Boohyun membuka pintu dan melihat seikat sinar mataharinya masih terbungkus di bawah selimut. Dia melihat jam dan menghela nafas.
"Anak ini ... benar-benar ..."
Jadi dia berjalan ke tempat tidur dan melihat Woohyun menggeliat karena gerakannya. Boohyun tersenyum dan berbaring di samping anak laki-laki yang lebih kecil, bersandar di sisinya saat dia menatap wajah bulat adiknya.
"My dongseng benar-benar memiliki wajah bulat ... hidung ini ... pipi ini ... bibir ini ... mata ini ... dahi ini... dagu ini ..."
Setiap area yang dia bisikkan, dia mengetuknya dengan ringan. dengan jari-jari nya.
Dengan cemberut, perlahan Woohyun membuka matanya.
"Aku benar-benar ingin tidur sekarang, hyung .." Woohyun menatap kakaknya.
Boohyun terkekeh dan mencubit pipi Woohyun dengan ringan. Dia merasa geli pada bagaimana saat dia memundurkan jari-jarinya, pipi dongsaengnya berubah menjadi merah muda.
"Berapakah umur mu?"
"Hah?"
"Berapakah umur mu?" Tanya Boohyun.
Woohyun berpikir Boohyun serius bertanya padanya. Dia mendongak sambil menghitung jari-jarinya, bibirnya menggumamkan hitung-hitungannya.
Betapa sulitnya untuk mengurangi jumlahnya, Boohyun berpikir itu sangat lucu.
"Aigooo ... kapan bayi kecil ku ini akan lebih baik dengan matematikanya ?!" Boohyun tertawa, menarik adik laki-lakinya yang lebih kecil ke pelukan eratnya.
Woohyun cemberut, merasa sedikit marah. Dia tidak pernah bisa mengalahkan kakaknya dalam belajar, sejak dia masih kecil. Satu-satunya hal yang bisa dia mengalahkan saudaranya adalah musik. Dan itu karena Boohyun menolak bernyanyi. Tentu saja Boohyun menolak, jika musik adalah satu-satunya hal yang bisa membuat adik tersayangnya merasa berguna untuk semua orang.
"Lepaskan aku! Lepaskan aku! Hyung! Kau berat!" Woohyun berjuang untuk melepaskan dirinya.
Boohyun mematuk pelipis dan dahi dongsaengnya, menyebabkan Woohyun berhenti, menatap Hyung nya dengan polos.
Matanya yang jernih selalu membuat siapapun kagum, seolah meminta perlindungan dan kenyamanan sepanjang waktu kepada siapa pun yang memandangnya.
"Selamat pagi, Baby Hyun ... cepatlah, aku membuatkan sarapan yang enak untuk kita," kata Boohyun dengan manis.
Woohyun tertawa girang dan memeluk Hyung nya kembali. Hyung nya selalu memanjakannya, menyayanginya, tidak peduli apa dan kapan.
"Hyunggggggg ~~~"
"Bangun sekarang ... atauuu ..."
"Atau?" Woohyun memiringkan kepalanya dengan manis.
Boohyun terkekeh dan meraup dongsaengnya, serta mengayunkannya. Pria yang lebih kecil itu berteriak minta tolong saat dia berpegangan pada Hyungnya dengan erat.
"Kau kehilangan berat badan," kata Boohyun setelah beberapa saat.
Woohyun, yang masih pusing, terlihat bingung dan kosong tidak menjawabnya. Boohyun mulai khawatir. Adik laki-lakinya tidak pernah menjadi bocah yang gemuk sejak kecil. Hanya pipinya yang menjadi gemuk atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TransFic] Protective Brothers
FanfictionEnam bersaudara INFINITE bersikap protektif terhadap Namu cutie mereka. Author : ZeroInfinity Translator : Sinawa96 Link : https://www.asianfanfics.com/story/view/1212579/protective-brothers-gyuwoo © Asianfanfiction