik. Mereka yang biasanya mengobrolkan banyak hal sebelum sensei tiba kini terlihat saling menjauhi, terutama Nishimura yang bahkan enggan sekedar melihat pria berkulit putih itu.
Tempo hari, setelah Natsume dengan terang-terangan mengatakan bahwa ia sebenarnya menyukai Taki. Nishimura hanya diam membisu kemudian pergi dengan raut wajah kecewa. Tentu saja bagi seorang Natsume, ia sangat merasa bersalah. Tapi di sisi lain, jika ia tak mengakui perasaan itu dengan jujur. Kelak justru akan menyakiti Nishimura lebih dalam lagi.
Cinta pertama nya justru mem—buatnya harus bermusuhan dengan sahabatnya sendiri.
***************
"Jadi kau marah pada Natsume gara-gara itu?" tanya Kitamoto usai mendengar curhatan temannya itu.Nishimura membuka bungkus roti melonnya, ia memasang wajah masam dan mengangguk. Kitamoto menghela nafas, ia memang sudah menyadari ada yang aneh pada kedua temannya itu akhir-akhir ini, dan kini ia baru mengetahui penyebabnya usai Nishimura yang bercerita.
Kitamoto membuka kotak bento–nya. "Tapi mau bagaimana lagi, bukan? Perasaan bukan sesuatu yang bisa kau tahan. Kita tak tahu akan jatuh cinta pada siapa, begitu juga dengan Natsume karena memang hanya Taki gadis yang dekat dengannya"
Nishimura menyikut lengan Kitamoto, membuat pria bersurai hitam itu mengaduh, "Kau membela Natsume daripada sahabatmu ini?"
"Kalian berdua sahabatku—" sahut Kitamoto membuat Nishimura terdiam. "Aku tak suka jika kita bertengkar hanya karena wanita. Aku juga tak bisa menjauhi Natsume seperti yang kau minta. Hanya kau yang punya masalah dengannya, bukan aku"
"Aku juga tak suka, Natsume sebenarnya orang baik" gumam Nishimura lirih.
Kitamoto tersenyum mendengarnya, "Benar kan? kenapa kalian tak berbaikan saja?"
"Aku tak bisa" tandas Nishimura. "Mendengar dia bilang kalau dia menyukai Taki, itu selalu membuatku muak"
Kitamoto menghela nafas panjang, pria itu mengusap dagunya perlahan, terlihat berpikir. Ia sangat ingin persahabatan mereka kembali utuh seperti sebelumnya. Namun masalah cinta seperti ini memang sulit ditangani, ini menyangkut perasaan orang yang bersangkutan. Tidak boleh ada unsur paksaan. "Bagaimana jika kau tanya saja langsung pada Taki, siapa pria yang ia cintai? Dia yang berhak memilih"
Nishimura tersentak, ia mengalihkan pandangan.
"Kau takut?"
Nishimura hanya diam.
"Kau selalu takut, sebenarnya salahmu sendiri karena sejak dulu kau tak juga menyatakan perasaanmu padanya. Ini bukan masalah siapa yang lebih lama mencintai, tapi siapa yang lebih cepat menyatakan cintanya. Lebih baik kau nyatakan saja pada Taki, dari sikap mereka berdua. Aku yakin Natsume juga belum menyatakan perasaannya. Ambil kesempatan ini dan bertindaklah lebih cepat"
Nishimura menghela nafas, mendongak dan menyorot langit biru. Sorot matanya menyiratkan kegelisahan. "Benar juga.."
********************************
"Istirahat dua puluh menit! Lalu masuk ke adegan sembilan!"
"Ha'i"
"Natori! Aku punya berita bagus untukmu"
Pria bersurai cokelat dengan tindik telinga berjalan cepat menghampiri Natori yang duduk di bench. Natori menoleh, keningnya berkerut. "Berita bagus apa sampai membuatmu terlihat senang begitu" sahutnya.
Pria bersurai cokelat yang merupakan manajer nya itu menyerahkan beberapa lembar dokumen, senyumnya semakin mengembang saat melihat ekspresi Natori yang terkejut membaca dokumen ber—bahasa inggris yang ia pegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reach the Sun (Fanfiction)
Teen Fiction[Wattys 'Long List 2018] [Complete] Taki Tooru, gadis cantik yang selalu dijuluki Himawari hime karena kepribadiannya yang ceria dan wajahnya yang cantik harus mengalami hari pertama masuk SMA yang jauh dari kata menyenangkan karena ia lupa menyetel...