Gue adalah mahasiswa teknik sipil semester tiga. Jauh – jauh dari kota Semarang merantau ke kota Surabaya hanya untuk menuntut ilmu pertukangan. Pertama kali masuk kuliah rasanya seneng banget bisa lihat cewek – cewek cantik. Nama lengkap gue Sarjono Wahyu Kanjeng Mas Pangabhekti. Konon, gue adalah anak keturunan darah biru. Saat itu gue hampir tidak percaya. Jelek – jelek gini, gue ini keturunan raja. Pernah waktu kecil gue main petak umpet sama adek sepupu gue. Saat itu gue jatuh dari pohon mangga. Kaki kananku terluka cukup parah. Ternyata benar darahku berwarna biru. Setelah gue telusuri ternyata itu bukan darah, akan tetapi kotoran burung perkutut yang kebetulan mengenai kaki kananku yang terluka.
Mungkin nama panjang gue terlihat kayak orang ndeso. Tapi, teman – teman gue lebih suka memanggilku "Helly". Gue pikir nama Helly cukup keren dan kedengeran kayak nama orang – orang barat. Setelah saya telusuri bersama mbah google, ternyata nama Helly identik dengan nama hewan peliharaan. Gue jadi teringat sepenggal lirik lagu anak – anak yang waktu dulu gue pernah nyayikan. "Helly kuk..kuk...., Kemari kuk..kuk.. ayo lari – lari." Sampai sekarang mereka tetap memanggilku dengan nama "Helly". Gue sendiri tidak mempermasalahkan tentang nama tersebut. Paling – paling kalau ada temen gue yang manggil "Helly", Gue sudah siap membawa celurit.
Selama di kampus gue sering di jadikan target pembullyan secara berjama'ah. Beruntung, gue punya sahabat dekat yang baik hati dan selalu mendukung gue. Namanya Yoga Adi Syaputra. Dia asli orang blok M alias Madura. Seperti yang kita tahu, orang Madura terkenal dengan wataknya yang keras kepala. Tapi, jauh berbeda dengan Yoga. Setiap kali ada teman – teman yang membully dirinya. Dia hanya bisa diam dan cengar – cengir sendiri gak jelas. Kami berdua sudah bersahabat cukup lama. Kemanapun kami selalu berdua. Bahkan, masuk ke toilet kita pernah berdua. Mungkin teman – teman pikir, gue dan Yoga LGBT. Padahal tidak, gue hanya suka sama suka saja.
Biasanya kalau siang – siang gini, gue dan Yoga suka nongkrong di warung kopi. Biasanya gue pesen kopi satu gelas untuk berdua. Berhubung paketan gue udah habis, terpaksa gue harus numpang wifi gratis. Gue sudah lama hidup menjomblo. Kalau lihat teman – teman yang sudah pacaran rasanya gue iri. Gue pingin mencari pacar yang solehah dan baik hati. Saat itu gue pernah dikenalin sama Yoga dengan cewek bercadar.
Yoga : Beneran kamu mau punya pacar?
Gue : Iya, gue kan masih normal.
Yoga : Lihat tuh ada cewek bercadar. Gue yakin seratus persen, pasti dia cantik dan solehah
Gue : Yang mana, Yog?
Yoga : Itu, yang duduk di bawah pohon
Gue : Tapi gue takut kalau nanti di tolak
Yoga : Gak usah takut. Nih, gue kasih ajian jaran goyang. Di jamin tokcer.
Gue : Astagfirullah, Dosa tau?
Aku mulai melangkah dengan penuh percaya diri. Ku bawakan satu tangkai bunga mawar yang aku petik dari pot bunga. Gue mulai mendekati cewek bercadar ini. Gue sedikit agak grogi ketika cewek ini melihat gue membawakan bunga untuk dirinya. "Boleh kenalan, Mbak?" tanya gue sedikit gugup. "Kamu siapa?" cewek ini balik bertanya. "Kenalin, Gue Helly Mahasiswa teknik sipil ITS." ucap gue seraya bersalaman dengan cewek ini. Terlihat kedua tanganya memakai sarung tangan berwarna hitam. "Nama kamu siapa?" tanya gue dengan nada genit. "Namaku Anisa Rahma Mayangsari." jawab Anisa dengan lirih. "Ouh, nama yang cantik." puji gue. Saat itu, tiba – tiba Si Yoga nongol dari arah belakang. "Cadarnya boleh di buka sedikit mbak?" ucap Si Yoga yang membuat hati Anisa sedikit tersinggung. "Boleh." Saat itu juga Anisa langsung membuka cadarnya dan apa yang terjadi?. Kami berdua langsung lari terbirit – birit setelah mengetahui kalau Anisa itu bibirnya mrongos lima centi alias "Bimoli". Nah, sejak saat itulah gue kapok kenalan sama cewek bercadar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLMK - CERITA LUCU MANTAN KEKASIH
HumorKumpulan cerita lucu yang wajib anda baca di tahun 2018! Kalau nggak lucu boleh protes sama penulisnya.