Bab Sembilan (Revisi)

10.8K 331 20
                                    

halooo semua aku kembali lagi dengan part terbaru, sedikit mau curhat nihh.....sebenarnya aku kecewa dengan para pembaca sekalian dengan respon kalian yang tidak antusias dengan karyaku, di part tujuh aku mengajukan beberapa pertanyaan pada kalian para pembacaku tercinta meminta pendapat kalian mengenai ceritaku ini, sayangnya tidak disespon sama sekali, awalnya karena kekecewaan dan sedih aku tidak ingin melanjutkan "My Heart Is Breaking" tapi karena pertimbangan pribadi mau kalian tertarik atau tidak dengan karyaku aku tetap akan nyelesaiaknnya sampai akhir, sekian curhatku. untuk yang uda vote aku ucapkan makasih banyak begitu juga untuk yang uda follow akun au big thanks

Mempercayaimu

Miko jaga Tiara untukku, teriak Siska sebelum menghilang dari ruangan mereka. Miko mendengus. Kenapa aku merasa menjadi pengasuh dari kalian berdua.

Di ruangannya Dante tampak gusar. Siska tahan semua panggilan telpon untukku.

"Baik sir". Perintah di copy. Bagaimana dengan rapatnya, sir?. Kenapa anda kembali sangat cepat?. Apa rapatnya dibatalkan?

"Aku tidak tahu". Dante menghubungi seseorang

"Tapi anda ____". Siska menghentikan pertanyaan yang baru akan meluncur dari bibirnya saat melihat wajah kusut Dante. Apa ada masalah?. Batin Siska

"Setelah melakukan panggilan telpone. Dante memerintahkan Siska untuk mengosongkan semua jadwal hari ini. Aku harus pergi ke rumah kakek sekarang juga.

"Baik sir". Apa ada masalah dengan tuan Widanta?".

Dante mengeleng. Kakek jatuh pingsan, keluarlah, aku harus menelpon seseorang.

Handphone Tiara berdering, nomor tidak terdaftar. Tiara mengabaikan pangilan di handphonenya. Sial siapa yang menelponya berkali-kali seperti ini.

"Halo ada yang bisa saya bantu?".

Ini aku Dante. Turunlah keparkiran sekarang juga.

"Dante...!!!. Aku tidak bisa, pekerjaanku masih sangat banyak. Aku tidak bisa keluar begitu saja, bagaimana kalau aku mendapat teguran dari atasanku. Alasan apa yang harus aku katakan.

"Jangan membantah Tiara". Aku yang akan bertanggungjawab. Aku tunggu lima belas menit diparkiran. Jangan pernah berpikir untuk tidak datang Tiara karena kau akan menyesalinya.

Tiara terlihat ragu dengan ancaman Dante. Sial maki Tiara untuk kesekian kalinya. Apa bajingan itu akan memecatnya jika aku tidak turun ke parkiran seperti yang diminta. Tiara mematikan komputernya dan bergegas merapikan pekerjaannya. Tina aku akan pulang duluan hari ini.

"Ada apa Tiara?". Apa ada sesuatu yang medesak?. Tanya Tina bingung melihat Tiara merapikan pekerjaannya dengan terburu-buru. Tiara mengangguk.

Baiklah, izinlah pada bagian HRD, kabari kalau ada yang bisa kami bantu. Tiara kembali mengangguk

Tiara berlari-lari keparkiran. Sopir Dante membukakan pintu penumpang untuk Tiara.

"Masuklah!". Perintah Dante melihat Tiara yang berdiri disisi mobil

Tiara mencoba mengatur napas. Kita mau kemana, sir?. Apa mungkin bajingan ini ingin membawanya ke apartemen, seperti yang diinginkan Dante.

Dante menarik Tiara. Masuk kedalam mobil sekarang juga, bentak Dante tidak sabar. Berhenti bertanya hari ini sudah dua kali kau menanyakan hal yang sama dan aku muak mendengarnya.

Tiara mencoba untuk tidak memukul kepala Dante. Dan kedua-duanya tidak ada yang anda jawab".

Dante menatap tajam Tiara.

My Heart Is BreakingWhere stories live. Discover now