Bagian 8

106 19 1
                                    

Matahari senja tak nampak di langit sebelah barat. Langit kelabu sejak pagi hari. Alam bagai menyiratkan kesenduannya hari itu.

Taehyun, Yongguk, Sanggyun, dan Donghan sudah ada di sebuah tempat yang telah di tentukan untuk mengeksekusi Minhyun. Sebuah pulau kecil namun dengan ombak pantai yang besar dan juga batu karang serta hutan dengan pepohonan lebat yang berada tak jauh dari bibir pantai yang menjadi tempat untuk mengeksekusi Minhyun. Tempat itu cukup sepi. Karena hanya dihuni oleh beberapa orang keluarga saja.

"ombaknya sangat mengerikan. Suaranya benar – benar seperti pengiring kematian." Ujar Sanggyun sedikit berteriak.

Ketiga teman yang lain pun mengangguk mengiyakan pendapat tersebut.

"dimana posisi kita yang strategis?" teriak Donghan seraya melempar pandang ke sekeliling.

Semuanya memandang sekeliling. Taehyun dengan cermat memperhatikan situasi. Lalu dia menunjuk ke tiga lokasi. Dia tak mau mengeluarkan suara dengan berteriak karna omongan biasa tak akan terdengar oleh lainnya karena suara ombak yang berbenturan batu karang sangatlah menggelegar.

Penempatan lokasi di setujui oleh semua orang. Karena pantai tersebut tak jauh dari pepohonan – pepohonan dan banyak batu karang yang besar – besar, maka tiga tempat yang ditunjuk Taehyun adalah dua di balik pepohonan hutan di dekat pantai, dua lagi di atas batu karang yang letaknya lumayan tinggi dan terlihat ada celah – celah yang bisa untuk bersembunyi.

"jadi kapan kita menempati posisi kita?" tanya Yongguk sembari melangkah mendekati Taehyun. Hal yang sama juga dilakukan oleh Sanggyun dan Donghan.

"sebentar lagi. Kita tunggu sampai Hyunbin dan Minhyun datang." jelas Taehyun. "nanti tunggu kode dariku." Tambahnya.

"baik, bos." Jawab Yongguk, Donghan, dan Sanggyun bersamaan.

"Donghan, kau di batu karang sebelah sana, dan kau Sanggyun, di batu karang sebelah sana." Ujar Taehyun.

"iya." Balas Donghan dan Sanggyun bersamaan.

"dan kau Guk, kau dan aku di balik hutan sana sembari mengawasi kedatangan Hyunbin dan Minhyun." kali ini Taehyun memberi instruksi kepada Taehyun.

"baiklah, bos. Kalau begitu, aku ke posisi sekarang. Aku akan melihat apakah Hyunbin sudah datang apa belum."

"ya." Balas Taehyun.

"tunggu." Potong Donghan cepat. "ngomong – ngomong, nanti kita buang mayat Minhyun dimana?" tambahnya.

"apa kita buang saja di laut lepas sana?" usul Sanggyun.

"jangan. Walaupun nanti dia akan tenggelam dan terbawa ke tengah laut dan mungkin akan dimakan ikan besar, tapi aku sarankan jangan." Tolak Taehyun.

"lantas, kemana kita akan membuang mayat itu, bos?" tanya Donghan.

"kita minta persetujuan Hyunbin. Jika dia menyetujui mayat Minhyun dibuang, kita cari tempat yang aman untuk membuangnya. Jika dia menghendaki untuk mengubur mayat itu, kita usahakan untuk menguburnya."

"buat apa kita repot – repot mengubur mayat orang yang sesungguhnya akan membawa kita pada malapetaka, bos?" kata Yongguk.

"selain untuk solidaritas kepada Hyunbin, itu juga sebagai rasa kemanusiaan dan tanggung jawab kita." Balas Taehyun mantap.

Yongguk dan Sanggyun diam. Mereka merasa tak pantas membantah perkataan Taehyun tadi. Taehyun benar.

"sudah hampir pukul lima, tapi tanda – tanda kedatangan Hyunbin belum ada juga." Ucap Donghan memecah keheningan.

TWILIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang